BREAKING NEWS

Menulislah Untuk Orang Lain

Pradirwan saat mengisi sesi berbagi tentang menulis. (Photo: Gigeh Hari Prastowo) 

"Aku belajar dan membaca agar umur orang lain berguna bagiku, dan aku menulis agar orang lain mengambil manfaat atas umurku." ~ Felix Siauw.

Pradirwan ~ Entah sejak kapan kebiasaan menulis itu aku mulai. Awalnya mungkin sekadar iseng-iseng saja. Menuliskan segala sesuatu yang terlintas di kepala, menyalurkan ide-ide yang beterbangan, tidak bertujuan untuk mencari uang, hanya mencatat hal-hal yang aku sukai, atau yang sedang aku pelajari, atau sekadar meninggalkan jejak.


Workshop Jurnalistik Kanwil DJP Jabar I di Bandung,  24-25 Oktober 2019

Itulah kenapa tulisan-tulisan yang aku posting tidak bercerita tentang satu bidang saja. Sesekali aku menulis catatan harian, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, sesekali tentang pajak, membahas pertanyaan yang paling sering ditanyakan Wajib Pajak, kadang-kadang aku membuat reportase, opini, cerpen, bahkan puisi. Sebagian ditulis hanya untuk kepuasan hati, sebagian lagi untuk mencatat apa saja yang aku ketahui.

Pelan tapi pasti, tulisan-tulisan sederhana itu mendapat tempat di hati para pembaca. Beberapa tulisan di antaranya bahkan ada yang masuk daftar pustaka pembuat skripsi.

Ada pembaca yang membaca hanya sekali, ada yang baca berulang kali sambil senyum-senyum sendiri, ada pula yang bolak-balik membaca sampai berkali-kali, bahkan puluhan kali, sehingga mendongkrak banyaknya view di media tempat tulisan itu berada.

Dari semua hal yang aku tulis dan statistik tulisan itu membawaku kepada kesimpulan, menulis tema yang informasinya dibutuhkan manusia sepanjang masa, cocok dengan kondisi pembaca, dan dianggap bermanfaat, itu paling banyak mendapat perhatian pembaca. Misalnya, tulisan tentang cara daftar NPWP secara elektronik atau e-reg, alasan-alasan kenapa permohonan NPWP online tidak disetujui, atau kisah yang tertuang dalam puisi-puisi galau tentang rindu, senja, hujan, dan long distance relationship.

Jangan ragu untuk menulis dan membagikannya di beranda media sosial atau blog kita karena followers bisa membagikannya. Tulisan kita menjadi mirip bisnis multi level marketing dengan system downliner, semakin banyak downliner, bisnis semakin maju dan menggurita.

Tulislah semua yang bermanfaat, syukur-syukur bisa menginspirasi dan memberikan solusi pembaca. Belajarlah menulis sebaik mungkin, mengikuti kaidah kepenulisan, dan jangan alergi dengan kritik dan saran.

Menulislah setiap hari untuk meninggalkan jejak dan melatih diri. Semakin sering seseorang menulis, maka ide-ide di kepala semakin banyak, semakin liar, dan cepat dituangkan dalam tulisan. Sebaliknya, semakin jarang menulis, otak akan semakin tumpul dan ide-ide semakin kering.

Menulis setiap hari berbeda dengan memposting setiap hari. Apa yang kita tulis tak melulu harus selalu harus diposting. Catat saja dulu dalam notebook untuk sewaktu-waktu diselesaikan tulisan tersebut. Baca ulang, edit, baru kirim.

Perbanyaklah bacaan. Itu akan mempengaruhi pola pikir kita, wawasan, sudut pandang, dan memperbanyak kosakata. Selain itu, hasil membaca bisa kita tuangkan dengan gaya menulis sendiri. Bacaan akan memperkaya pengetahuan yang sangat berguna untuk pengembangan tulisan kita. Rohani kita pun mendapatkan hak untuk memperoleh makanan. Buya Hamka menyatakan, membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik.

Tulisan kita pada akhirnya akan diterima oleh pembaca, asal dikomunikasikan. Kita tak akan pernah tahu, tulisan itu bisa berguna bagi orang lain atau tidak sampai dibagikan. Menulislah untuk orang lain.

Pradirwan
Bandung, 25 Oktober 2019

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes