BREAKING NEWS

Neil Bekali Pegawai Baru Visi DJP dan Reformasi Pajak

Kakanwil DJP Jabar I, Neilmaldrin Noor, saat memberikan ceramah.
Pradirwan - Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor, memberikan ceramah Reformasi Perpajakan kepada 34 Peserta Pelatihan Teknis Orientasi untuk Pegawai Pajak Angkatan I, di Pusdiklat Paskhas, Kompleks Lanud Sulaiman Bandung (Senin, 1/7). Acara yang digelar Balai Diklat Keuangan Cimahi itu bertujuan meningkatkan kompetensi para pegawai baru DJP.

Dalam kesempatan tersebut, Neil menyebut visi DJP menjadi institusi penghimpun penerimaan negara yang terbaik demi menjamin kedaulatan dan kemandirian Negara akan dapat diwujudkan apabila semua pegawai menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

“Total anggaran yang dibutuhkan dalam APBN 2019 sekitar Rp2.200 triliun. 80%-nya berasal dari sektor perpajakan. Jadi sudah jelas kita semua (pegawai DJP) penting dalam tugas dan fungsi masing-masing untuk mencapai visi kita,” ujarnya.

Selain itu, menurut Neil, penerimaan pajak idealnya dikumpulkan karena kepatuhan sukarela wajib pajak (WP). “Pada dasarnya kita mengharapkan pajak ini datang secara sukarela, bukan karena perasaan terpaksa. Jika tingkat kepatuhan WP sudah mencapai ini, maka tujuan akhir visi menjamin kedaulatan dan kemandirian Negara bisa terwujud. Oleh karena itu, reformasi perpajakan menjadi sangat penting dilakukan,” katanya.

Neil menambahkan, terlebih dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, dan lain sebagainya. “Menghadapi tantangan tersebut, DJP pun dituntut untuk berubah. Pelayanan kita ke depan berbasis teknologi. Dan teman-teman semua akan menjadi agen perubahan DJP menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Neil berpesan agar tetap menjaga semangat berkompetisi tanpa melupakan bekerjasama dalam sebuah tim. "Ibarat kereta yang berjalan, sebagai orang baru diharapkan bisa naik dan mengikuti irama institusi. Namun tidak hanya naik saja dan jadi penonton. Lihat mana yang bisa diperbaiki, lalu sempurnakan. Saya harapkan teman-teman jadi motor atau darah baru bagi institusi DJP, bukan hanya 'mengekor' yang sudah ada, namun berinovasi dengan karya-karya terbaik bagi institusi. Inilah semangat reformasi perpajakan sesungguhnya," ujarnya.

Ia menambahkan, sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, maka nilai-nilai Kementerian Keuangan harus berjalan. “Jaga selalu integritas. Tak seperti ujian lainnya yang hanya sewaktu-waktu, Pegawai DJP akan mengalami ujian integritas setiap hari. Kita harus dapat mewujudkan aparatur pajak yang berintegritas, kompeten, dan profesional. Buat cita-cita setinggi mungkin, ikhtiarkan, dan lakukan dengan baik. Dengan cara itu, tujuan reformasi perpajakan membuat DJP yang kuat, kredibel, dan akuntabel dapat segera terwujud," pungkasnya. (HP)

sumber: pajak.go.id

DJP Dorong UMKM Menuju Sistem Digital

Pembukaan Gebyar UMKM Sahabat Pajak
Pembukaan Gebyar UMKM Sahabat Pajak

Pradirwan - Kanwil DJP Jawa Barat I menggelar acara Business Development Services (BDS) 2019 dengan tajuk “Gebyar UMKM Sahabat Pajak” di Auditorium Gedung Keuangan Negara (GKN), Jalan Asia Afrika No.114 Kota Bandung (Selasa, 02/07). Kegiatan ini merupakan rangkaian agenda menyambut Hari Pajak Nasional yang diperingati setiap 14 Juli.

Baca juga: 
Berburu Hikmah dari Kumpulan Kisah

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor mengatakan BDS ini merupakan program rutin yang dilaksanakan sejak 2015 lalu dalam rangka membina dan mendorong pengembangan UMKM. "Melalui BDS ini, kami mendorong dan membina secara berkesinambungan sehingga meningkatkan kesadaran, keterikatan, dan kepatuhan terhadap pajak," ujarnya.

Baca juga: 
KPP Ciamis-BNI Ajarkan ‘Berbisnis Out Of The Box’

Menurutnya, saat ini jumlah pelaku UMKM mencapai sekitar 60 juta dan berkontribusi sebanyak 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) skala nasional. Namun, kata dia, hanya 1,5 juta yang tercatat sebagai pembayar pajak. "Dari UMKM tersebut, jumlah kontribusinya sebesar 2,2% terhadap total penerimaan pajak penghasilan yang dibayarkan sendiri oleh wajib pajak," ungkapnya.

Neil menjelaskan, Kanwil DJP Jawa Barat I berupaya memberikan pembinaan yang tepat untuk pelaku UMKM agar bisa melakukan manajemen usaha yang baik. Hal ini dimaksudkan agar bisnisnya dapat terus berkembang dan menjadi besar. "Sejalan dengan Era Revolusi Industri 4.0, maka para pelaku UMKM juga harus terbuka untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru," ucapnya.

Baca juga:   
Neil Bekali Pegawai Baru Visi DJP dan Reformasi Pajak

Neil berharap, secara bertahap UMKM diharapkan dapat bertransformasi dari sistem konvensional menuju sistem digital. Menurutnya, dengan menggunakan sistem digital UMKM bisa berdaya saing lebih tinggi. "Dari sisi pemasaran, adopsi teknologi informasi memberikan jangkauan pasar yang jauh lebih luas. Sementara dari sisi operasional, adopsi teknologi digital akan memberikan efektivitas dan efisiensi yang besar," jelasnya.

Ia menambahkan, penggunaan teknologi juga akan meningkatkan penerimaan perpajakan. "Jika usaha makin mapan dan berkembang, maka peluang berkontribusi kepada negara lewat pembayaran pajak akan semakin baik," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, dalam acara tersebut diisi seminar pengembangan bisnis UMKM. Ketua Komunitas Benua Citra Niaga Balantik, Mohammad Fadli, menjadi pembicara. Fadli menyampaikan materi tentang Perencanaan Usaha dan Perijinan yang dilakukan komunitasnya sejak tahun 2015. "Komunitas kami berdiri sejak 2015, terus berkembang hingga saat ini beranggotakan 300 UMKM di Bandung," ujar Fadli.

Selain peserta dari Komunitas Benua Citra Balantik, Asosiasi Industri Menengah Kecil Agro (AIKMA) turut serta meramaikan acara ini. Komunitas yang berdiri sejak 2006 itu beranggotakan UMKM yang sebagian besar bergerak di industri makanan minuman, dan lebih spesifik lagi anggotanya didominasi oleh kaum ibu-ibu. Dua komunitas UMKM inilah yang menjadi "UMKM Sahabat Pajak” Kanwil DJP Jawa Barat I.

Hal ini ditandai dengan Penandatanganan MoU antara Kanwil DJP Jawa Barat I dengan Benua Citra Niaga Balantik dan AIKMA. MoU ini berupa kesepakatan kerjasama dalam membina dan mendorong pengembangan usaha UMKM secara berkesinambungan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kontribusi UMKM kepada negara.

Anggota Benua Citra Niaga Balantik dan AIKMA meramaikan bazar dengan berbagai pilihan menarik berupa produk fashion, craft, dan kuliner beraneka ragam. Pengunjung yang terdiri dari pegawai di lingkungan Gedung Keuangan Negara dan kantor-kantor di sekitar jalan Asia Afrika tampak memadati Auditorium GKN.

Kegiatan BDS ini menjadi langkah awal bersama antara Kanwil DJP Jawa Barat I dengan para UMKM Sahabat Pajak untuk bersinergi dan menjalin kerja sama yang berkesinambungan dengan semangat memberikan kontribusi terbaik untuk negeri Indonesia sekaligus meningkatkan kesadaran pajak UMKM. (HP)

sumber : pajak.go.id

Neil Sebut Pentingnya Jiwa Korsa

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor saat menjadi Inspektur Upacara dalam pembukaan Pelatihan Teknis Orientasi Untuk Pegawai Pajak Angkatan II yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keuangan Cimahi di Pusdiklat Paskhas, Lanud Sulaiman (Rabu, 3/7).


Pradirwan - Kecintaan terhadap suatu lembaga wajib dimiliki oleh setiap Sumber Daya Manusia di dalamnya. Demikian disampaikan oleh Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor saat menjadi Inspektur Upacara dalam pembukaan Pelatihan Teknis Orientasi Untuk Pegawai Pajak Angkatan II yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keuangan Cimahi di Pusdiklat Paskhas, Lanud Sulaiman (Rabu, 3/7).

Dalam amanatnya, Neil mengatakan bahwa maksud pelatihan ini adalah sebagai upaya peningkatan disiplin dan jiwa korsa. "Solidaritas dalam bentuk jiwa korsa sangatlah penting, tidak hanya di militer, nilai luhur itu harus pula diterapkan dalam berorganisasi, termasuk di Direktorat Jenderal Pajak (DJP)," katanya.

Lebih lanjut Neil mengibaratkan DJP sebagai satu kesatuan bangunan. "Saya berharap kita (para pegawai DJP) menjadi bangunan yang kuat dari level bawah hingga ke atasnya,” tegas Neil.

Pada akhir amanatnya, ia berpesan agar semua peserta bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini. “Taati semua peraturan yang berlaku selama kegiatan berlangsung dan jangan lupa selalu menjaga kesehatan," pungkasnya. (GHP/HP)


Sumber : pajak.go.id

Tingkatkan Mutu Pelayanan, DJP Gelar Lokakarya

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor saat memberikan sambutan dalam Lokakarya Peningkatan Mutu Pelayanan tahun 2019 yang diselenggarakan P2Humas DJP di Dago Pakar, Bandung (Rabu, 26/6).

Pradirwan - Pelayanan menjadi salah satu fungsi yang memiliki peranan penting dalam proses bisnis perpajakan di era saat ini. Peningkatan kepercayaan, kesadaran, serta kepatuhan sukarela dari wajib pajak salah satunya dapat ditempuh dengan memberikan kualitas pelayanan perpajakan. Pun demikian dengan citra DJP, sebagian besar ditunjang dan diwakili oleh proses bisnis pelayanan. Karena pelayanan dapat langsung menyentuh seluruh lapisan stakeholder (wajib pajak) tanpa mengesampingkan proses bisnis pengawasan, serta penegakan hukum perpajakan.

Demikian disampaikan Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I Neilmaldrin Noor saat memberikan sambutan dalam Lokakarya Peningkatan Mutu Pelayanan tahun 2019 yang diselenggarakan P2Humas DJP di Dago Pakar, Bandung (Rabu, 26/6).

Lebih lanjut, Neil mengatakan, DJP harus senantiasa melakukan peningkatan kualitas pelayanan. "Sejalan dengan arah kebijakan DJP dalam hal pelayanan untuk mewujudkan kepatuhan sukarela dari para Pembayar Pajak (Tax Payers), maka DJP harus menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada para wajib pajak. Continuous improvement menjadi hal yang tidak dapat dihindari sebagai bagian dari perwujudan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan yaitu Pelayanan dan Kesempurnaan," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Neil menjelaskan wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Barat I dan tantangannya. "Wilayah kerja Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I terdiri dari 15 pemerintah daerah Tingkat II Kota dan Kabupaten (10 Kabupaten dan 5 Kota) di sebagian wilayah provinsi Jawa Barat. Keseluruhan wilayah tersebut dilayani oleh 15 Kantor Pelayanan Pajak Pratama, 1 Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan 2 KP2KP yang salah satunya sudah menjadi KPP Mikro (Banjar).

Kehadiran 18 unit vertikal tersebut dianggap masih kurang mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada Wajib Pajak. Oleh karena itu didirikanlah 10 Pos Pelayanan Pajak. Pendirian Pos Pelayanan Pajak tersebut memang semata-mata berangkat dari kenyataan akan luasnya wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan letak KPP yang belum tentu berada di wilayah kerjanya. Ihwal perbedaan letak kantor dengan wilayah kerja memang PR tersendiri bagi Direktorat Jenderal Pajak," tutur Neil di hadapan para Kasi Bimbingan Pelayanan dan Konsultasi Kanwil seluruh Indonesia itu.

Neil mencontohkan Pos Pelayanan Pajak Surade yang merupakan wilayah kerja KPP Pratama Sukabumi. "Pos Pelayanan Surade ini 5 jam perjalanan dari Sukabumi. Menempuh jalur yang 'eksotis'. Potensinya bagus. Ramai. Saat ini masih 'nebeng' ke kantor pos. Tapi itulah wujud pelayanan sesungguhnya. Menjangkau hingga pelosok agar Wajib Pajak merasakan pelayanan kita dengan mudah dan murah. Kita masih harus meningkatkan pelayanan kita," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pelayanan, Penyuluhan, dan Hubungan Masyarakat (P2humas) DJP, Hestu Yoga Saksama, mengatakan Indeks Kepuasan Pelayanan dalam 3 tahun terakhir selalu meningkat. “Survei yang dilakukan lembaga independen menunjukkan bahwa Indeks Kepuasan Pelayanan nilainya selalu di atas 80% dan grafiknya naik. Saya harap, tren ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan,” kata pria yang akrab disapa Yoga ini.

Lebih lanjut Yoga menjelaskan bentuk Pelayanan DJP di masa depan akan mengurangi interaksi antara wajib pajak dengan petugas pajak. “Sekarang era industry 4.0 di mana proses bisnis banyak yang berubah. Kita harus menyesuaikan itu agar tak ketinggalan jaman. Arah pelayanan kita ke depan akan berbasis web,” ujarnya.

Yoga mencontohkan selain e-filing, permohonan Surat Keterangan Fiskal saat ini bisa dilakukan secara online. “Contohnya permohonan Surat Keterangan Fiskal. Wajib Pajak dapat menyampaikan permohonan melalui djponline (djponline.pajak.go.id) saja. Tak perlu datang ke kantor pajak,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, wajib pajak yang melaporkan surat pemberitahuan (SPT) pajak tercatat telah mencapai 8,2 juta WP dan 90 persen WP menggunakan e-filing. “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat makin banyak yang merasakan efektivitas pelaporan SPT secara daring. Kita punya modal yang cukup untuk reformasi ke depannya,” ungkapnya.

Meski begitu, Yoga meminta untuk terus mengedukasi wajib Pajak. “Kita masih tetap harus memberikan edukasi kepada WP supaya makin berkurang WP yang mengisi e-filing tapi tetap datang ke kantor pajak dulu,” pungkasnya.

Selain para kasi Bimpelkon, acara ini dihadiri Kasubdit Pelayanan Yari Yuhariprasetia, Kabid P2humas Kanwil DJP Jabar I Reny Ravaldini, dan sejumlah pegawai lainnya. (HP)

Sumber : pajak.go.id

Surat Untuk Anakku Kelak

Sudah lama ku ingin menulis surat ini untukmu, Nak (Pradirwan)


Assalamu’alaikum calon anakku,

Surat ini dari Ayah. Lelaki yang mengharapkan kedatanganmu ke dunia sejak belasan tahun lalu. 

Lelaki yang akan mencintaimu sepenuh jiwa, tanpa syarat.  Sebagaimana cintaku untuk ibumu, orang yang telah menjadi pelengkap hidupku selama ini.

Entah pada usia berapa engkau akan membaca suratku ini. 

Ayah menulis surat ini dalam kegelapan malam. Usai melantunkan ayat-ayat suci Alquran, di samping Ibumu yang khusuk mendengarkan, sebelum mimpi-mimpi membawanya terlelap.

Saat Ayah menulis surat ini, usiamu hampir genap empat bulan beberapa hari ke depan. Tulisan ini adalah ungkapan kerinduan dan cinta Ayah padamu. 

Meski sebetulnya tulisan inipun tak sanggup menggambarkan betapa Ayah sangat bersyukur kepada Allah yang telah menitipkan dirimu kepada kami, orang tuamu. 

Ayah bahagia sekali mengetahui engkau sedang tumbuh kembang di perut ibumu saat ini.

Wahai anakku. 

Saat Ayah mengetahui dirimu akan hadir, sepertinya itu menjadi hari bersejarah bagi Ayah. Ayah memastikan kabar itu dengan mengantar ibumu ke dokter. 

Ayah ingat sekali, meski harus bolak-balik, rumah-kantor-rumah sakit, Ayah ikhlas. Semua terbayar ketika dokter mengucap kata selamat. 

Tak lupa, dokter itu berpesan agar kami selalu menjagamu. Kamu masih sangat lemah. 

Ibumu jangan sampai kecapean. Itu yang membuatku saat ini mengambil alih sebagian rutinitas ibumu mengurus rumah tangga. Apa itu? Kelak dirimu akan mengetahui.

Anakku. 

Kami berharap, kau akan menjadi anak yang sholeh/sholehah. 

Jangan lupakan hati untuk menebar kebaikan, merawat kebaikan, dan berprasangka baik di manapun kau berada. Yakinlah, Allah selalu membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih baik lagi.

Anakku. 

Apakah Ayah akan dapat mengazanimu ketika kamu lahir? Apakah Ayah masih di sampingmu saat kamu membaca surat ini? Apakah Ayah akan bisa melihatmu beranjak dewasa? 

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi kekhawatiran terdalam yang selalu Ayah rasakan. Masih teringat jelas, saat kakakmu dulu hanya bertahan kurang dari 3 bulan di perut ibumu. 

Mungkin ini hanya kekhawatiran semu semata, karena Ayah takut kehilangan lagi. Ayah percaya, setiap kejadian selalu meninggalkan hikmah.

Anakku. Ingatlah nanti jika kau beranjak dewasa. Akan banyak tantangan yang akan kamu hadapi. Hidup tak selamanya mudah. Bersandarlah selalu pada Allah, Tuhan semesta alam.

Jika diingat-ingat, perjalanan hidup Ayah juga tak mudah. Ada banyak pelajaran kehidupan yang tak semua bisa Ayah temui di sekolah. 

Bagi Ayah, kehidupan yang Ayah jalani ini adalah sebuah perjalanan, dan perjalanan merupakan proses. Karena sebuah proses, Ayah tak selamanya benar. Sesekali melakukan kesalahan. Ayah anggap itu bagian dari pembelajaran.

Anakku. Jangan pernah takut memulai perjalananmu sendiri. 

Kesuksesan hidupmu nanti ditentukan saat kapan dirimu memulai. 

Seperti kata Ayah, perjalanan merupakan sebuah proses, maka mulailah proses itu, kelak pasti akan sampai pada tujuanmu. 

Pun bila tidak sesuai dengan tujuan awal, yakinlah setiap perjalanan pasti akan selalu menemukan ujungnya.

Maka sekali lagi, jangan khawatirkan ke mana kelak akhirnya menuju. Pastikan saja langkah kita selalu berpijak pada kebenaran. Karena prinsipnya, pilihan langkahlah yang pada akhirnya menjadi penentu. 

Ya, oleh karena itu percantiklah setiap langkah perjalanan itu dengan kebaikan dan kebermanfaatan. 

Jika sudah begitu, durasi tak lagi penting ketika kita terlanjur bahagia dalam perjalanan, apatah lagi hanya sebuah tujuan. Bukankah hidup demikian?

Apalagi yang membuat harga hidup seseorang bernilai selain kebermanfaatannya untuk banyak orang?

Maka, isi perjalanan kita dengan berbagai kebaikan.

Anakku, semoga Allah selalu melindungimu. 

Maafkan Ayahmu yang tak sempurna. Ayah dan ibumu akan selalu menyayangimu.

Salam sayang dan doa untukmu, Anakku.



Wassalam.

Bandung, 7 Juli 2019

Ttd

Ayah


Sumber : AyoBandung.com

Reconnect, Make Story, and History in Friendship


Reuni Kerukunan Keluarga Alumni (Kekal) STAN PRODIP Jurangmangu dan BDK Cimahi angkatan 1987-2010.
Pradirwan -  "Reconnect, Make Story and History in Friendship" menjadi tema dalam reuni Kerukunan Keluarga Alumni (Kekal) STAN PRODIP Jurangmangu dan BDK Cimahi angkatan 1987-2010. Ratusan alumni yang penempatan pertama, pernah, atau masih bertugas di Bandung Raya, maupun yang sudah tidak bertugas lagi (non ASN) berkumpul di Richfield Co, Jalan Raya Resort no. 28, Dago Resort Bandung, Sabtu (6/7/2019).

"Sejak momentum berbuka puasa di Rumah Zakat, 29 Mei lalu, animo para alumni Kekal untuk bersilaturahmi sangat tinggi. Dalam perjalanan tugas kami, mutasi ke seluruh wilayah Indonesia tak dapat kami hindari. Kesibukan dan jarak menjadi problem tersendiri. Itulah kenapa momentum pertemuan ini menjadi peristiwa langka dan kami tunggu sejak lama," ungkap Budi Avianto, mewakili panitia.

Pria yang akrab disapa MBA itu menjelaskan, perencanaan kegiatan ini terbilang sangat singkat. Sekitar dua minggu sejak rapat pertama digelar pada 25 Juni 2019. Tim kecil yang bisa bergabung saat itu hanya sekitar 15 orang. Kemudian berdasarkan pertimbangan kebutuhan, bertambah menjadi total 24 orang.

"Tim kecil inilah yang bergerak militan saling bahu-membahu demi terselenggaranya acara Reconnect ini. Ini semua karena semangat silaturahmi para alumni Kekal yang luar biasa," imbuh alumni angkatan 92 ini.

Senada dengan Budi, salah satu alumnus angkatan 90, Munir, mengapresiasi ide Reconnect ini. Menurut pria yang akrab disapa Cak Munir ini, kesuksesan acara itu tak lepas dari antusiasme alumni yang merespon undangan melalui grup WA. "Begitu banyak yang merespon, bahkan dalam dua hari kontribusi dana untuk acara ini mengalir deras. Bahkan yang tidak bisa hadir pun turut berkontribusi," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang DP3 Kanwil DJP Jawa Barat I, Arief Priyanto dalam video testimoninya mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat.

"Silaturami ini bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Selamat buat teman-teman yang saling bertemu, saling berbagi, saling mengenang, dan saling membantu sehingga membuat ikatan silaturahmi ini semakin erat," ujarnya.

Setelah bertahun-tahun tak bertemu, beberapa alumni diantaranya kini telah menjadi pejabat eselon IV, bahkan ada yang menjadi eselon III. Disamping pejabat struktural, banyak alumni yang kini menjadi pejabat fungsional, bahkan ada pula yang sudah mencapai Pemeriksa Pajak Madya. Mereka berbaur dengan alumni lain dengan berjabat tangan dan berpelukan. Berbagi cerita dan mengenang kisah lama saat pendidikan di STAN menjadi bahasan menarik yang tak terlewatkan. Dalam beberapa kesempatan, mereka mengabadikan dengan berfoto bersama.

Acara ini juga diisi dengan pemilihan ketua komite reuni Kekal. Kepala Bidang PEP Kanwil DJP Aceh, Rudi Munandar, terpilih menjadi ketua komite melalui pemungutan suara. Ia berhasil meraup suara terbanyak mengungguli tiga calon lainnya yaitu Yudi Haryanto, Arief Priyanto, dan Tb. Sofiuddin.

Rudi mengungkapkan kebahagiannya bisa berkumpul dengan para alumni dari berbagai jenjang tahun kelulusan. Baginya, ajang ini tak sekadar temu kangen, tetapi membuat harapan baru. "Menjalin silaturahmi seperti ini menyenangkan. Semoga kita bisa menindaklanjuti dan memberi manfaat bagi antar alumni maupun orang lain," harapnya.

Kepala Seksi Bimbingan Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, TB. Sofiuddin menambahkan, selain menjadi ajang pertemuan, Reconnect menjadi pengingat untuk selalu bersyukur. "Tak lupa kita harus banyak bersyukur karena kita bisa bertemu, bersyukur pula kita berada di institusi Direktorat Jenderal Pajak yang mana ada pola mutasi. Percayalah teman-teman, mutasi itu membawa keberkahan," ujar pria yang disapa Ofi itu.

Ofi mengutip pepatah Arab 'Al-harakah barakah', dalam bergerak ada keberkahan. Bergerak berarti berusaha, berupaya sebagai wujud dari ikhtiar manusia.

"Bergerak untuk bersilaturahmi itu berkah. Mudah-mudahan acara kita membawa keberkahan buat diri kita, buat keluarga, saudara-saudara, semua anggota keluarga besar Direktorat Jenderal Pajak maupun teman-teman lainnya. Selalu mengedepankan kebaikan, merawat kebaikan, dan merawat prasangka baik," pungkasnya. (*)

Sumber : AyoBandung.com


Alumni STAN, Rumah Zakat, dan Umat Berdaya

TB. Sofiuddin saat memberi sambutan. 

Pradirwan - PUKUL setengah sembilan malam. Selasa, 28 Mei lalu. Sebuah pesan WA masuk berisi meminta kesediaanku mendokumentasikan kegiatan. Di dalamnya terlampir sebuah undangan berlogo dua lembaga: Rumah Zakat dan DJP.

Sesaat aku terkesiap. Bagaimana mungkin aku menolak undangan silaturahmi seperti ini jika memang ada keleluasaan waktu. Ditambah, tugasku mendokumentasikan bukanlah hal baru. Aku segera menyanggupi.

Paparan terkait zakat dan pajak

Chandra, rekanku di kantor yang mengirim undangan sederhana itu meyakinkanku, bahwa acara itu akan menjadi ajang silaturahmi yang mengesankan.

Benar saja, Rabu sore, di Kantor  Rumah Zakat, Jl. Turangga No. 33 Bandung, dua orang yang sudah familiar bagiku telah menunggu di lobi kantor yang bercat orange itu.

Keduanya, TB. Sofiuddin dan Budi Avianto, sedang duduk bercengkerama. Mereka menyebut kegiatan ini reuni alumni STAN Jurangmangu yang sedang atau pernah mengabdi di Jabar I.

"Selama ini kita reuni di hotel atau restoran, Ramadan kali ini kita berkumpul di rumah zakat, sekalian memberi donasi bagi anak-anak yatim," ungkap lelaki yang akrab dipanggil Ofi itu sambil mengisi amplop putih dengan beberapa lembar uang donasi. Aku terkesan.

Tak hanya itu, acara yang berlangsung di lantai tiga ini pun membahas pajak dan zakat dalam memberdayakan umat.

Umat berdaya adalah umat yang mampu memanfaatkan semua potensi kekuatan yang ada di dalam dirinya dan di sekitarnya. Kekuatan itu dimanfaatkan untuk membuat mereka tidak bergantung kepada umat lainnya.

Meski singkat, sekitar dua jam, acara yang bertajuk "Obrolan Ramadan 1440 H-Pajak dan Zakat Memberdayakan Umat" ini membuka perspektifku tentang Zakat dan Pajak.

Tema ini mungkin bukan hal baru. Dalam berbagai diskusi sering dikemukakan, zakat dapat menjadi salah satu solusi pemberdayaan umat. Pun demikian halnya dengan pajak.

Kita tahu, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai  dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasikan sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai negara.

Sedangkan zakat ialah hak tertentu yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap kaum Muslimin yang diperuntukkan bagi mereka, yang dalam Quran disebut kalangan fakir miskin dan mustahik lainnya, sebagai tanda syukur atas nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya.
Pemberian santunan

Pemilihan lokasi Rumah Zakat ini pun dirasa tepat, terlebih dilaksanakan pada Ramadan. Momentum kebaikan bulan Ramadan merupakan media pendidikan bagi umat Islam untuk berlatih empati dan berbagi.

Maka sesungguhnya zakat dan pajak bisa bersinergi. Ini tercermin dalam laporan pajak (SPT Tahunan PPh), bahwa zakat dapat menjadi pengurang penghasilan netto.

Mekanisme zakat sebagai pengurang pajak dimulai dengan cara mencantumkan jumlah zakat yang dibayarkan pada kolom di bawah penghasilan netto. Tentunya, dengan melampirkan bukti penyetoran zakat pada lembaga resmi, seperti Rumah Zakat ini.

[*Update 02/06/2021]: Daftar lembaga resmi lainnya bisa dilihat di Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2021 

Meskipun regulasi ini sudah diberlakukan sejak tahun 2001 silam, masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan fasilitas pengurangan jumlah pajak tersebut.

Maka, peran penyuluhan perpajakan menjadi sangat penting, agar semakin banyak masyarakat yang tak hanya patuh membayar salah satu hal saja, zakat atau pajak saja, tapi keduanya.

Usai obrolan Ramadan itu, kami berbuka puasa dan sholat maghrib bersama. Acara ditutup dengan pembagian santunan dan foto bersama. (HP)

Baca juga: 
 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes