kandidat Capres 2014 |
Kandidat Cawapres 2014 |
Dalam acara debat tersebut, para kandidat berlomba-lomba menyajikan visi dan misi menarik disertai janji-janji manis dengan satu tema, "mensejahterakan rakyat". Program-program unggulan pun dipromosikan.
Saya tidak hendak mengkampanyekan program-program mereka, namun saya hanya hendak mengajak anda semua merenung. Bagaimana cara mereka mewujudkan program-program yang telah dijanjikan dalam debat tersebut?
UUD....Ujung-Ujungnya Duit... Persis...Karena sebagus apapun program mereka tidak akan bisa berjalan kalau Duit nya tidak ada. Lalu bagaimana caranya mendapatkan duit itu? Mungkin sudah banyak yang mengatakan bahwa dana untuk menjalankan program mereka bila terpilih menjadi Presiden/Wakil Presiden kelak, sebagian besar bersumber dari Pajak yaitu sebesar 70% dari total APBN 2014.
Apakah anda menikmati acara debat Capres/Cawapres? Acara Debat yang semalam diselenggarakan, tidak luput dari pembiayaan Pajak. Tahukah anda bahwa acara Debat semalam telah menghabiskan dana yang bersumber dari pajak hampir 1 Milyar (Harga satu paket Debat Rp 986,56 juta. Selain itu, ada konsumsi debat capres Rp 252,5 juta*)? Sebuah acara yang mahal bukan?
Lalu berapa total dana yang KPU anggarkan untuk Pemilu 2014? Untuk semua tahapan dan proses Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden mencapai Rp. 14.484.550.665.000 atau Rp. 14 triliun**. Anggaran tersebut sudah termasuk untuk Pilpres putaran pertama sampai putaran kedua jika terjadi dua putaran.
Namun, yang menjadi concern saya adalah kenapa materi pajak tidak diajukan sebagai bahan debat? Padahal diluar negeri, Capres yang mengusung tema pajak biasanya terpilih. Obama misalnya. Kenapa? Karena peran pajak sudah terbukti, sangat vital bagi kelangsungan kehidupan negara....
Apakah KPU sebagai pihak penyelenggara tidak bisa menyajikan materi pajak? atau para Capres/Cawapres dan para pengusungnya ada masalah tentang Pajak? Entahlah...
Lalu apakah anda juga masih tidak peduli tentang pajak? Hanya anda yang bisa menjawabnya...
* Sumber : berita.plasa.msn.com
** sumber : sindonews.com
Post a Comment