Pradirwan - Komunitas antikorupsi Penyuluh AntiKorupsi Sinergi Untuk Film Integritas (PAK SUFI) menyelenggarakan webinar community of practice bertajuk “Film Antikorupsi dan Pembelajaran yang Berdampak” di Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Kegiatan yang digelar daring ini sebagai puncak peringatan Hari Film Nasional ke-71. Sebelumnya, 17 forum penyuluh antikorupsi dan 11 komunitas atau gerakan antikorupsi telah memberikan testimonialnya atas film-film antikorupsi atau integritas.
Baca juga: Geram Kasus Korupsi? Pentas! Ajak Masyarakat Jadi Penyuluh Antikorupsi
Ketujuh belas forum penyuluh antikorupsi adalah Forum PAK RMB, Kompak Sumbar, Kompak Sumut, PAK SIJI DIY, JARUM Integritas, PAKSI JABAR, Kompak Jateng, JatimPAK, APIK Kalsel, IPAK Sulsel, PAK Kalteng, 9 Squad Integritas, Forum PAK GTK Madrasah, Forum PAK Kemenkes, KAPAK Banten, PAK Sultra, dan PAK NTB.
Sementara, di deretan komunitas atau gerakan antikorupsi, ada Tagarantikorupsi, Pentas! PNS Cerita Integritas, TBM Jatmika, Medan Membaca, #Obat Manjur, Poltekes Kemenkes Makassar, SPAK Cimahi, RIAK, RBU Sahabat Alam, YaPyYaPo, dan Jaringan Demokrasi Indonesia.
Community of Practice: “Film Antikorupsi dan Pembelajaran yang Berdampak” |
Spesialis Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dian Rachmawati menekankan film-film antikorupsi dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan kampanye antikorupsi.
“Film dipilih menjadi salah satu media audio visual yang dinilai efektif untuk menyampaikan pesan antikorupsi kepada masyarakat,” ungkap wanita yang akrab dipanggil Dira ini dihadapan sedikitnya 70 peserta webinar yang mayoritas merupakan penyuluh antikorupsi.
Menurut Dira, ide-ide dalam upaya mengampanyekan sembilan nilai-nilai antikorupsi bisa dituangkan lewat film. “Masyarakat dapat diajak untuk ikut berpartisipasi, aktif, kreatif, peduli, serta kritis,” imbuhnya.
Bukan tanpa alasan, lanjut Dira, film tidak sekadar menghibur tetapi juga membuat penontonnya belajar. “Film telah membantu proses pelajaran hidup. Film mendorong perubahan dan menghubungkan sosial,” tandasnya.
Baca juga: Sejarah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Sementara itu, Spesialis Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK Sandri Justiana menantang para penyuluh antikorupsi berperan dalam menyuarakan integritas melalui film.
Sandri membuka paparannya dengan sebuah pertanyaan menohok, “Mungkinkah terjadi perubahan dengan edukasi melalui film?”
Sandri berbagi formula yang dapat diaplikasikan oleh para penyuluh antikorupsi, yang disingkat “IDE+DO IT”. Formula itu dapat dijabarkan menjadi Identifikasi, Diskusi, Eksplorasi, Dokumentasi dan apresiasi, serta Implementasi/Internalisasi. “Melalui program pembelajaran kreatif, selanjutnya menjadi pembiasaan. Lalu, menjadi perilaku. Muaranya antikorupsi menjadi budaya,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, KPK telah menggunakan film sebagai media kampanye. Pada 2012, KPK bekerjasama dengan Anti Corruption Information Center (ACIC) Transparency International Indonesia (TII) memproduksi film "Kita versus Korupsi (K vs K)". Sementara, sejak tahun 2013, KPK rutin menggelar Festival Film Antikorupsi hingga sekarang. Film antikorupsi kemudian menyemarakan dunia perfilman di Indonesia. (Kak Jo/Pradirwan)
Artikel ini telah ditayangkan pertama kali di Ayo Bandung