Suara itu terdengar agak jelas. Suara gemericik air yang berjarak ratusan meter di saluran irigasi seberang pesawahan mengaburkan pendengaranku. Cuaca hari itu, hujan ringan yang terus-menerus mengguyur sejak siang tadi, baru berhenti ketika udara telah dingin. Aku yang sedang asik depan laptopku, sedikit terusik mendengar suara itu. "Ada apa ya? Mungkinkah suara mobil terperosok di turunan menuju komplek sebelah karena rem blong?" Pikiran itu terlintas dibenakku. Karena lokasinya ratusan meter, maka aku putuskan untuk tak mengeceknya.
Tak berapa lama aku mendengar suara motor melintas di depan rumahku. Entah kenapa, aku masih tetap malas beranjak dari tempat dudukku. Aku masih tetap asyik dengan pekerjaanku. Aku pikir, biasanya memang jam segini ada saja orang yang lewat baru pulang dari aktivitasnya, sudah biasa seperti itu.
Aku tengok jam dinding, waktu menunjukkan pukul 22.20 WIB. Sudah cukup malam rupanya. Pastilah tetanggaku sudah mulai melepaskan lelah dengan beristirahat. Aku pun masuk ke kamar melihat wajah istriku yang tampak pulas sekali, rupanya dia sedang menikmati alam mimpinya. Sebaiknya aku pun begitu. Namun sayangnya, pekerjaanku belum berakhir. Lantas aku coba selesaikan secepatnya agar bisa segera menyusul istriku di pembaringan.
Alhamdulillah, selesai juga tugasku kali ini. Bergegaslah aku ke kamar tidurku. Meluruskan tubuhku untuk beristirahat, agar besok pagi semangat dalam mencari rejeki.
Pagi telah tiba. Sambil menikmati sarapan, aku membuka HP ku. Aku agak tercengang melihat pesan disana. Pak RT menyampaikan pesan bahwa rumah yang disewakan sebelah rumahku itu, dinding penyangga tanahnya telah jebol, akibatnya longsor terjadi di rumah tetanggaku. Jadi, suara yang semalam itu adalah suara dari longsoran tanah di rumah tetangga. Aku lihat waktu pesan tersebut, Selasa, 23 Desember 2014, pukul 23.22 WIB.
Lantas aku keluar rumah ketika sinar matahari sudah mulai menerpa. Aku bawa HP ku, dan ku coba tuk abadikan. Terlihat bongkahan dinding benteng itu dan tanah yang menutupi akses menuju ke bawah.
Sejak sehabis subuh, ternyata pak RT dan tetanggaku yang lainnya sudah saling bekerja sama mencarikan solusi. Mantap. Aku yang tak bisa berbuat banyak, hanya menyapa karena aku harus berangkat kerja.
Dari "group tetangga" di aplikasi chating online, aku bisa mengetahui perkembangan berita tentang longsor di rumah tetangga. Mulai mencari tukang angkut brangkal, proses pengerjaan pengangkutan dan pembukaan akses, sampai foto-foto perkembangan terupdate tak lupa dikabarkan. Sekarang tinggal proses perbaikannya saja dan mencari solusi bagaimana agar rumahnya aman, tidak terjadi longsor susulan.
Sekedar pengetahuan saja, dimusim penghujan seperti sekarang ini, memang rawan bencana. Selain bencana banjir yang saat ini menimpa saudara-saudara kita di Dayeuhkolot, bencana angin puting beliung minggu lalu di Cipadung, Cibiru dan sekitarnya, bencana longsor juga kerap terjadi seperti yang terjadi di tetanggaku ini, untungnya tidak ada korban luka atau korban jiwa, alhamdulillah tidak seperti longsor Banjarnegara. Kita patut bersyukur masih diberi keselamatan.
Apa itu longsor dan bagaimana mencegahnya?
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Ancaman tanah longsor biasanya terjadi karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, sehingga mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan rekahan permukaan tanah.
Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak sehingga dengan cepat tanah akan mengembang kembali. Pada awal musim hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Untuk mencegahnya, diperlukan vegetasi di permukaan tanah karena air akan diserap oleh tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah. Selain itu, hindari lereng atau tebing yang terjal yang akan memperbesar gaya pendorong. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 derajat, apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
Sumber: esdm.go.id
Benteng sebelum longsor (Dok. pribadi) |
Longsor di rumah tetangga (Foto: Pak RT) |
suasana pagi (foto: pak RT) |
menjelang dzuhur (foto: Pak RT) |
Pagi telah tiba. Sambil menikmati sarapan, aku membuka HP ku. Aku agak tercengang melihat pesan disana. Pak RT menyampaikan pesan bahwa rumah yang disewakan sebelah rumahku itu, dinding penyangga tanahnya telah jebol, akibatnya longsor terjadi di rumah tetanggaku. Jadi, suara yang semalam itu adalah suara dari longsoran tanah di rumah tetangga. Aku lihat waktu pesan tersebut, Selasa, 23 Desember 2014, pukul 23.22 WIB.
Siang (foto: tetangga) |
Lantas aku keluar rumah ketika sinar matahari sudah mulai menerpa. Aku bawa HP ku, dan ku coba tuk abadikan. Terlihat bongkahan dinding benteng itu dan tanah yang menutupi akses menuju ke bawah.
Sejak sehabis subuh, ternyata pak RT dan tetanggaku yang lainnya sudah saling bekerja sama mencarikan solusi. Mantap. Aku yang tak bisa berbuat banyak, hanya menyapa karena aku harus berangkat kerja.
Sore (foto: pak RT) |
Dari "group tetangga" di aplikasi chating online, aku bisa mengetahui perkembangan berita tentang longsor di rumah tetangga. Mulai mencari tukang angkut brangkal, proses pengerjaan pengangkutan dan pembukaan akses, sampai foto-foto perkembangan terupdate tak lupa dikabarkan. Sekarang tinggal proses perbaikannya saja dan mencari solusi bagaimana agar rumahnya aman, tidak terjadi longsor susulan.
Sekedar pengetahuan saja, dimusim penghujan seperti sekarang ini, memang rawan bencana. Selain bencana banjir yang saat ini menimpa saudara-saudara kita di Dayeuhkolot, bencana angin puting beliung minggu lalu di Cipadung, Cibiru dan sekitarnya, bencana longsor juga kerap terjadi seperti yang terjadi di tetanggaku ini, untungnya tidak ada korban luka atau korban jiwa, alhamdulillah tidak seperti longsor Banjarnegara. Kita patut bersyukur masih diberi keselamatan.
Apa itu longsor dan bagaimana mencegahnya?
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Ancaman tanah longsor biasanya terjadi karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, sehingga mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan rekahan permukaan tanah.
Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak sehingga dengan cepat tanah akan mengembang kembali. Pada awal musim hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Untuk mencegahnya, diperlukan vegetasi di permukaan tanah karena air akan diserap oleh tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah. Selain itu, hindari lereng atau tebing yang terjal yang akan memperbesar gaya pendorong. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 derajat, apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
Sumber: esdm.go.id
Post a Comment