Pak Cholid (kedua dari kiri) saat perpisahan dengan kami 29/09/2015 |
Pradirwan - Aku terbangun sebelum subuh hari ini. Ada yang mengganjal dipikiranku saat ini. Heboh berita mutasi dan promosi rekan-rekan seperjuangan, berita duka dari kerabat, dan istriku yang sedang tak enak badan menyita sebagian waktu istirahatku. Dan tiba-tiba, aku teringat dengan sosok pak Cholid, maka segera saja ku buka laptop dan kutuliskan "Catatanku untuk pak Cholid".
Mungkin sebagian pembaca langsung bertanya, siapa sih sosok pak Cholid? Apa istimewanya? Ada beberapa hal yang mungkin bisa dicontoh dari pak Cholid.
Nama lengkapnya Moh. Cholid. Aku dan rekan-rekanku memanggilnya pak Cholid. Perkenalanku dengannya cukup mengesankan. Aku ingat, tahun 2012, ketika PBB P2 masih menjadi pajak pusat, pak Cholid datang menggantikan Penilai PBB sebelumnya, sambil memperkenalkan diri bahwa dia mutasi dari Kalimantan. Kebetulan meja kerjanya berdekatan dengan mejaku. Di pojok jauh sebelah kiri dari pintu masuk ruangan kami saat ini.
Hal pertama yang dilakukannya adalah membereskan semua berkas yang ada di meja kerjanya. Pak Cholid rapih. Semua benda yang ada di meja kerjanya dirapihkan dan dibersihkan. Meski harus ada berkas yang menumpuk karena belum selesai dikerjakan, dia akan menumpuknya dengan rapih, dan hanya ada beberapa berkas saja yang diatas meja. Itu pun yang benar-benar penting, belum selesai atau yang sedang proses penyelesaian. Sisanya akan dia simpan dalam file berkas dengan susunan yang tertata.
Pak Cholid itu rajin. Jika memang sudah menjadi kewajibannya, dia pasti dengan sekuat tenaga menyeselesaikannya. Jarang aku mendengar pak Cholid mengeluh ini itu. Tak banyak pegawai yang ku kenal serajin pak Cholid ini. Hanya saja, kadang pak Cholid masih suka mepet kalau absen pagi. Namun aku maklum karena jarak dari rumah ke kantor memang lumayan jauh, dan dia harus mengantar anaknya dulu ke sekolah.
Bagi yang belum mengenalnya, ada yang berpendapat pak Cholid itu jaim, jarang ngomong, jarang bercanda, pendiam. Tapi bagi rekan-rekannya seruangan, pak Cholid itu sopan, kocak, suka bercanda dan asyik. Hanya mungkin pak Cholid jarang 'beredar' sehingga tak banyak pegawai lain yang sempat bertegur sapa, atau ngobrol dengannya. Untuk alasan ini, aku tidak tau alasannya.
Ada hal lain yang ku sukai dari pak Cholid. Dengan background penilai PBB, pak Cholid mau belajar dan cepat belajar tentang pajak. Banyak hal yang pada awalnya tak dimengerti tentang aturan pajak, kini dia sudah mulai bisa mengerti dan bahkan menjadi penyuluh tentang hak dan kewajiban wajib pajak baru. Tak jarang wajib pajak yang datang ke ruangan kami, ditangani oleh pak Cholid. Diakui atau tidak, kehadiran pak Cholid ditengah-tengah kami, telah banyak membantu tugas-tugas kami.
Pak Cholid juga ternyata hobi main game boneka di mall. Jika sedang istirahat, sesekali pak Cholid ke BIP untuk menyalurkan hobinya itu. Tak tanggung-tanggung, setiap kali pak Cholid main, boneka yang berhasil dibawanya lumayan banyak. Pengusaha game boneka itu pasti rugi kalau pak Cholid sudah main, hehehe. Hebatnya, tak semua boneka itu dia bawa pulang, dia bagikan ke semua pegawai, sebagai kenang-kenangan atau salam perkenalan katanya.
Dan yang paling membuatku terkejut adalah ketika awal datang ke kantor kami, pak Cholid memberikan banyak sekali file-file lagu Tarling Cirebonan, lengkap banget. Bagaimana bisa? Dia dari Kalimantan loh. Usut punya usut, ternyata pak Cholid homebase-nya Cirebon. Waktu di Kalimantan, rekan-rekan yang kebetulan penyuka lagu tarling suka berpesan untuk dibawakan CD lagu-lagu tarling itu.
Kini, Pak Cholid sudah di mutasi ke Jambi. Kebersamaan kami terpisah karena Surat Keputusan mutasi sudah terbit. Selasa, 29 September 2015 adalah hari terakhir pak Cholid bertugas di kantor kami. Semoga pak Cholid makin sukses di tempat yang baru. Jaga kesehatan ya.
Semoga Catatanku untuk pak Cholid ini bermanfaat. Sampai jumpa lagi pak Cholid...
pemberian kenang-kenangan dari kami diwakili pak Wahyu |
Mungkin sebagian pembaca langsung bertanya, siapa sih sosok pak Cholid? Apa istimewanya? Ada beberapa hal yang mungkin bisa dicontoh dari pak Cholid.
Nama lengkapnya Moh. Cholid. Aku dan rekan-rekanku memanggilnya pak Cholid. Perkenalanku dengannya cukup mengesankan. Aku ingat, tahun 2012, ketika PBB P2 masih menjadi pajak pusat, pak Cholid datang menggantikan Penilai PBB sebelumnya, sambil memperkenalkan diri bahwa dia mutasi dari Kalimantan. Kebetulan meja kerjanya berdekatan dengan mejaku. Di pojok jauh sebelah kiri dari pintu masuk ruangan kami saat ini.
Hal pertama yang dilakukannya adalah membereskan semua berkas yang ada di meja kerjanya. Pak Cholid rapih. Semua benda yang ada di meja kerjanya dirapihkan dan dibersihkan. Meski harus ada berkas yang menumpuk karena belum selesai dikerjakan, dia akan menumpuknya dengan rapih, dan hanya ada beberapa berkas saja yang diatas meja. Itu pun yang benar-benar penting, belum selesai atau yang sedang proses penyelesaian. Sisanya akan dia simpan dalam file berkas dengan susunan yang tertata.
Pak Cholid itu rajin. Jika memang sudah menjadi kewajibannya, dia pasti dengan sekuat tenaga menyeselesaikannya. Jarang aku mendengar pak Cholid mengeluh ini itu. Tak banyak pegawai yang ku kenal serajin pak Cholid ini. Hanya saja, kadang pak Cholid masih suka mepet kalau absen pagi. Namun aku maklum karena jarak dari rumah ke kantor memang lumayan jauh, dan dia harus mengantar anaknya dulu ke sekolah.
Bagi yang belum mengenalnya, ada yang berpendapat pak Cholid itu jaim, jarang ngomong, jarang bercanda, pendiam. Tapi bagi rekan-rekannya seruangan, pak Cholid itu sopan, kocak, suka bercanda dan asyik. Hanya mungkin pak Cholid jarang 'beredar' sehingga tak banyak pegawai lain yang sempat bertegur sapa, atau ngobrol dengannya. Untuk alasan ini, aku tidak tau alasannya.
Ada hal lain yang ku sukai dari pak Cholid. Dengan background penilai PBB, pak Cholid mau belajar dan cepat belajar tentang pajak. Banyak hal yang pada awalnya tak dimengerti tentang aturan pajak, kini dia sudah mulai bisa mengerti dan bahkan menjadi penyuluh tentang hak dan kewajiban wajib pajak baru. Tak jarang wajib pajak yang datang ke ruangan kami, ditangani oleh pak Cholid. Diakui atau tidak, kehadiran pak Cholid ditengah-tengah kami, telah banyak membantu tugas-tugas kami.
Pak Cholid juga ternyata hobi main game boneka di mall. Jika sedang istirahat, sesekali pak Cholid ke BIP untuk menyalurkan hobinya itu. Tak tanggung-tanggung, setiap kali pak Cholid main, boneka yang berhasil dibawanya lumayan banyak. Pengusaha game boneka itu pasti rugi kalau pak Cholid sudah main, hehehe. Hebatnya, tak semua boneka itu dia bawa pulang, dia bagikan ke semua pegawai, sebagai kenang-kenangan atau salam perkenalan katanya.
Dan yang paling membuatku terkejut adalah ketika awal datang ke kantor kami, pak Cholid memberikan banyak sekali file-file lagu Tarling Cirebonan, lengkap banget. Bagaimana bisa? Dia dari Kalimantan loh. Usut punya usut, ternyata pak Cholid homebase-nya Cirebon. Waktu di Kalimantan, rekan-rekan yang kebetulan penyuka lagu tarling suka berpesan untuk dibawakan CD lagu-lagu tarling itu.
"we are family" |
Kini, Pak Cholid sudah di mutasi ke Jambi. Kebersamaan kami terpisah karena Surat Keputusan mutasi sudah terbit. Selasa, 29 September 2015 adalah hari terakhir pak Cholid bertugas di kantor kami. Semoga pak Cholid makin sukses di tempat yang baru. Jaga kesehatan ya.
Semoga Catatanku untuk pak Cholid ini bermanfaat. Sampai jumpa lagi pak Cholid...
Post a Comment