BREAKING NEWS

Pelajaran Tersulit

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I Yoyok Satiotomo bersama Kepala Kanwil BPN Prov. Jawa Barat Yusuf Purnama saat kunjungan kerja, Rabu (09/01/2019).

Matematika dan Bahasa Indonesia, menurutmu mana pelajaran yang paling sulit saat sekolah dulu?

Pradirwan - Jawaban pertanyaan ini sangat subjektif. Masing-masing orang bisa berbeda-beda. Banyak yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran tersulit. Tapi tidak bagi saya. Matematika merupakan pelajaran yang bisa saya kuasai saat itu. Dalam beberapa kesempatan mengikuti ujian, saya pernah mendapat nilai maksimal untuk pelajaran mengotak-atik angka itu.

Saya mendapat hasil berbeda saat menghadapi pelajaran Bahasa Indonesia. Saya jarang sekali mendapat nilai maksimal. Meskipun saya lahir dan besar di Indonesia, entah kenapa memahami bahasa Indonesia terasa sedikit kesulitan.

Saya jadi teringat saat hari pertama masuk sekolah usai libur panjang. Wali kelas saya sering menugaskan untuk membuat tulisan bertema liburan. Kala itu, kata pembuka yang sering saya gunakan adalah "Pada suatu hari, saya liburan ke ...", seolah tidak ada kata lain yang lebih indah untuk digunakan.

Kebiasaan menempatkan kata keterangan waktu di awal kalimat itu sepertinya 'diwariskan' hingga sekarang. Padahal, sebuah kalimat sebaiknya berstruktur Subjek, Predikat, Objek, baru setelahnya Keterangan (SPOK). Betul 'kan?

Permasalahan lain yang sering saya alami yaitu kehabisan ide. Habis kalimat ini, saya menulis apa lagi ya? Terkait ini, saya teringat kata-kata guru saya untuk membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Ya, langkah pertama menulis adalah buatlah kerangka tulisan. Lalu, mulailah menulis.

Persoalannya, saya kerap kebingungan saat membuat kerangka tulisan ini. Mulai dari mana, apa yang mesti ditulis, dan bagaimana merumuskan alinea demi alinea itu hingga utuh menjadi sebuah tulisan?

Sejak saya sering berlatih menulis dan membaca berbagai tulisan teman-teman, saya baru menyadari bahwa ada tahapan yang terlewati. Satu tahapan yang harus dilalui sebelum melompat ke tahap membuat kerangka karangan. Tahapan itu adalah menentukan angle atau sudut pandang yang ingin kita ungkap dalam tulisan.

Baca juga : Menentukan News Angle

Jujur saja, kadang kala saya sering bingung memilih angle tulisan, karena banyak aspek menarik dari sebuah topik atau acara (peristiwa). Sebuah tips yang bisa dicoba dalam memilih angle:
(1) ketersediaan data dan bahan tulisan, 
(2) didasarkan pada pertimbangan aspek yang paling menarik, paling penting, dan paling berdampak bagi masyarakat.

Dari berbagai obrolan dan sharing yang saya peroleh, keputusan memilih angle selalu dikaitkan dengan news value (kelayakan berita), diantaranya aktual atau hangat dibicarakan, menyangkut tokoh (figur), novelty (pertama kali/kebaruan), eksklusif atau prestisius, dan magnitude atau besaran dampak.

Lalu, bagaimana merumuskan angle supaya tajam setajam silet? Gunakan kalimat tanya sebagai alat bantu merumuskan kalimat pertanyaan angle. Ada enam pertanyaan yang bisa digunakan untuk merumuskan angle yaitu 5W+1H (what, who, when, why, where, how). Gali terus dengan menggunakan kata tanya itu. Semakin banyak pertanyaan yang kita lontarkan dan berhasil dijawab, semakin banyak bahan yang kita kumpulkan dan peluang membuat tulisan semakin besar.

Sebagai contoh, berikut tulisan yang dibuat dengan melontarkan berbagai pertanyaan menggunakan 5W1H.

Ditjen Pajak Kunjungi Kanwil BPN Jabar, Ini yang Dibahas

Selamat mencoba. 

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes