Kegelisahan yang berlebihan dapat menyebabkan depresi, yaitu sebuah kondisi kronis di mana seseorang terus-menerus merasa sedih ataupun putus asa. Biasanya, orang yang sedang depresi akan mengalami sulit tidur, susah fokus, dan mudah marah.
Bagaimana cara mengatasi kegelisahan?
Membaca "La Memoire: Setelah Perjalanan" membuat saya mempunyai cara pandang baru dalam mengatasi kegelisahan. Pengarang buku kumpulan foto dan puisi ini, mas Budi Mugia Raspati, menyebutnya sebagai "merayakan kegelisahan".
Ia bercerita dalam bukunya itu, di saat kondisi tak menentu dan kecemasan karena pandemi terus menerungku, ia justru memutuskan untuk mengatasinya dengan menulis. Baginya, menulis menjadi terapi diri, mengobati hati yang sedang tidak bahagia atau dirundung duka.
Dalam sebuah sesi berbagi tentang kepenulisan, Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak, pak Nufransa Wira Sakti pernah mengatakan bahwa menulis adalah cara efektif untuk menembus berbagai "penjara pikiran".
Dengan menulis kita bisa "memerdekakan pikiran", keluar dari "tembok penjara" pangkat, jabatan, golongan, usia, dan gender. Di saat kita tak bisa menyampaikan ide secara langsung dengan lisan, entah karena segan, malu, atau kondisi lainnya yang membatasi, maka ide yang terkungkung di dalam kepala bisa dikeluarkan dengan cara menulis.
Selain itu, menulis juga bisa untuk mengabadikan eksistensi penulisnya. Dalam buku yang berjudul "Anak Semua Bangsa", sastrawan terbaik yang pernah Indonesia miliki, Pramoedya Ananta Toer menyampaikan sebuah gagasan yang sangat cemerlang, bahwa "Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Kutipan masyhur Pram di atas diakui mas Budi menjadi salah satu penyemangat dirinya dalam membuat buku pertamanya ini.
Memang banyak cara lain untuk merayakan kegelisahan. Sepanjang itu positif dan tak melanggar aturan, tak ada salahnya dilakukan. Namun bagi saya, merayakan kegelisahan dengan menyusun kata-kata, adalah hal yang lebih bermakna. Sebagaimana pesan mas Budi di balik sampul bukunya, ia menulis, "Untuk Herry : Selamat merayakan kegelisahan kata-kata", hal itulah yang sedang dan akan saya lakukan.
Terima kasih, mas Budi.
Bandung, 11/07/2020
Post a Comment