BREAKING NEWS

Kenapa aku berbeda?

Behind The Scene "Patuh Pajak Ala Pak Miko"

Pradirwan - Pernahkah pertanyaan itu melintas di benak kita? Kenapa aku berbeda? Kenapa harus berbeda?

Jika direnungkan lebih dalam, pertanyaan itu bisa berujung positif dan negatif. Hal ini biasanya tergantung situasi dan kondisi penanya. Ini tak lepas dari mindset penanya, apakah ia hanya mengingkinkan mengetahui penyebab untuk memotivasi dirinya atau malah justru menjadi demotivasi bagi dirinya.

Dalam beberapa hal yg saya temui, pertanyaan "kenapa aku berbeda?" cenderung berimbas negatif, seperti menafikan ketentuan yang telah Tuhan gariskan.

Duhai manusia, terlalu sering kita mengeluh atas segala masalah yang menimpa. Menaruh salah kepada-Nya, lantas berkata, “Mengapa Tuhan selalu memberikan masalah yang amat berat kepadaku? Kenapa aku berbeda? Apakah Tuhan tak menyayangiku?”

Sebagaimana diketahui, Tuhan adalah penulis skenario sekaligus sutradara kehidupan terbaik bagi kita. Tak ada keraguan akan itu. Yakinlah, Tuhan tak akan membebani manusia melebihi kemampuan hamba-Nya. Jika Tuhan menguji kita dengan masalah yang berat, berarti Tuhan yakin kita bisa mengatasinya.

Dan yang bisa kita lakukan menghadapi segala ujian adalah melewatinya dengan baik. Jangan meminta Tuhan mengurangi beban kita, tapi mintalah kekuatan lebih untuk sanggup menanggung beban itu. Berdoalah.

Jangan lupa, setiap ucapan adalah doa. Semakin sering kita mengeluh atas sebuah masalah, boleh jadi masalah yang sebenarnya ringan akan terasa lebih berat karena berulang-ulang kali dikeluhkan. Jika kita saja tidak mampu untuk berhenti mengeluh, lalu bagaimana masalah akan terselesaikan?

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

***
Ijinkan aku melanjutkan.

Pernah suatu kali aku berusaha menulis lakonku sendiri. Aku angkuh. Aku coba menemukan sendiri setiap tanya yang melintas di sanubari. "Kenapa aku berbeda?" Keluhku semakin berani.

Aku pun meminta, "Tuhan, jika Engkau berkenan, aku ingin melakonkan apa yang ku tulis sendiri. Aku memang tidak pandai menulis tapi percayakan naskah yang aku tulis ini tidak akan terlalu buruk."

#Photo : Behind The Scene "Patuh Pajak Ala Pak Miko"

Lantas ku lihat setiap cuplikan dalam video "Patuh Pajak Ala Pak Miko" ini dibuat. Bagaimana sang penulis skenario, sutradara dan semua kru yang terlibat mempersiapkan segala sesuatunya agar menghasilkan karya yang maksimal. Aku belajar. Bahwa untuk membuat video seperti ini dibutuhkan detil persiapan dan pelaksanaan.

Lantas, bagaimana dengan hidupku? Bagaimana cerita hidupku ini telah disusun sedemikian rupa di Lauhul Mahfudz? Bagaimana bisa dituliskan sedang aku sendiri bahkan belum diciptakan? Lalu, apakah naskahku yang baru saja ku tulis ini bisa sesuai dengan tujuan aku diciptakan?

Tuhanku menjawab, selama aku bersama-Nya, Dia-lah yang lebih berhak menentukan naskah mana yang terbaik dan pantas untuk dilakonkan.

***

Tentu pernah mengalami suatu hal yang terjadi diluar rencana kita, diluar kehendak kita, diluar skenario kita. Hal yang paling kita takuti ternyata tak bisa kita hindari. Hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya ternyata menimpa kita. Hal yang paling kita benci ternyata malah terjadi.

Itulah kehidupan. Kita hidup dalam dimensi yang tidak semua hal bisa kita kendalikan. Walaupun ada yang bisa kita kendalikan, itu hanya karena kebetulan kehendak kita sejalan dengan kehendak-Nya. Dan jika kehendak kita tak sejalan, maka kehendak-Nya lah yang terjadi, sementara kita hanya bisa pasrah menerima segala bentuk ketetapan-Nya.

Terkadang memang sulit. Satu-satunya jalan agar kita bisa menerima dengan ikhlas segala bentuk ketetapan-Nya sesuai dengan skenario-Nya adalah dengan keimanan yang kuat. Menanamkan dalam diri dan hati kita bahwa “skenario Allah jauh lebih indah” daripada skenario kita.

Bandung, 2 Juni 2017

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes