Iseng manfaatin waktu depan laptop, cari info deh di media
maya... ga tau kenapa tiba-tiba suka aja baca tentang Soft drink (minuman ringan). Minuman ini dulu aku suka banget,
apalagi klo cuacanya lagi panas, maknyus bangeeet... Indonesia memang pas
banget dengan iklim tropisnya dijadikan lahan subur untuk penjualan minuman jenis
ini. Makanya iklannya muncul terus di media elektronik dan media cetak. Apalagi
masyarakat Indonesia terkenal masyarakat yang konsumtif. Jadinya pas deh buat
perusahaan-perusahaan itu berkembang di Indonesia.
Nah, buat yang masih bingung apa sih soft drink itu, ni saya
copy dari Wikipedia (editan) :
“Sebuah minuman
ringan (juga disebut soda,
pop, coke, soda pop,
minuman soda, tonik, Seltzer, mineral, air
soda, atau minuman berkarbonasi)
adalah minuman yang biasanya mengandung air (sering,
namun tidak selalu, air berkarbonasi),
biasanya mengandung pemanis, dan
biasanya mengandung penyedap rasa. Pemanis mungkin gula,
sirup jagung tinggi fruktosa, jus buah, pengganti gula (dalam kasus minuman diet)
atau beberapa kombinasi dari semuanya.
Minuman ringan juga mengandung kafein, pewarna, pengawet, dan bahan lainnya.
Minuman ringan disebut "ringan" dalam kontras dengan "minuman keras" (minuman beralkohol). Sejumlah kecil alkohol mungkin ada dalam minuman ringan, tetapi kandungan alkohol harus kurang dari 0,5% dari total volume. Jus buah, teh non-alkohol, dan semua minuman non-alkohol, secara teknis masuk kategori minuman ringan menurut definisi ini, tetapi umumnya tidak disebut seperti itu.
Banyak dijual dengan rasa cola, ceri, lemon-lime, root beer, jeruk, anggur, vanili, jahe, fruit punch, dan limun. Minuman ringan dapat disajikan dingin atau pada suhu kamar, dan beberapa, seperti Dr Pepper, dapat disajikan hangat”.
Kepanjangan ya? Singkatnya Soft drink tuh minuman
berkarbonasi, berpemanis, memakai penyedap rasa (flavour), berkafein, pewarna,
dan berpengawet.... contohnya Soda atau Coke... seger kan? Namun, di balik segarnya soft drink tersimpan
beberapa fakta yang membahayakan kesehatan tubuh kita. Berikut beberapa fakta
yang diambil dari beberapa sumber :
1. Konsumsi Soft drink dapat naikkan risiko Diabetes
Jumlah gula yang tinggi dalam soft drink menyebabkan pankreas memproduksi insulin dalam jumlah besar, yang mengakibatkan “benturan gula”. Kelebihan dan kekurangan gula dan insulin dapat menyebabkan diabetes dan penyakit yang terkait dengan ketidakseimbangan dalam tubuh. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan anak yang secara regular mengonsumsinya dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Baru – baru ini sebuah penelitian terbaru mengungkapkan jika mengkonsumsi satu kaleng atau lebih minuman soft drink manis per hari meningkatkan risiko terkena diabetes di kemudian hari. Pasalnya, satu kaleng minuman tersebut bisa meningkatkan seperlima risiko diabetes tipe 2 dibandingkan dengan jika mengkonsumsi satu kaleng soft drink per bulan, ujar para ilmuwan dari Eropa dalam laporan yang dimuat di jurnal Diabetologia. Hasil ini mengikuti hasil temuan para ilmuwan Amerika sebelumnya.
Sebuah penelitian di US terhadap 50.000 responden menyatakan bahwa mereka yang minum minuman bersoda perhari mengalami kenaikan berat badan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak meminumnya. Mereka yang meminumnya juga mengalami kenaikan risiko menderita diabetes tipe 2 sebanyak 80%. Tingginya risiko ini disebabkan oleh kandungan gula yang tinggi pada sebagian besar minuman bersoda atau soft drink. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menyatakan bahwa konsumsi gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan beberapa “efek” lainnya seperti diabetes, obesitas, dan ADHD (attention deficit hyperactive disorder). WHO juga menyarankan untuk mengurangi asupan gula untuk mencegah obesitas dan diabetes.
2. Soft drink menguras air dalam tubuh kita.
Mengapa begitu? Soft drink mempunyai cara kerja seperti halnya diuretik yang bukannya memberikan air untuk tubuh kita, tapi malah menghabiskannya. Pemprosesan gula tingkat tinggi dalam soft drink memerlukan sejumlah besar air dalam tubuh kita. Untuk mengganti air ini, kita harus minum 8-12 gelas air untuk setiap gelas soft drink yang kita minum.
3. Soft drinks dapat membersihkan karat pada bumper mobil atau benda logam lainnya.
Bayangkan apa yang akan terjadi pada fungsi pencernaan dan organ tubuh lainnya jika kita secara konstan minum minuman jenis ini?
4. Soft drink sangat mempengaruhi pencernaan.
Kafein dan jumlah gula yang tinggi dapat menghentikan proses pencernaan. Ini artinya tubuh tidak menyerap gizi sama sekali dari makanan yang baru dimakan, bahkan yang sudah dimakan beberapa jam sebelumnya.
5. Jangan pernah meneguk soft drink ketika demam, flu atau lainnya.
Soft drink akan mempersulit tubuh melawan penyakit tersebut.
6. PH rata-rata dari soft drink adalah 3.4.
Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang! Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30 tahun. Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua Calcium yang larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.
7. Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral).
Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara kita suka meminum soft drink dingin setelah makan. Jika begitu, tubuh kita sebenarnya mempunyai suhu optimum 370 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.
8. Soft drinks mengandung Fosfor, aspartam, kafein dan pengawet.
Perlu diketahui, sebagian besar soft drink mengandung fosfor dalam jumlah yang tinggi. Kandungan fosfor ini dapat mengganggu keseimbangan mineral dalam tubuh. Di dalam tubuh, perbandingan antara fosfor dan kalsium berkisar 1:1. Jika kita mengkonsumsi 1 g fosfor sebaiknya juga mengkonsumsi 1 g kalsium. Jika terlalu banyak asupan fosfor tanpa diikuti dengan asupan kalsium maka tubuh akan membuang kelebihan fosfor tersebut melalui urin dengan mengikatkan fosfor dengan kalsium. Nah, karena asupan kalsium tubuh kurang, maka tubuh mengambil kalsium dari jaringan tulang guna membuang kelebihan fosfor ini. Dapat dibanyangkan jika hal ini sering terjadi pada tubuh kita, lama-lama tulang kita bisa keropos.
Untuk menghindari asupan gula yang tinggi dari
kunsumsi soft drink, beberapa orang berpindah haluan dengan mengkonsumsi
soft drink yang rendah kandungan gulanya. Namun, seperti keluar
mulut harimau masuk mulut buaya, beberapa produsen soft drink menggantikan
gula dengan pemanis buatan seperti aspartam. Pemanis buatan ini
diindikasikan sebagai pemanis buatan yang paling banyak digunakan untuk membuat
soft drink rendah kalori atau rendah gula. Namun, sebuah penelitian
menyatakan bahwa tikus yang diberi asupan makanan berpemanis buatan cenderung
mengkonsumsi makanan berpemanis alami dalam jumlah yang lebih banyak yang
menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat. Fakta lain meyatakan bahwa
di dalam tubuh, ketika dimetabolisme, aspartam dipecah salah satunya menjadi
metanol. Metanol ini dapat dimetabolisme lebih jauh menghasilkan asam
format dan formaldehida. Asam format dan formaldehida merupakan bahan
kimia yang berbahaya bagi tubuh dimana formaldehida atau yang dikenal dengan
formalin merupakan bahan pengawet organ atau mayat. Formaldehida juga
merupakan toksin syaraf yang dapat menyebabkan tremor, kebingungan, pusing,
bahkan kebutaan permanen. Fakta-fakta inilah yang mendorong Food
and Drug Administration (FDA) mengatur penggunaan aspartam pada
minuman. Namun, tak jarang produsen minuman masih menggunakannya dengan
alasan tertentu salah satunya ekonomis karena tingkat kemanisan aspartam 200
kali kemanisan gula. WHO menetapkan konsumsi aspartam sebaiknya tidak lebih
dari 40 mg/kg berat tubuh perhari.
Jika anda merasa “kecanduan” mengkonsumsi soft drink mungkin anda terkena
efek dari kafein. Beberapa produsen soft drink menambahkan
kafein ke dalam produknya. Kafein merupakan stimulan sistem syaraf yang
dapat memberikan efek “kecanduan” dimana hal ini sangat menguntungkan bagi para
produsen soft drink. Dalam jangka panjang,
kafein dapat menyebabkan deplesi kelenjar adrenal dan ketergantungan
yanng mirip dengan efek nikotin. Selain itu, kafein dicurigai
membantu dalam hilangnya kalsium tubuh, meningkatnya kadar gula, dan
meningkatnya risiko osteoporosis serta gangguan tulang lainnya.
Bahan pengawet benzoat banyak digunakan
sebagai pengawet salah satunya digunakan pada minuman soft drink. Meski
kandungan bahan pengawet tersebut umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika
dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan berakumulasi dan menimbulkan efek
terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan pengawet minuman adalah kanker,
dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak)
yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Bisa
juga naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran
pengikatan air oleh natrium
Minum soft drink bukannya tak boleh. Sekali-sekali tidak
mengapa, namun jangan sampai kita menjadi kecanduan. Air putih masih tetap yang
terbaik untuk tubuh, sampai kapanpun.
Silakan share jika artikel ini bermanfaat...
sumber : wikipedia; memo bee; kompasiana; ilmu pangan; dan mbah google
Post a Comment