BREAKING NEWS

Menelusuri Cerita di Balik Kemegahan Batu Lawang Cirebon

Batu Lawang, objek wisata alam yang terletak di Gunung Jaya Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon ini, mulai menjadi salah satu objek wisata baru yang menjadi favorit para wisatawan. 

Pradirwan - Sejak warga desa yang berhimpun  dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sebuah lembaga kerjasama dengan Perum Perhutani membenahi pada awal 2017 lalu, objek wisata alam yang terletak di Gunung Jaya Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon ini, mulai menjadi salah satu objek wisata baru yang menjadi favorit para wisatawan. Pemandangan alam, perbukitan, dan tebing bebatuan Objek Wisata Batu Lawang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan pada musim liburan kali ini.

Potensi alam bak surga tersembunyi berada di sana. Sebuah bukit batu dengan lukisan alam yang bernilai seni tinggi. Udara sejuk, tenang, dan nyaman dengan pemandangan Kabupaten Cirebon dari atas membuat para wisatawan enggan untuk beranjak. Di tempat tersebut, wisatawan bisa melepas kepenatan pikiran di sela kesibukan sehari-hari.

Baca juga : Kejawanan, Destinasi Wisata Pantai Kebanggaan Cirebon

Penamaan Batu Lawang yang berarti Batu Pintu (lawang berarti pintu dalam bahasa Jawa), terinspirasi dari dua tebing menjulang yang menyerupai dua pintu yang sedang terbuka. Ada juga yang menyebutkan bahwa, motif (bentuk) bebatuan tebing itu menyerupai pintu pada bangunan jaman dulu.

Untuk menuju lokasi Batu Lawang, terdapat  dua jalan, pertama dari arah Ciwaringin dekat Rumah Sakit Sumber Waras kemudian belok ke arah kiri. Jalur ini lebih singkat jika dari Palimanan-Cirebon, namun jalan yang dilalui belum diaspal, masih bebatuan terjal.

Jalur kedua dari arah Prapatan belok ke ki kiri arah Rajagaluh lurus sekitar 1 km, kemudian belok ke kiri melewati sebuah jembatan, belok ke kiri melewati area persawahan.  Jalur ini sudah diaspal, malah beberapa bagian nampak baru. Namun, hanya bisa dilewati mobil kecil. Tak perlu takut tersesat karena sudah disediakan rambu penunjuk arah untuk mencapai lokasi Batu Lawang ini. Jalur kedua inilah yang disarankan google maps saat saya menyambangi objek wisata tersembunyi ini, Selasa (25/12/2018).

Objek Wisata yang mempunyai fasilitas cukup lengkap ini terbilang sangat murah. Biaya masuknya hanya Rp7.000 per orang, ditambah biaya parkir Rp5.000 bagi yang membawa kendaraan, wisatawan bisa menikmati keindahan sepuasnya.

Meskipun aksesnya cukup jauh, ketika sampai di lokasi rasa lelah terbayar dengan pemandangan indah gugusan tebing Batu Lawang dengan ukiran alam sangat indah. Ada beberapa jenis tebing batu dengan lukisan berbeda. Ada yang eksotis bermotof jalur melingkar. Ada juga batu tak beraturan dalam satu bukit. Setiap sekat batu memiliki tonjolan yang berbeda.

Tebing-tebing itu sering digunakan sebagai sarana olahraga panjat tebing. Tebing Cupang menjadi tebing yang paling digemari pemanjat di wilayah III Cirebon. Tebing ini memiliki ketinggian 23–30 meter dan lebar sekitar 50 meter dengan jenis batuan andesit dan memiliki empat jalur pemanjatan yang dibuat pada tahun 1993-an oleh tim dari Bandung dan FPTI Cirebon.

Jalur yang disediakan pengelola untuk menikmati Batu Lawang

Di lahan seluas 2,5 hektare milik Perhutani ini, wisatawan dengan mudah berfoto dari berbagai sudut pandang. Untuk menikmati pemandangan alam dari atas, pengunjung cukup melewati jalur yang sudah disediakan. Beberapa bagian jalur itu berupa anak tangga yang terbuat dari adukan semen dan bebatuan yang tersusun. Pengunjung dengan mudah mengelilingi bebatuan andesit itu, hingga sampai ke puncak tebing Batu Lawang.

Pada beberapa bagian di atas tebing, pengelola juga menyiapkan tempat untuk berswafoto. Meski terbuat dari bambu rakitan, namun tempat berfoto itu aman untuk disinggahi. Meski keamanan terjaga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, wisatawan diharapkan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan mengikuti segala aturan yang berlaku, seperti batasan tiga orang di tempat foto dan dilarang mencorat-coret bebatuan.

Spot swafoto

Di balik kemegahannya, Batu Lawang dan sekitarnya menyimpan berbagai cerita. Konon, gunung Jaya menjadi salah satu lokasi yang dikeramatkan karena menyimpan berbagai kisah perjuangan para Wali Sanga dalam menyebarkan agama Islam, diantaranya Sunan Bonang. Petilasan (situs) Sunan Bonang berada dikaki gunung Jaya sebelah barat, tak jauh dari Batu Lawang. Aura disekeliling petilasan tersebut sangat kental dengan mistis.

Cerita bermula ketika Sunan Gunung Jati bersama Sunan Bonang berniat menyebarkan Agama Islam ke selatan. Dalam perjalanannya saat mencapai Gunung Jaya, rombongan beristirahat.

Tak dinyana, rombongan tersebut disusul oleh Nyi Mas Gandasari yang memohon pertolongan Sunan Gunung Jati untuk menyembuhkannya. Persoalan Nyi Mas Gandasari adalah karena setiap bersuami, suaminya langsung meninggal.  Oleh Sunan Gunung Jati, persoalan Nyi Mas Gandasari diserahkan kepada Sunan Bonang.

Sunan Bonang kemudian menyembuhkan Nyi Mas Gandasari dengan mengeluarkan seekor ular welang dari tubuh Nyi Mas Gandasari. Kesembuhan Nyi Mas Gandasari ini diperingati dengan sebuah “pernikahan batin” dengan cara menguburkan ular welang dari Nyi Mas Gandasari yang disebut Pangeran Welang dan tongkat Sunan Bonang. Sampai saat ini kita bisa menyaksikan 2 buah cungkup makam tersebut di dalam bangunan situs.

Nyi Mas Gandasari di kemudian hari menjadi murid Sunan Gunung Jati dan menjadi salah satu panglima perangnya. Kesaktian Nyi Mas Gandasari sudah sangat tersohor dan tak ada seorang laki laki pun yang mampu mengalahkannya. Dalam sebuah sayembara yang diselenggarakan untuk mendapatkan jodoh, Nyi Mas Gandasari dikalahkan oleh Syekh Magelung Sakti (Pangeran Soka). Keduanya kemudian dijodohkan oleh Sunan Gunung Jati dan menjadi suami isteri.

Keunikan lainnya dari Gunung Jaya adalah di puncaknya terdapat sumur kejayaan. Coba naiklah ke puncak Gunung Jaya setinggi sekitar 700 meter itu. Di puncak Gunung Jaya terdapat sebuah sumur kering. Keadaan sumur itu memang selalu kering. Karena itulah, konon, jika ada yang mendapat atau menemukan sumur itu dalam keadaan berair adalah pertanda semua keinginan bakal terkabul. Namun yang pasti pemandangan di puncak Gunung Jaya sangat cantik.

Artikel ini ditayangkan Ayobandung

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes