BREAKING NEWS

Pengingat Diri Ketika Mutasi

Pelantikan JF Penyuluh, 6 April 2021. Fotografer: Cahyo Dwi
Pelantikan JF Penyuluh, 6 April 2021. Fotografer: Cahyo Dwi


Pradirwan - Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam organisasi inilah yang memberikan tenaga, ide, bakat, kreativitas, dan lain sebagainya sehingga organisasi dapat mencapai tujuan.

Manajemen SDM yang dilakukan secara optimal dapat meningkatkan kinerja pegawai maupun kinerja organisasi.

Salah satu tahapan dalam proses pengelolaan SDM tersebut yaitu mutasi dan promosi.

Di kantor ini, mungkin hanya Pak Haji Mul yang tak pernah dimutasi. 😁 (https://www.instagram.com/p/CJDBVadh8ak/?igshid=9p73yomnux4w)

Selevel Kepala Kantor pun tak luput dari mutasi. Mutasi adalah hal yang biasa terjadi di kalangan pegawai DJP di manapun berada.

Apalagi untuk sebuah institusi sebesar Direktorat Jenderal Pajak, yang memiliki ratusan unit vertikal dan tersebar di seluruh penjuru nusantara, mutasi adalah sebuah keniscayaan.

Mutasi adalah pengingat, bahwa kita sebenarnya masih mampu berbuat lebih banyak dan tumbuh lebih hebat saat semangat kita mulai dibunuh pelan-pelan oleh rasa nyaman.

Ya, hanya dengan rasa nyaman, maka kita terkadang terlena dengan apa yang seharusnya bisa kita lakukan.

Kenyamanan hanya akan membuat semua pekerjaan bagaikan gerak reflek, tanpa perlu lagi berpikir.

Mungkin juga membuat jenuh dan berakibat setiap pekerjaan akan membebani pikiran lebih berat dari yang seharusnya.

Bahwa manusiawi kalau manusia selalu berusaha mencapai zona nyaman.

Bahwa setiap perubahan, tempat baru, kawan baru, atasan baru, pekerjaan baru, seringkali menimbulkan perasaan tidak nyaman.

Tanpa disadari bahwa perasaan tidak nyaman itulah sebenarnya yang membuat kita terpacu untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan.

Bahwa kita sebenarnya bisa melakukan hal-hal hebat, sehingga ketika kita harus dimutasi, kita bisa berbangga dengan segudang prestasi yang telah kita wariskan kepada penerus kita.

Bapak Ibu tahu kutu? Kutu adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.

Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan di sana selama satu hingga dua minggu?

Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuan fantastisnya dapat melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Sang kutu mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh mindset korek api yang ia ciptakan sendiri.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Bila potensi yang sesungguhnya ingin muncul, maka harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Mari buktikan! Kita bukan kutu dalam korek api.

Pesan guru saya, pandai-pandailah dalam menyikapi setiap persoalan. Yakinlah, bahwa apa yang Tuhan berikan adalah yang selalu kita butuhkan.

Saya memohon maaf atas segala kekurangan. Terima kasih atas segala kebaikan dan dukungan Bapak Ibu kepada saya selama ini. Sampai berjumpa lagi.

Sungguh saya percaya, semua akan (p)indah pada waktunya.


Pradirwan, 12 April 2021

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes