BREAKING NEWS

Menteri dan Singkong

Singkong
Tiga hari yang lalu, seperti yang saya baca di berbagai media, bapak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Yuddy Chrisnandi, mengeluarkan Surat Edaran nomor 10 Tahun 2014 pada 21 November 2014 yang mewajibkan seluruh instansi pemerintahan menyediakan makanan lokal hasil pertanian dalam negeri. 

Terdapat lima jenis makanan yang bisa dipilih sebagai sajian rapat yaitu singkong rebus, jagung rebus, misro/comro/lemet/timus, singkong urab, dan ubi rebus. Untuk minuman, ada tiga pilihan yaitu kopi, teh, dan air mineral. Aturan ini akan berlaku mulai 1 Desember 2014 senin besok. Menurut bapak menteri, ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemerintahan. Jadi, harus mengutamakan makanan dalam negeri.

Menurut saya, surat edaran ini agak berlebihan alias lebay. Mungkin maksudnya baik, tapi ga perlu lah sampai dibuat surat edaran seperti ini. Substansi agar bisa dilakukan penghematan anggaran, kesederhanaan, memajukan para petani agar bersemangat bercocok tanam dan lain sebagainya tidak melulu harus dibuat aturan spesifik seperti SE ini. Masih ada cara lain kok. 

Siapa sih yang tidak ingin melakukan penghematan anggaran disaat negara sedang membutuhkan uang banyak untuk pembangunan infrastruktur, apalagi APBN diprediksi dalam kondisi defisit karena penerimaan pajak kemungkinan tidak tercapai? Anjuran tentang penghematan ini juga pernah disampaikan oleh bapak Chairul Tanjung “si anak singkong” waktu menjabat sebagai menteri. Beliau melarang pembelian kendaraan dinas dan pembangunan gedung baru, dan ini juga menurut saya, semangat efisiensi anggaran ini masih berlaku hingga saat ini. 

Kesederhanaan, siapa pula yang hendak menentangnya? Kurang sederhana apa PNS kita? Sebagian besar PNS kita sudah hidup sederhana. Malahan di pajak yang bekerja di luar home base, demi bisa hidup dan bisa beli tiket pulang bertemu keluarga mereka dipaksa hidup sederhana sekali. Dengan gaji yang masih dibilang pas-pasan, bisa pulang sebulan sekali saja sudah bersyukur banget. Saya sendiri, sarapan bubur singkong dan teh manis mah sudah biasa. 
Menu sarapan pagi favorit: bubur singkong dan teh manis

Apakah rapat dengan menu singkong ini akan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemerintahan? Saya pribadi belum pernah mendengar ada hasil risetnya. Yang sudah biasa kami lakukan adalah, kami rapat, ada atau tidak ada makanan atau minuman, kemudian langsung saja kami eksekusi hasil rapatnya.

Buat saya, cara paling efektif adalah dengan memberi teladan dari pimpinan instansi masing-masing dimulai dari level tertinggi (presiden). Jika pimpinannya hidup sederhana, hemat anggaran (efisien), tidak menyukai makanan impor, lebih memilih kacang rebus, singkong rebus, ubi rebus dan jajanan lokal lainnya, maka anak buah pasti akan mengikuti. Memang sih ga mungkin 100%, tapi biasanya kalau pimpinan sudah meminta menu rapat menggunakan jajanan lokal, mau ga mau anak buahnya akan ikut makan juga. Ga akan mungkin juga bosnya makan singkong, anak buahnya makan keju? Baru bisa makan makanan lain kalau sudah keluar dari ruang rapat dan diluar jam kantor (memakai uang sendiri buat belanjanya). 

Pimpinan membuat tradisi efisien dan sederhana di lingkungannya, maka anak buah pasti akan meneladaninya. Itu.
 

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes