BREAKING NEWS

Persediaan (Inventory) dalam Akuntansi

Persediaan (inventory)



Pradirwan - Persediaan (inventory) adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar. Tanpa adanya persediaan barang dagangan, perusahaan akan menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Berikut rangkuman materi terkait Persediaan atau Inventory yang saya salin dari materi kuliah akuntansi.

Pengertian Persediaan :

Persediaan adalah aset:
(a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
(b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.


Pencatatan Persediaan :
Dicatat/diakui sebesar harga belinya

Sistem pencatatan Persediaan :
  1. Perpetual / Book system / Balance Permanent system
  2. Phisik/ Physical / Periodical system
1. System Perpetual :

Dalam sistem ini, arus masuk dan keluar persediaan atau catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual, diselenggarakan secara rinci dan dibuatkan kartu stock untuk mencatat keluar masuk barang.

2 .Sistem Periodik :

Dalam sistem ini, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian, bukan akun persediaan seperti dalam sistem perpetual. Untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan penghitungan barang secara fisik (stock opname). Untuk menghitung harga pokok penjualan, menggunakan perhitungan sbb:

Persediaan barang dagang awal          xx
Pembelian                                           xx +
Tersedia dijual                                     xx
Persediaan akhir                                  xx-
(berdasarkan stock opname)
Harga Pokok Penjualan                       xx

Jurnal transaksi
Keterangan
Perpetual
Physical
1/5 Dibeli br dg 400 unit @ Rp.100.
Dr.Merchandise Inventory 40.000
Cr.Cash/Account Payable 40.000
Dr.Purchases 40.000
Cr.Cash /A/P 40.000
1/5 Dikembalikan 10 unit persediaan brg dagang
Dr. Cash /A/P 1.000
Cr. Merchandise inv 1.000
Dr. Cash/A/P 1.000
Cr. Purchases return
& Allowances 1.000
2/5 Dijual br dg 300 unit @ Rp.180.
Dr. Cash / Account Receivable 54.000
Cr.Sales 54.000
Dr. Cost of good sold 30.000
Cr.Merchandise Inventory 30.000


Dr. Cash / A/R 54.000
Cr.Sales 54.000
3/5 Diterima pengembalian 10 unit br dg.


Dr.Sales R & All 1.800
Cr. Cash/A/R 1.800

Dr. Merchandise Inventory 1.000
Cr. Cost of Good Sold 1.000
Dr.Sales R & All 1.800
Cr. Cash/A/R 1.800


Penilaian Persediaan
Biaya persediaan harus meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)

Biaya persediaan dhitung menggunakan metode:
  1. Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP atau FIFO),
  2. Rata-rata tertimbang ( average ) ,
  3. Biaya Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP atau LIFO)
Metode penilaian tersebut bukan untuk penentuan arus barang, tetapi untuk penentuan harga pokoknya.

FIFO (First in First Out)
Harga pokok Barang yang masuk (dibeli) paling awal, dianggap dikeluarkan (dijual) yang pertama.

AVERAGE
Setiap terjadi perubahan jumlah persediaan barang, baik karena pemasukan (pembelian) maupun pengeluaran (penjualan), maka sisa persediaan yang ada, segera dirata-rata nilai/harganya. Harga pokok barang terjual/hpp/cogs, didasarkan pada harga rata-rata tersebut.

LIFO (Last in First Out)
Harga pokok barang yang masuk (dibeli) awal, dianggap dikeluarkan (dijual) terakhir. Harga pokok barang dijual /hpp/cogs didasarkan pada nilai barang yang terakhir masuknya.

Contoh soal :
Data persediaan barang dagang ‘X’ pada Perusahaan Dagang ‘Y’ selama bulan Mei 2011 sbb :
1/5 Saldo awal 500 unit @ Rp.100.
1/5 Pembelian 400 unit @ Rp.125.
5/5 Penjualan 600 unit @ Rp.200 (harga/unit ini adalah harga jual, bukan harga pokok).
10/5 Pembelian 500 unit @ Rp.140.
15/5 Penjualan 600 unit @ Rp. 200.

Diminta : tentukan nilai persediaan barang dagang pada akhir bulan dan harga pokok penjualan selama bulan tersebut serta buat jurnal setiap tanggal transaksi.

Jika digunakan pencatatan perpetual :
  1. Metode penilaian FIFO

Kartu Barang Nama barang : X
Tgl
MASUK
KELUAR
SALDO
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
1/5
-
-
-
-
-
-
500
100
50.000
1/5
400
125
50.000
-
-
-
500
400
100
125
50.000
50.000
5/5
-
-
-
500
100
100
125
50.000
12.500

300

125

37.500
10/5
500
140
70.000
-
-
-
300
500
125
140
37.500
70.000
15/5
-
-
-
300
300
125
140
37.500
42.000

200

140

28.000




1.200

142.000




Jumlah persediaan br dg dijual = 1.200 unit
Harga pokok penjualan = Rp.142.000
Nilai persediaan akhir = 200 unit @ Rp.140=Rp.28.000

Jurnal transaksi :
1/5 untuk pencatatan saldo awal : no entrry

1/5 (pembelian) : Dr. Merchandise Inventory Rp.50.000
Cr. Cash/A/P Rp.50.000
5/5 (penjualan) : Dr. Cash/A/R Rp.120.000 (600x200 (hj))
Cr. Sales Rp.120.000
Dr. COGS Rp. 62.500 (lihat kolom keluar tg 5/5)
Cr. M/I Rp.62.500
10/5 (pembelian) : Dr. MI Rp.70.000
Cr. Cash/A/P Rp.70.000
15/5 (penjualan) : Dr. Cash/A/R Rp.120.000
Cr. Sales Rp.120.000
Dr. COGS Rp. 79.500 (lihat kolom keluar tg 10/5)
Cr. MI Rp.79.500

  1. Metode penilaian LIFO
Nama Barang : X
Tgl
MASUK
KELUAR
SALDO
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
1/5
-
-
-
-
-
-
500
100
50.000
1/5
400
125
50.000
-
-
-
500
400
100
125
50.000
50.000
5/5
-
-
-
400
200
125
100
50.000
20.000

300

100

30.000
10/5
500
140
70.000
-
-
-
300
500
100
140
30.000
70.000
15/5
-
-
-
500
100
140
100
70.000
10.000

200

100

20.000




1.200

150.000




Jumlah persediaan br dg dijual = 1.200 unit
Harga pokok penjualan = Rp.150.000
Nilai persediaan akhir = 200unit @ Rp.100=Rp.20.000

  1. Metode penilaian Average
Nama Barang : X
Tgl
MASUK
KELUAR
SALDO
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
Jml unit
Harga/unit
Total
1/5
-
-
-
-
-
-
500
100
50.000
1/5
400
125
50.000
-
-
-
900
111,1
100.000
5/5
-
-
-
600
111,1
66.667
300
111,1
33.333
10/5
500
140
70.000
-
-
-
800
129,2
103.333
15/5
-
-
-
600
129,2
77.520
200
129,2
25.813




1.200

144.187




Jumlah persediaan br dg dijual = 1.200 unit
Harga pokok penjualan = Rp.144.187
Nilai persediaan akhir : 200 unit @ Rp.1292,2 = Rp.25.813.

PERHITUNGAN LABA KOTOR :

LIFO
Average
FIFO
Penjualan *)
240.000
240.000
240.000
Harga Pokok Penjualan
150.000
144.187
142.000
Laba Kotor
90.000
95.813
98.000

*) Penjualan :
Tg. 5/5 : 600 unit @ Rp.200 = Rp.120.000
Tg. 15/1 : 600 unit @ Rp.200 = Rp.120.000
Rp.240.000


Sistem pencatatan Physical/ Periodical :

Misalnya : Info tentang persediaan barang dagang A selama Mei 2013 sbb :
1/5 Saldo awal 500 unit @ Rp.100.
1/5 Pembelian 400 unit @ Rp125.
10/5 Pembelian 500 unit @ Rp.140
Berdasarkan hasil perhitungan akhir bulan, persediaan barang dagang tersisa 200 unit.

Diminta : Hitunglah nilai persediaan tersebut dan tentukan harga pokok penjualan selama bulan Mei.dan buatlah jurnal transaksi tsb!

1/5 Saldo awal 500 unit @ Rp.100. = Rp. 50.000
Pembelian :
1/5 Pembelian 400 unit @ Rp.125 = Rp.50.000
10/5 Pembelian 500 unit @ Rp.140 = Rp.70.000
Total Pembelian 900 unit = Rp.120. 000 +
Persediaan tersedia dijual 1.400 unit = Rp.170.000
31/5 Persediaan akhir 200 unit -/-
Jumlah barang dijual 1.200 unit

Ket : Jumlah persediaan barang dijual = Persediaan tersedia dijual – persediaan akhir
= 1400 unit – 200 unit = 1.200 unit.
1/5 Saldo awal 500 unit @ Rp.100. (hp yang pertama)
1/5 Pembelian 400 unit @ Rp.125 (hp yang kedua)
10/5 Pembelian 500 unit @ Rp.140 (hp yang terakhir)

Jika digunakan metode penilaian FIFO :
Jumlah persediaan barang yang dijual = 1200 unit, maka harga pokok penjualannya diambil dari urutan harga pokok yang pertama :
500 unit @ Rp.100 = Rp.50.000
400 unit @ Rp.125 = Rp.50.000
300 unit @ Rp.140 = Rp.42.000
Total harga pokok penjualan (1200 unit) = Rp142.000

Nilai persediaan akhir (200 unit), diambil dari hp yang terakhir : 200 @ Rp.140 = Rp.28.000. atau dihitung dari total nilai persediaan barang tersedia dijual dikurangkan dengan harga pokok penjualan : Rp.170.000 – Rp.142.000 = Rp.28.000.

Jurnal transaksi :
1/5 Saldo awal : no entry
1/5 Pembelian : Dr. Purchases Rp.50.000
Cr. Cash / A/P Rp.50.000
10/5 Pembelian : Dr. Purchases Rp.42.000
Cr. Cash / A/P Rp.42.000


Jika digunakan metode penilaian LIFO :

Jumlah persediaan barang yang dijual = 1200 unit, maka harga pokok penjualannya diambil dari urutan harga pokok yang terakhir :
500 @ Rp.140 = Rp.70.000
400 @ Rp.125 = Rp.50.000
300 @ Rp.100 = Rp.30.000
Total harga pokok penjualan (1.200 unit) = Rp.150.000

Nilai persediaan akhir (200 unit), diambil dari hp yang pertama : 200 @ Rp.100= Rp.20.000. atau dihitung dari total nilai persediaan barang tersedia dijual dikurangkan dengan harga pokok penjualan : Rp.170.000 – Rp.150.000 = Rp.20.000.


Jika digunakan metode penilaian AVERAGE :

Jumlah persediaan barang yang dijual = 1200 unit, maka harga pokok penjualannya diambil dari harga pokok rata-rata dari seluruh persediaan barang tersedia dijual :
Rp.170.000 : 1.400 unit = Rp.121,43/unit
Jadi harga pokok penjualan = jumlah persediaan barang dijual x harga pokok rata-rata
= 1200 unit x Rp.121,43
= Rp. 145.716
Nilai persediaan barang akhir = jumlah persediaan barang akhir x harga pokok rata-rata
= 200 unit x Rp.121,43
= Rp.24.286


PERHITUNGAN LABA KOTOR :
Jika hasil penjualan selama bulan Mei adalah Rp.240.000 , maka :


LIFO
Average
FIFO
Penjualan
240.000
240.000
240.000
-/- Harga Pokok Penjualan
150.000
145.716
142.000
Laba Kotor
90.000
94.284
98.000

Sumber: Tevi Leviany

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes