Pernah main ke Taman Balai Kota Bandung? Tahun 2014 yang lalu saya sering ke Balai Kota (Balkot) Bandung. Urusan kedinasan memberikan kesempatan untuk lebih sering berkunjung kesana. Kebetulan pula karena lokasi kantor saya dekat, paling cuma 5-10 menit jalan kaki dan masih masuk wilayah kerja kantor saya, makanya saya juga sering sekedar melewati dua jalan utama yang mengapitnya (akses masuk dan keluar), yaitu Jl. Wastukencana dan Jl. Merdeka.
Berhubung saya bukan asli Bandung dan saya belum sempat mencari tahu sejarahnya, maka saya akan menceritakan apa yang saya lihat saja.
Balai Kota Bandung ini merupakan pusat pemerintahan Kota Bandung. Terdapat bangunan kuno yang konon katanya sudah dipergunakan sejak jaman Belanda. Terlihat dari arsitekturnya memang khas arsitektur Belanda. Bangunan yang pernah saya masuki adalah yang sekarang menjadi Kantor Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, yang terletak di bagian timur dekat Jl. Merdeka.
Selain bangunan kuno itu, yang menjadi daya tarik lainnya adalah adanya patung Dewi Sartika, Pahlawan wanita asli Jawa Barat, patung badak dan patung ikan di area Taman Balai Kota Bandung.
Nah, yang berubah di Balai Kota Bandung ini adalah tamannya, yang tampilannya sekarang lebih "fresh" dan "gaul" gitu. Jadi lebih asik untuk dijadikan tempat nongkrong di hari libur.
Libur tahun baru 2015, saya ga ada acara liburan. Akhirnya saya ajak istri saya jalan-jalan melihat wajah baru Taman Alun-Alun Bandung dan sebelum pulang, saya ajak istri saya mampir dulu di Taman Balai Kota Bandung ini. Kebetulan juga saya dan istri belum pernah berduaan di taman ini.
Pintu masuk Taman Balai Kota Bandung ini di Jl. Wastu Kencana. Setelah memarkirkan motor yang di jaga satpam, kami langsung menuju ke area taman. Hari itu, suasananya agak sepi, tidak seperti di Taman Alun-alun Bandung. Mungkin karena baru diresmikan, makanya animo pengunjung masih sangat besar.
Di Taman Balai Kota Bandung ini, tanamannya dibikin baru. Ada dua area taman yang ditumbuhi bunga yang masih baru. Di jalan masuk, terdapat tulisan besar "Taman Balaikota Bandung" yang menjadi identitas taman khas karya pak Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Dibelakangnya ada patung ikan sebagai background menambah cantik taman ini.
Jalan-jalan di sekitar taman dibuat bagus. Beberapa area juga ditambahkan tempat duduk sehingga pengunjung dibuat betah berlama-lama di Taman. Apalagi banyak pohon besar yang rindang dan udara disitu masih sejuk.
Dibelakang kumpulan bunga tersebut, ada kolam ikan yang diatasnya ada patung badak bercat putih. Konon katanya, Badak adalah ikon binatang khas Jawa Barat. Disekitarnya, dibangun tempat duduk berbentuk kubus. Sambil beristirahat, kami mengabadikan beberapa momen melalui ponsel kami.
Diseberang tempat istirahat kami, ada ornamen baru bertuliskan "LOVE" yang dikenal sebagai "Gembok Cinta". Kami pun beranjak mendekati Gembok Cinta.
Gembok Cinta ini mengambil konsep yang sama seperti bangunan-bangunan lainnya di beberapa negara seperti Pont de l'Archeveche, Paris, Perancis; Huangshan, China; Namsan Tower, Korea Selatan; Jembatan Luzhkov, Moskow, Russia, dan Cologne, Jerman. Jadi bagi yang sudah berpasangan, masing-masing membawa gembok, lalu menguncinya di konstruksi besi berkawat ram yang berbentuk prisma berukuran 2,5 meter persegi dan tinggi sekitar 2 meter itu. Biar cintanya di gembok kali ya (biar cintanya abadi, ga ada yang bisa memisahkan, kecuali tukang kunci) hehehe...
Itulah hal-hal yang baru di Taman Balai Kota Bandung yang bisa saya ceritakan, semoga bermanfaat. Kalau masih penasaran, datang aja langsung ya. Wassalam.
Berhubung saya bukan asli Bandung dan saya belum sempat mencari tahu sejarahnya, maka saya akan menceritakan apa yang saya lihat saja.
Taman Balai Kota Bandung |
Selain bangunan kuno itu, yang menjadi daya tarik lainnya adalah adanya patung Dewi Sartika, Pahlawan wanita asli Jawa Barat, patung badak dan patung ikan di area Taman Balai Kota Bandung.
Nah, yang berubah di Balai Kota Bandung ini adalah tamannya, yang tampilannya sekarang lebih "fresh" dan "gaul" gitu. Jadi lebih asik untuk dijadikan tempat nongkrong di hari libur.
Jalan dan patung ikan |
Pintu masuk Taman Balai Kota Bandung ini di Jl. Wastu Kencana. Setelah memarkirkan motor yang di jaga satpam, kami langsung menuju ke area taman. Hari itu, suasananya agak sepi, tidak seperti di Taman Alun-alun Bandung. Mungkin karena baru diresmikan, makanya animo pengunjung masih sangat besar.
Di Taman Balai Kota Bandung ini, tanamannya dibikin baru. Ada dua area taman yang ditumbuhi bunga yang masih baru. Di jalan masuk, terdapat tulisan besar "Taman Balaikota Bandung" yang menjadi identitas taman khas karya pak Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Dibelakangnya ada patung ikan sebagai background menambah cantik taman ini.
Jalan-jalan di sekitar taman dibuat bagus. Beberapa area juga ditambahkan tempat duduk sehingga pengunjung dibuat betah berlama-lama di Taman. Apalagi banyak pohon besar yang rindang dan udara disitu masih sejuk.
Dibelakang kumpulan bunga tersebut, ada kolam ikan yang diatasnya ada patung badak bercat putih. Konon katanya, Badak adalah ikon binatang khas Jawa Barat. Disekitarnya, dibangun tempat duduk berbentuk kubus. Sambil beristirahat, kami mengabadikan beberapa momen melalui ponsel kami.
Patung Badak dan Kolam Ikan |
Diseberang tempat istirahat kami, ada ornamen baru bertuliskan "LOVE" yang dikenal sebagai "Gembok Cinta". Kami pun beranjak mendekati Gembok Cinta.
Gembok Cinta ini mengambil konsep yang sama seperti bangunan-bangunan lainnya di beberapa negara seperti Pont de l'Archeveche, Paris, Perancis; Huangshan, China; Namsan Tower, Korea Selatan; Jembatan Luzhkov, Moskow, Russia, dan Cologne, Jerman. Jadi bagi yang sudah berpasangan, masing-masing membawa gembok, lalu menguncinya di konstruksi besi berkawat ram yang berbentuk prisma berukuran 2,5 meter persegi dan tinggi sekitar 2 meter itu. Biar cintanya di gembok kali ya (biar cintanya abadi, ga ada yang bisa memisahkan, kecuali tukang kunci) hehehe...
Gembok Cinta di Taman Balai Kota Bandung |
Itulah hal-hal yang baru di Taman Balai Kota Bandung yang bisa saya ceritakan, semoga bermanfaat. Kalau masih penasaran, datang aja langsung ya. Wassalam.
Aku pernah dikasih masukan tentang konsistensi penggunaan kata ganti orang pertama tunggal, aku dan saya. Dua-duanya sah-sah saja. Hanya sebaiknya digunakan salah satu secara konsisten. Dan setelah kupraktekkan, memang membuat lebih nyaman pembaca. Imho.
ReplyDeleteTerima kasih sudah meninggalkan jejak di blog saya pak, masukkannya sangat berarti. Saya baru tahu, ternyata seperti itu ya...
ReplyDeleteSetelah saya cari, kata "aku" sebagai "kata ganti orang pertama tunggal" kok ga ada di artikel diatas pak?
Yang ada adalah "kata penunjuk kepunyaan" pada kata "istriku", apa ini yang bapak maksud?
Terima kasih
Sama2 mas.. Betul, yg saya maksud kata "istriku" itu. Menurut saya lebih enak dibaca jika ditulis "istri saya" atau "istri" saja. Toh pembaca tahu siapa yg dimaksud... Punten..
ReplyDeleteMangga pak... Hehehe
ReplyDeleteKritik seperti ini yang saya butuhkan. Klo ga ada yg kritik nanti ngerasa dah bener aja. Terima kasih pak