"Lihat alam lebih dalam, Anda akan lebih memahami segalanya."~ Albert Einstein
Pradirwan ~ Aku perhatikan, beberapa orang pandai menulis menganggap menulis tak cukup hanya tentang rasa. Tidak demikian bagiku. Saat aku menulis hanya dengan imajinasi, atau bahkan dengan berbekal pointer, tulisan akan berbentuk. Lalu, setelah kubaca ulang, datar, hambar.
Bagiku yang belajar perihal menulis, rasa kutempatkan di urutan tertinggi. Wajib dan mendominasi. Baru sesudahnya aku mempelajari hal lain yang sifatnya teknis. Itu pun tak banyak, aku sungguh tak pandai dalam hal teknis berbahasa.
Aku lebih banyak menuliskan saja apa yang terlintas dipikiran, apa yang ku rasakan, apa yang ku lihat.
Rasa disini adalah gejolak rasa yang dirasakan penulis dan menyajikan pesan rahasia tersebut pada perasaan pembacanya. Jadi bukan hanya kenikmatan tulisan sebagai media hiburan atau penyaji informasi saja.
Bagiku, tulisan dianggap berhasil apabila rasa yang disampaikan itu sampai ke pembaca. Saat pembaca mulai terlibat lebih dalam, itu tandanya perasaan dari penulis sudah sampai ke batin pembaca. Tanda-tandanya bisa berupa keinginan memberontak dari alur yang ditulis penulis, bisa juga berupa kesedihan atau kegembiraan teramat dalam sampai lupa kalau yang dibaca hanya karya fiksi. Yang terparah adalah saat pembaca menyama-nyamakan diri dengan sang tokoh sampai tak sadar mengadaptasi perilaku tokoh di dunia nyata, dalam raga mereka.
Bagi pembaca, membaca lebih dalam akan lebih memahami maksud penulisnya. Dan penulis yang mengedepankan rasa, akan menyajikan tulisan yang lebih bermakna.
#writing #feelings #feel
Post a Comment