Mungkin kau pernah bertanya
Mengapa waktu seringkali memainkan rasa
bersama hati dan raga?
Di sana, pada suatu senja
Awan kadang gemar menjahit senja,
namun enggan menemui jingga.
Sementara aku hanya bisa menyampaikan syair kerinduan,
yang terlanjur diam disekap ruang.
Biarkan hari ini jiwa menyatu,
membayar rindu,
lantas mengutuk waktu.
Ah, benarkah senja memang begitu sedari dulu?
Pernah suatu kali jingga merona mencakar cakrawala,
lalu jatuh dalam wajahmu,
menjelma nyanyian rindu,
kala malam menutup pintu.
Hingga senja berkata
menjawab semua tanya
tentang alasan kepergian yang tanpa aba-aba
Sementara aku terpekur
terikat dalam belenggu rasa yang temaram
Lalu menyerpih dalam lapisan langit yang jatuh pada kelamnya sebuah perasaan
Merindumu sungguh berat
Tapi percayalah, aku sanggup!
Pradirwan
Ujunggenteng, 15 April 2019
Post a Comment