Salah satu cara mengisi WFH adalah dengan berkreasi. (Ilustrasi) |
"Aspek penting dari kreativitas adalah tidak takut untuk gagal." Dr. Edwin Land.
Pradirwan - Sejak Desember tahun lalu hingga saat ini, perhatian dunia masih terfokus kepada pendemi Corona Virus Desease-2019 (Covid-19). Corona is the most popular object in the world. Seperti halnya artis yang naik daun, virus yang katanya dari Wuhan ini tiba-tiba muncul dan menjadi bahan perbincangan jagat raya.
Kemunculan Corona membawa dampak buruk. Data menyebutkan terdapat lebih dari 1,2 juta kasus virus corona Covid-19 di seluruh dunia hingga Senin pagi (06/04/2020), dengan Amerika Serikat memiliki paling banyak pasien Covid-19. Jumlah pasien Covid-19 di AS tercatat 337.274 kasus.
Sementara itu, di urutan kedua Negara dengan kasus Covid-19 terbanyak adalah Spanyol dengan 131.646 kasus, kemudian Italia dengan 128.948 kasus, dan Jerman dengan 100.123 kasus.
Covid-19 telah menyebabkan 69.419 kematian di seluruh dunia. Italia memiliki jumlah kematian tertinggi dengan 15.887 dan Spanyol dengan 12.641 kematian.
Di Indonesia, hingga pukul 12 siang (Senin, 06/04/2020), terdapat 2.491 terkonfirmasi positif covid-19 dengan 192 sembuh dan 209 meninggal. Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi nyata.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Virus Corona memang begitu mudah menular. Ia menular lewat droplet atau percikan. Maka dari itu penting bagi kita untuk menerapkan physical distancing atau jaga jarak minimal satu meter dari orang lain. Tunda dulu mengadakan pertemuan dan yang mengundang kerumunan orang banyak.
Selain itu, biasakan mencuci tangan dengan sabun. Bisa saja tanpa kita sadari tangan kita telah menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi Covid-19.
Tak melulu membawa sisi negatif. Kehadiran virus ini pun ternyata membawa sisi positif. Corona telah memaksa kita mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik dan sehat. Manusia menjadi banyak yang mengerti pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.
Jika diperhatikan, pembatasan-pembatasan yang disebabkan Corona juga memunculkan tren-tren baru. Layanan non tatap muka DJP dan kebijakan bekerja dari rumah misalnya, membuat proses bisnis di DJP juga berubah.
Dulu Wajib Pajak yang ingin mengaktivasi EFIN harus datang langsung ke Kantor Pajak. Kini bisa dilakukan via email tanpa perlu ke kantor pajak.
Pembatasan dan keterbatasan kadangkala membuat manusia berpikir kreatif. Manusia kreatif akan melihat satu hal dengan sudut pandang baru, lalu menemukan hubungan baru, dan kemudian membentuk kombinasi baru, meskipun tak ada yang menjamin setiap kreativitas akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Thomas Alva Edison mengatakan, 'Kreatifitas terdiri dari 1 persen inspirasi dan 99 persen kerja keras."
Jika masalah dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan, maka kita tidak akan pernah mengenal masalah tersebut dan merasa tidak pernah mempunyai masalah.
Sejatinya, Tuhan menciptakan masalah agar manusia menyadari bahwa masalah itu merupakan tantangan untuk dirinya. Sebuah tantangan untuk menumbuhkan kreativitas dalam dirinya. Jiwa-jiwa kreatif ditantang untuk menemukan solusi itu. Dengan kreativitasnya manusia menjadi optimis menjalani hidup. Hidup akan menjadi lebih menyenangkan.
Amati, Tiru, Modifikasi (ATM)
Tidak ada yang benar-benar original. Seorang bayi pada awalnya hanya bisa menangis. Sejalan dengan berjalannya waktu, dia belajar banyak hal melalui proses mengamati, meniru, dan modifikasi sesuai kebutuhannya.
Prinsip Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) ini telah terbukti manjur dan populer. Maka tak heran, banyak orang yang menggunakan prinsip ATM ini untuk tetap kreatif, berpikiran fresh, serta menghasilkan sesuatu yang lebih baru dan unik.
Kegagalan tidak akan menghampiri orang-orang yang pandai menyesuaikan diri, menggunakan gagasan orang lain yang telah terbukti berhasil, dan mengikuti jejak keberhasilan yang telah dirintis.
Namun sesungguhnya, bila itu yang kita ikuti, kita sebenarnya telah 'gagal menjadi manusia'. Karena kita tidak bisa menemukan hal-hal baru. Kita tidak tumbuh menjadi manusia kreatif yang mampu hidup di luar kebiasaan-kebiasaan lama dan nalurinya.
Seorang penemu kamera polaroid, Dr. Edwind Land mengatakan, "Salah satu aspek penting dari kreativitas adalah tidak takut gagal. Para ilmuwan telah berhasil membuat eksperimen dan berulang kali gagal sebelum akhirnya mereka menemukan hasil yang mereka inginkan."
Bukankah kemudahan-kemudahan hidup yang kita rasakan saat ini berawal dari kegagalan-kegagalan tersebut?Setiap orang memiliki kreativitas, bahkan mereka yang sudah berusia lanjut sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang.
So, sudah siap berkreasi?
Sumber statistik: Kemenkes dan Tirto
Post a Comment