Kepala KPP Pratama Cimahi Joni Isparianto mengatakan, melalui program ini, pihaknya ingin membina dan mendorong pengembangan usaha UMKM secara berkesinambungan. "Tujuannya, selain usahanya berkembang, diharapkan nantinyan terjadi peningkatan kesadaran (awareness), keterikatan (engagement), dan kepatuhan (compliance) wajib pajak," ungkapnya di Cimahi.
Joni menambahkan, dalam melaksanakan kegiatan pembinaan tersebut, pihaknya telah memetakan jenis-jenis usaha yang bertahan atau malah bergerak maju di tengah pandemi Covid-19. "Kami juga berkoordinasi dengan instansi pusat maupun daerah untuk menjajaki kemungkinan bergerak bersama dalam mendorong pengembangan UMKM," katanya.
Pada BDS kali ini pihaknya menggandeng Kantor Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bandung. "BKIPM Bandung pun mempunyai program yang selaras dengan kami. Mereka merencanakan untuk menyelenggarakan kegiatan peningkatan mutu produksi para pengusaha perikanan, yaitu dari segi kesehatan ikan," imbuh Joni.
Dalam kesempatan ini, Tim Penyuluh KPP Pratama Cimahi menyampaikan kemudahan tata cara pendaftaran NPWP, kemudahan menghitung pajak UMKM berdasarkan PP 23 Tahun 2018, berbagai fasilitas pajak untuk UMKM, kemudahan pelaporan melalui e-Form, dan sanksi-sanksi yang perlu dimitigasi para pelaku UMKM.
Joni mengungkap bahwa KPP Pratama Cimahi siap memberikan pelayanan prima, secara profesional dan berintegritas. "Karena pajak adalah dari kita untuk kita. Sebagaimana kita ketahui, pembangunan nasional yang kita lakukan saat ini, 80% lebih bersumber dari penerimaan perpajakan," pungkasnya.
Narasumber yang hadir dalam gelar wicara virtual yang dipandu vocalis Dr. PM, Erwin Moron itu di antaranya Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Riza Priatna. Riza menyampaikan pentingnya layanan karantina perikanan. "Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, perekonomian harus tetap berjalan. Di masa-masa seperti inilah kita menyadari betapa pentingnya layanan karantina perikanan seiring dengan pentingnya kita semua menjaga kesehatan," ujar Riza.
Sementara itu, Kepala BKIPM Bandung Dedy Arief Heryanto menyampaikan program Jesika Mo dan Masagi. "Jesika Mo adalah akronim dari jendela informasi karantina ikan mobile, sedangkan Masagi adalah program BKIPM Bandung, selaras dengan program Jabar Masagi. Masagi sendiri dalam Bahasa Sunda berarti persegi, atau mencapai suatu kesempurnaan," ungkapnya.
Dedy memberikan apresiasi kepada KPP Pratama Cimahi dan berharap untuk digelar workshop lanjutan. "Kami harap bisa digelar workshop lanjutan di Kantor BKIPM, untuk memberikan arahan langsung terhadap pengguna jasa karantina ikan yang mengajukan permohonan dan belum memiliki NPWP," tandasnya.
Narasumber berikutnya, eksportir ikan hias Ferry Luhur mengatakan bahwa karantina ikan bukan lagi menjadi kewajiban, tetapi merupakan kebutuhan. "Kualitas ikan bergantung dari tingkat kesehatan ikan. Jika ikan kita sehat dan berkualitas, maka akan berpengaruh terhadap harga jual ikan," kata praktisi usaha peternakan ikan hias itu.
Ferry yang juga alumnus ITB itu pun turut memberikan testimoninya. "Selama ini pelayanan dan konsultasi yang diberikan oleh KPP sudah sangat baik," ungkapnya.
Acara yang berlangsung selama dua jam mulai pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB itu berjalan santai namun diikuti antusias penonton. Tercatat, sebanyak 816 orang menonton siaran langsung tersebut, 111 orang memberikan like dan 164 menjadi subscriber baru. (S)
sumber: pajak.go.id
Post a Comment