Milenial yang kulihat di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Sabtu (13/2/2021). |
Pradirwan - Sinar mentari tak begitu kentara pagi ini. Pukul 07.30. Seingatku, awan-awan sudah menutupi langit sejak aku pertama keluar rumah. Sejauh mata memandang, kabut tipis menutupi gugusan pegunungan yang mengelilingi Bandung. Sementara angin berhembus lebih kencang, membuat dedaunan bergoyang-goyang. Cuaca pagi ini terasa sedikit lebih dingin dari kemarin.
Aku mulai bersiap-siap. Melepas malas yang bergelayut di tubuhku. Berbekal sepatu seadanya dan menenteng kamera lama, aku menelusuri Kota Baru Parahyangan. Sekadar refreshing. Melepas penat yang telah lama membelenggu. Berharap menemukan sesuatu yang menarik di sepanjang jalan yang aku lalui.
moment |
Benar saja. Di salah satu lokasi, sepasang muda-mudi sedang asyik berdiskusi. Sambil memegang gawai, sang wanita sepertinya menanyakan atau menunjukkan sesuatu.
Jangan tanya siapa mereka, sesungguhnya akupun tak tahu jawabannya. Aku hanya ingin mengabadikan momen mereka, generasi milenial itu.
Baca juga: Strategi Visual Marketing Online
Aku memang senang mengamati kebiasaan mereka. Bagaimana mereka berinteraksi, berkarya, belajar, atau bersosial media. Salah satu hal yang aku pelajari beberapa tahun terakhir. Terutama sejak era 4.0 melanda Indonesia.
Baca juga: Humas Pajak Sambut Era Industri 4.0
Ada satu tren baru yang mereka lakukan, setidaknya sejak pandemi. Ternyata para milenial itu banyak yang mempersiapkan kondisi finansial mereka dengan berinvestasi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah investor baru yang tercipta di sepanjang 2020 telah tumbuh sebanyak 590.658 Single Investor Identification (SID) atau sebesar 53,47 persen dari total investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID.
Dari jumlah pertumbuhan itu, secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru tahun 2020. Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di Pasar Modal Indonesia.*
Model investasi lainnya, sukuk tabungan seri ST007 misalnya, pun setali tiga uang. Dalam keterangan tertulis, Senin (30/11/2020), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengumumkan, total volume pemesanan pembelian ST007 mencapai Rp 5,42 triliun dengan jumlah investor sebanyak 16.992 orang.
Jumlah investor baru ST007 tercatat 4.276 investor dan didominasi oleh generasi milenial sebanyak 56,71 persen.
Data lainnya, 2.908 jumlah investor baru yang membeli ST006, 51,07 persen di antaranya adalah kaum milenial. **
Ketertarikan kaum milenial dalam berinvestasi ini kemungkinan dikarenakan mereka telah mengetahui manfaat dan cara berinvestasi. Berbagai platform media berbasis internet memudahkan mereka mencari sumber informasi.
Generasi ini memang akrab dengan internet, gawai, dan dunia digital. Bahkan di antara mereka banyak yang menjadi pelaku industri digital itu sendiri. Meski di sisi lain, ada juga yang hanya menjadi konsumen dan ingin mendapatkan jaringan internet secara cuma-cuma.
Generasi milenial ini ternyata punya sisi kreativitas yang tinggi. Potensi ini jika bisa dimaksimalkan akan menjadi pendorong ekonomi di Indonesia, khususnya dalam ekonomi digital.
Baca juga: Kanwil DJP Jabar I Ajak Generasi Milenial Sadar Pajak
Poin penting lain yang mungkin bisa dianggap sebagai kelebihan kaum muda ini adalah mereka bisa melakukan investasi pada hal yang paling berharga, yakni waktu. Kita tahu, kadang menabung saja tidak cukup, dan investasi perlu dilakukan sedini mungkin untuk mengejar inflasi.
Gunakan waktu untuk selalu belajar dan berani mencoba hal baru. Dengan begitu, masa depan Indonesia maju tak hanya akan menjadi impian yang semu.
Betul begitu?
Pradirwan, 13 Februari 2021
Ada satu tren baru yang mereka lakukan, setidaknya sejak pandemi. Ternyata para milenial itu banyak yang mempersiapkan kondisi finansial mereka dengan berinvestasi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah investor baru yang tercipta di sepanjang 2020 telah tumbuh sebanyak 590.658 Single Investor Identification (SID) atau sebesar 53,47 persen dari total investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID.
Dari jumlah pertumbuhan itu, secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru tahun 2020. Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di Pasar Modal Indonesia.*
Model investasi lainnya, sukuk tabungan seri ST007 misalnya, pun setali tiga uang. Dalam keterangan tertulis, Senin (30/11/2020), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengumumkan, total volume pemesanan pembelian ST007 mencapai Rp 5,42 triliun dengan jumlah investor sebanyak 16.992 orang.
Jumlah investor baru ST007 tercatat 4.276 investor dan didominasi oleh generasi milenial sebanyak 56,71 persen.
Data lainnya, 2.908 jumlah investor baru yang membeli ST006, 51,07 persen di antaranya adalah kaum milenial. **
Ketertarikan kaum milenial dalam berinvestasi ini kemungkinan dikarenakan mereka telah mengetahui manfaat dan cara berinvestasi. Berbagai platform media berbasis internet memudahkan mereka mencari sumber informasi.
Generasi ini memang akrab dengan internet, gawai, dan dunia digital. Bahkan di antara mereka banyak yang menjadi pelaku industri digital itu sendiri. Meski di sisi lain, ada juga yang hanya menjadi konsumen dan ingin mendapatkan jaringan internet secara cuma-cuma.
Generasi milenial ini ternyata punya sisi kreativitas yang tinggi. Potensi ini jika bisa dimaksimalkan akan menjadi pendorong ekonomi di Indonesia, khususnya dalam ekonomi digital.
Baca juga: Kanwil DJP Jabar I Ajak Generasi Milenial Sadar Pajak
Poin penting lain yang mungkin bisa dianggap sebagai kelebihan kaum muda ini adalah mereka bisa melakukan investasi pada hal yang paling berharga, yakni waktu. Kita tahu, kadang menabung saja tidak cukup, dan investasi perlu dilakukan sedini mungkin untuk mengejar inflasi.
Gunakan waktu untuk selalu belajar dan berani mencoba hal baru. Dengan begitu, masa depan Indonesia maju tak hanya akan menjadi impian yang semu.
Betul begitu?
Pradirwan, 13 Februari 2021
Referensi:
Post a Comment