Aku Rindu, Dik (Pradirwan) |
Biar kujerang kata-kata ini, Dik
Menanaknya menjadi puisi
Rinduku membuncah hingga ke ubun-ubun
Berlumut dan membatu, mendamba temu
Dalam kekalutanku
Pisau waktu mengiris jiwaku
Memisahkan cemas dan pilu menanti sosokmu
Sabarku jatuh dari segala penjuru
Pelik ini tak kunjung rampung, Dik
Sementara gelap semakin membayang
Aku rindu pada yang mereka sebut pulang
Aku rindu pada yang mereka sebut tenang
Mentari yang jatuh di halaman rumahmu
Nyatanya tak mampu menyampaikan isyarat
Bahwa rasa ini telah mengiba sejauh-jauhnya
Hanya pasrah yang melesap ke dalam tanah
Sepasrah aku yang mendidih
Dipanggang jarak dan waktu
Olehmu
***
Pradirwan
Bandung, 25 Juli 2020
Post a Comment