BREAKING NEWS

DJP Jabar I dan Mandiri Syariah Kompak Beri Kurban


Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jawa Barat I, Yusron Purbatin Hadi menyerahkan seekor sapi sebagai simbolis dari total 6 hewan kurban kepada Sesepuh dusun Nangtung, Ajat di Sumedang (Selasa, 13/08/2019).
Pradirwan - Kanwil DJP Jawa Barat I dan Bank Mandiri Syariah Dago, Bandung memberikan 6 hewan kurban kepada masyarakat Dusun Nangtung, Desa Ciherang, Sumedang, Selasa (Selasa, 13/08).

Aksi yang digelar di sekitar Masjid Alfurqon ini diwakili oleh Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jawa Barat I, Yusron Purbatin Hadi didampingi beberapa pegawai Kanwil DJP Jawa Barat I dan Bank Mandiri Syariah Dago. Hewan kurban tersebut diterima oleh sesepuh dusun Nangtung, Ajat.

Yusron mengatakan, penyerahan hewan kurban ini merupakan bentuk silaturahmi Kanwil DJP Jawa Barat I dengan masyarakat Nangtung. Dirinya berharap silaturahmi ini akan terjalin hubungan yang baik antara DJP dan lingkungan masyarakat sekitar.

"Mudah-mudahan silaturahmi ini bisa berlanjut di masa depan. Mohon diterima kurban 1 ekor sapi dan 3 ekor domba dari pegawai Kanwil DJP Jawa Barat I, dan 2 ekor domba dari pegawai Bank Syariah Mandiri. Mohon doanya, agar tugas kami dalam mengumpulkan pajak sekitar Rp35 triliun dapat tercapai," ujarnya.

Perwakilan Bank Mandiri Syariah, Gunawan menambahkan, tidak akan sempurna pengamalan syariat Islam kecuali dilaksanakan secara bersama-sama. "Kami berterima kasih telah diajak Kanwil DJP Jawa Barat I, bersama-sama berkolaborasi memberikan kontribusi kepada masyarakat Nangtung ini," kata Gunawan.

Sementara itu, Ajat mengucapkan terima kasih atas kunjungan rombongan Kanwil DJP Jawa Barat I seraya mendoakan agar para pemberi kurban tersebut diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

"Alhamdulillah, dalam sejarahnya di Nangtung akhirnya ada yang berkurban sapi. Warga Nangtung pastinya berbahagia. Kemarin, infonya hanya ada sapi, alhamdulillah ternyata ada tambahan 5 domba. Berarti ada rejeki untuk warga Nangtung, terima kasih banyak," ungkapnya.

Ustaz Kiki Ramdani yang hadir dalam acara itu memberikan tausiah. Menurut Kiki, Hari Iduladha sarat akan makna dan kaya hikmah. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Hari Raya Kurban ini. Salah satunya sebagai bentuk syukur terhadap nikmat Tuhan. “Melaksanakan shalat dan berkurban adalah tanda mensyukuri nikmat Allah SWT. Andaikan kita menghitung nikmat Allah yang diberikan, niscaya tidak dapat kita menghitungnya,” katanya.

Selain itu, menurutnya, hikmah berkurban adalah melatih kesabaran. “Kesabaran itu ada 3 hal, kesabaran menghadapi maksiat, kesabaran menghadapi musibah, dan kesabaran dalam ketaatan. Kisah Nabi Ibrahim AS adalah teladan kesabaran dalam ketaatan tersebut,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, dengan berkurban, seorang Muslim diharapkan akan menjadi pribadi yang lebih taat. “Berkurban dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mencerminkan sikap takwa. Semoga Allah Ta'ala menerima ibadah kurban kita semua. Amin,” pungkasnya. (HP)

sumber :

pajak.go.id 
jabar ekspres 

17 Tahun Tak Bertemu, Alumni SMAN 2 Cirebon Gelar Pitulasan

Pitulasan menjadi ajang silaturahmi alumni SMAN 2 Cirebon angakatan 2002.
Pradirwan - Bertemu banyak kawan lama dan para guru memang mengasyikkan. Bukan hanya melepas rindu setelah bertahun-tahun tak bertemu, namun bernostalgia dengan menceritakan lagi pengalaman yang pernah dilalui bersama sudah pasti seru. Inilah yang tergambar dalam reuni 17 tahun SMAN 2 Cirebon yang digelar oleh lulusan tahun 2002.

Foto bersama alumni dengan guru per kelas (2.1)

Acara yang bertajuk "Pitulasan SMANDA 02 Reunian" ini bertempat di Aula SMAN 2 Cirebon, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.1 Cirebon, Sabtu (10/08/2019). Ratusan alumni kumpul-kumpul bertukar cerita. Bukan hanya yang berdomisili di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) saja, namun kawan yang berada di daerah lain di Indonesia tak mau ketinggalan. Ini sesuai makna Pitulasan, yang tak hanya merepresentasikan angka 17 tahun (dalam bahasa Jawa, pitulasan berarti peringatan 17 tahun), tetapi Pitulasan bermakna Pingin Ketemu Wis Lawas Pisahan (ingin bertemu (karena) sudah lama berpisah).

“Ini acara temu kangen antar alumni sekolah kami. Setelah 17 tahun kami tidak pernah kumpul bareng seperti ini, dikarenakan kesibukan pekerjaan masing-masing,” ungkap Nova Agung, Ketua Panitia Reuni.

Selain untuk menjalin silaturahmi, di temu kangen ini para alumni dapat saling berbagi informasi dan cerita tentang pekerjaan dan bisnis yang sedang dijalani.

"Pitulasan ini tujuan utamanya menjalin silaturahmi antar alumni yang sudah terpisah bertahun-tahun. Selain itu, bisa menjadi jembatan untuk kerja sama dalam berbisnis atau lainnya. Oleh karena itu, kami berharap, ke depannya bisa diselenggarakan juga reuni perak nanti," ujar Nova.

Berbagai latar pekerjaan alumni memang tumplek blek dalam acara ini. Ada yang menjadi pengusaha, birokrat, karyawan, dan berbagai profesi lainnya.

sebagian alumni 2.1 berfoto bersama di booth yang disediakan

Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Cirebon yang juga mantan ketua OSIS angkatan 2002, Rochmat Hidayat mengatakan bahwa reuni ini ingin menunjukkan soliditas para alumni. "Kita bukan sedarah, tapi lebih dari saudara," kata Rochmat di sambut tepuk tangan para hadirin.

Lebih lanjut Rochmat mengatakan, saat-saat bersekolah di SMAN 2 Cirebon merupakan saat belajar arti kehidupan. Ia bercerita bagaimana para guru di SMAN 2 Cirebon, tak hanya mengajarkan pelajaran pada umumnya, namun juga tentang bagaimana melatih mental dalam menerima kenyataan.

Di akhir sambutannya, ia memimpin doa untuk para guru yang telah mendidik para alumni itu.Selain alumni, acara juga dihadiri 12 guru yang pernah dan/atau masih mengajar di SMA tersebut.
fokus menyimak


Plt. Kepala SMAN 2 Cirebon, Ety Nur Rochaeni menyambut baik acara pitulasan tersebut. "Menjadi bagian dari SMAN 2 Cirebon adalah sesuatu yang luar biasa. Terlebih dengan kehadiran para alumni, saya akan terus mengikuti acara ini sampai selesai," ungkapnya mengapresiasi.

Ety menambahkan, kesuksesan yang diraih para alumni merupakan keberhasilan para guru yang mendidiknya. "Tidak pernah jauh (sifat) anak itu dari bapak ibunya. Jadi keberhasilan para alumni yang hadir disini dan dimana pun berada itu juga karena ada peran Bapak Ibu gurunya. Oleh karena itu, mari bersama-sama junjung tinggi nama SMAN 2 Cirebon ini dengan sebaik-baiknya," katanya.

Lebih lanjut, ia berpesan untuk jangan pernah 'memanfaatkan' orang yang berada 'di bawah'. "Mari se-iya sekata, saling bantu teman-temanmu, yang sukses bantu yang belum sukses, yang belum sukses jangan minder. Lakukan yang terbaik, harus guyub. Selamat. Selama menjadi Kepala Sekolah, ini acara reuni yang terbaik," pungkasnya.
Pemberian donasi untuk pembangunan masjid SMANDA Cirebon

Acara yang berlangsung sejak pukul 8 pagi itu berjalan semarak dengan banyak alumni bernostalgia. Selain itu, acara ini juga diisi dengan pemberian donasi, hiburan, dan bagi-bagi doorprize. (*)


sumber :
RadarCirebon
AyoBandung

Suaco dan The Godfather of Broken Heart

Suaco Cafe, Malang
Pradirwan - Sebuah bangunan unik berdiri di salah satu sisi Jl. Simpang Gajayana, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Hampir seluruh dindingnya dari kaca. Banyak jendela berukuran besar. Sirkulasi cahaya dan udara terjaga baik. Tanpa AC, bangunan ini tetap berhawa semilir. Terlebih di sekelilingnya tidak ada bangunan tinggi, membuat angin leluasa melewati kafe Suaco ini.

SUACO berasal dari SUA COffee, bertemu untuk ngopi, kira-kira itulah artinya. Kafe ini menjadi salah satu tempat kami ngumpul bareng sambil ngopi saat diklat di Malang, beberapa waktu lalu. Satrio dan Rindawan yang mengajak kami (saya, Hanip, Jundi, dan Farija) untuk merasakan suasana kafe ini.
menikmati kopi

Sambil membahas agenda yang kudu segera dieksekusi (opo iki???), kami pun mencicip menu kopi plus snack. V60 dengan beans dari Garut menjadi pilihanku.

Sang Ketua, Satrio tetap sibuk meski di cafe

Rindawan yang sejak tadi memegang gitar memeriahkan suasana. Berbagai lagu mulai dinyanyikan. Nongkrong semakin asyik ketika lagu-lagu mellow milik Didi Kempot dibawakan. Sewu kuto, stasiun Balapan, Cidro, Pamer Bojo, Kalung Emas, Suket Teki, dan sederet lagu patah hati lainnya melupakan segenap kepenatan kami.

Beberapa lagu yang dinyanyikan, baru malam itu aku dengar. Namun, beberapa penggalan liriknya masih terngiang hingga ku pulang.

Tak menyangka, tayangan Rosi di Kompas TV pada Kamis (1/8/2019) kemarin mengangkat fenomena lagu-lagu itu yang melekatkan citra Didi Kempot sebagai The Godfather of Broken Heart. 

Dari tayangan itu, sedikitnya aku mengetahui, kalau lagu cinta bertema mellow dan patah hati akan memiliki umur panjang di blantika permusikan.

"Memilih tema lagu yang deket dengan masyarakat. Patah hati semua pernah mengalami. Kata-kata yang dipilih juga yang mudah dipahami," ungkap Didi.

Tak jarang, lagu-lagu itu terinspirasi dari kisah nyata. Lagu 'Cidro' yang sangat ikonik itu misalnya berangkat dari pengalaman yang Didi Kempot rasakan sendiri semasa masih menjadi pengamen gondrong yang suka nongkrong.

"Waktu 'Cidro' ini mas lagi ngalamin apa? Mas yang lagi ngapusi (membohongi) siapa?" tanya Rosi.

"Saya yang diapusi (dibohongi) kok," jawab Didi Kempot sambil bercanda dan diikuti dengan tawa.

"Gimana dapet syair ini? Apa yang mas Didi lihat?" tanya Rosi lagi.

"Saya ngalamin. Masih ngamen, gondrong, tukang nongkrong. Naksir cewek. Ceweknya cantik. Dia mau, tapi keluarganya kayanya enggak lah," jawab Didi Kempot.

Mendengar cerita Didi Kempot, Rosi lantas menuturkan sebuah kata bijak.

"Buat keluarga yang sedang mendengarkan, yang telah menolak mas Didi Kempot, selalu ada penyesalan pada mantan yang berhasil," ujar Rosi.




Bandung, 3 Agustus 2019
Pradirwan

Monumen Penjara Banceuy, Riwayatmu Kini

Monumen Penjara Banceuy, salah satu jejak Bung Karno di Bandung dapat kita temui di sini.


Pradirwan - Kesendirian nampak diwakili patung yang sedang duduk sambil memegang buku dan pena bercat perunggu itu.

Patung Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, di Monumen Penjara Banceuy di Jalan ABC, Kota Bandung.

Menatap patung Bung Karno


Penjara yang oleh pemerintah kolonial Belanda diperuntukkan bagi tahanan politik tingkat rendah dan kriminal ini memiliki sejarah dan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia.

Sang Proklamator, saat mendekam di Penjara Banceuy ini merintis perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1929 bersama 3 anggota PNI: Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepradja.

Bung Karno menyusun pledoi yang sangat terkenal dan kemudian diberi nama Indonesia Menggugat.

Pledoi Indonesia Menggugat oleh Bung Karno ini dibacakan pada sidang pengadilan 18 Agustus hingga 22 Desember 1930, di tempat yang saat ini diberinama Gedung Indonesia Menggugat, di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Pengurus monumen Penjara Banceuy


Patung yang terbuat dari bahan perunggu itu ditempatkan di dekat sel penjara berukuran 210 sentimeter dengan lebar 146 sentimeter dan tinggi 350 sentimeter.

Sel nomor 5 itu satu-satunya yang tersisa, sementara bangunan sekelilingnya berubah menjadi pertokoan sejak tahun 1983.

Sel nomor 5

Sel yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1877 itu tertutup rapi dengan hiasan bendera merah putih. Di dalamnya terdapat papan kecil beralaskan tikar anyam, teko, gelas, serta baskom untuk membuang air kecil.

kondisi dalam ruangan penjara sel no 5

Di tempat seperti itulah selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan, Bung Karno mendekam sebagai tahanan politik oleh pemerintah kolonial Belanda.

Salah satu ungkapan Bung Karno, "Koe Korbankan Dirikoe di Penjara Ini Demi Bangsa dan Negarakoe Indonesia" menghiasi dinding kawasan itu. 

Pun demikian dengan replika bendera Merah-Putih, tertancap dalam tiang di depan penjara.

Sayang sekali, penjara yang saat ini dijadikan Museum Penjara Banceuy ini sepi pengunjung. Padahal saat ini, masyarakat seharusnya antusias merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-74. Salah satunya dengan mendatangi museum dan belajar sejarah agar dapat menghargai perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan.

Bandung, 6 Agustus 2019
Pradirwan

Pimpinan BNI-Bandung Sebut Tantangan Pelayanan DJP Lebih Berat

Pimpinan Development Service BNI cabang Bandung Kinkin Sakinah membawakan materi Comunication Skill dan Motivasi, Kamis (25/7).


Pradirwan - Kegiatan Bimbingan Teknis serta Forum Pelayanan dan Konsultasi Kanwil DJP Jawa Barat I hari ke-2 di KPP Pratama Purwakarta, Kamis (25/7), dibuka oleh Kinkin Sakinah.

Pimpinan Development Service BNI cabang Bandung itu membawakan materi Comunication Skill dan Motivasi.

Menurutnya, meskipun terdapat perbedaan alasan pelanggan mendatangi Bank atau DJP, pada dasarnya standar pelayanannya sama.

"Garis besar dalam pelayanan itu sama, baik di bank maupun di DJP," tegas Kinkin.

Kinkin mengaku dirinya salut dan tidak menyangka DJP banyak menghadapi tantangan pelayanan yang rumit, namun semua tantangan itu dapat diselesaikan.

"Saya salut terhadap para pegawai pajak yang bisa meyakinkan para WP untuk patuh terhadap hak dan kewajiban perpajakannya," ungkapnya.

Kinkin menjelaskan bahwa tantangan pegawai pajak lebih besar dibandingkan pegawai bank dalam memberikan pelayanan.

"Kalau di bank, tidak terlalu rumit karena nasabah datang ke bank untuk melindungi harta simpanannya. Berbeda dengan DJP, WP datang dengan keharusan tahu hak dan kewajibannya. Bisa jadi malah ada kewajiban yang harus dikeluarkan dari penghasilannya," ungkapnya.

Acara berlanjut dengan materi Aplikasi PMK-39 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak oleh Kepala Seksi Pengembangan Sistem Perpajakan I Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Jarot Budiono. Jarot menjelaskan hal teknis terkait implementasi PMK tersebut di KPP.

Di penghujung acara, KPP Madya Bandung memiliki kesempatan untuk melakukan Transfer Knowledge terkait M-Tax 441.

"M-Tax 441 merupakan sebuah inovasi pelayanan berupa aplikasi yang dibuat untuk memudahkan wajib pajak dalam memperoleh layanan dan informasi seputar perpajakan," ujar Kepala Seksi Pelayanan KPP Madya Bandung Rudi Rudiawan.

Lewat M-Tax 441 ini wajib pajak bisa memantau (permohonannya) sudah selesai atau belum, sudah lengkap atau belum.

"Kalau ada yang belum lengkap, apa yang harus dilengkapi, wajib pajak bisa lihat di aplikasi tersebut," imbuhnya.

Selain fitur itu, aplikasi ini bisa memfasilitasi permohonan terkait Surat Keterangan Fiskal, keterangan legalisasi, dan permohonan Pemindahbukuan.

Dengan menggunakan aplikasi berbasis android tersebut, wajib pajak tidak perlu datang langsung ke KPP.

Melihat keunggulan itu, M-Tax 441 diharapkan dapat diaplikasikan di seluruh KPP di wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Barat I. (HP)

sumber: pajak.go.id

Jabar I Gas Poll Tingkatkan Kepatuhan

Kakanwil DJP Jawa Barat I Neilmaldrin Noor saat membuka acara bimtek dan forum pelayanan dan konsultasi di Purwakarta (Rabu, 24/7)
Pradirwan - Setiap pegawai memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, tak terkecuali pegawai dalam bidang pelayanan. Mereka pun memiliki peranan penting untuk institusi Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan kepatuhan sukarela.

Demikian disampaikan Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor, saat membuka acara Bimbingan Teknis dan Forum Pelayanan dan Konsultasi Kanwil DJP Jawa Barat I, di Purwakarta (Rabu, 24/7).

Acara ini berlangsung selama 3 hari yaitu mulai tanggal 24 sampai dengan 26 Juli 2019 dengan membahas Evaluasi Bimbingan Pelayanan dan Konsultasi serta Peningkatan Kepatuhan tahun 2019.

Menurutnya, keberhasilan mencapai penerimaan pajak tak bisa dilepaskan dari fungsi pelayanan. "Penerimaan Pajak tergantung pada voluntary compliance (kepatuhan sukarela) para Wajib Pajaknya. Wajib Pajak akan menjadi patuh apabila merasakan kepuasan atas pelayanan yang kita berikan," ungkap Neil dalam acara yang bertema 'Tingkat Kepatuhan Jabar I Gas Poll Gaes!!!' itu.

Neil menyebutkan, sebagai insan pelayanan harus memiliki empat hal dalam memberikan pelayanan yaitu senyum, sabar, ketelitian, dan kreativitas.

"Semua hal itu merupakan faktor penting, karena teman-teman pelayanan adalah 'wajah' Kanwil DJP Jawa Barat I dan 'wajah' DJP secara keseluruhan," katanya kepada para Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi di wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Barat I beserta Pelaksana dan AR seksi tersebut.

Oleh karena itu, Neil meminta jajarannya untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam bekerja.

"Kita harus bekerja secara skillfull dan juga melayani dengan ketulusan. Ketulusan kita dalam memberikan pelayanan, akan dirasakan juga oleh WP yang kita layani. Kita harus memahami substansi dari pelayanan. Bahwa kepintaran dan kecermatan kinerja pelayanan, dapat meningkatkan kepatuhan sekaligus membantu fungsi pengamanan penerimaan," pungkasnya.

sumber : pajak.go.id

Realisasi Pajak Kanwil DJP Jabar I Tumbuh 5,8 Persen

Kakanwil DJP Jawa Barat Neilmaldrin Noor saat memimpin Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) II 

Pradirwan - Realisasi penerimaan Kanwil DJP Jawa Barat I per 15 Juli 2019 mencapai 43,16% dari target penerimaan pajak sebesar Rp34,79 triliun. Prosentase realisasi ini di atas capaian nasional sebesar 41,45%.

Demikian disampaikan Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) II di Cianjur, Selasa (16/7). Rapat yang bertemakan "Jabar Hiji Ngahiji: Sinergi Untuk Mencapai Penerimaan Pajak yang Optimal" ini diikuti oleh 70-an peserta dan berlangsung hingga Kamis (18/7).

“Penerimaan kita (Kanwil DJP Jawa Barat I) masih baik. Pertumbuhan penerimaan netto hingga Juni 2019 tumbuh positif sebesar 5,8%,” ungkapnya.

Neil menilai, saat ini kondisi ekonomi makro sedang menurun. Meski begitu, itu bukan kendala untuk terus meningkatkan kinerja secara optimal. "Ekonomi boleh slow down, tapi Jabar I tidak boleh slow down. Kita bisa meningkatkan basis pajak melalui proses ekstensifikasi, pengawasan, dan pemeriksaan,” ujarnya.

Ia menambahkan untuk tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapai. “Masing-masing KPP jangan mudah puas dengan target semester I yang telah dicapai, tetap harus diperhatikan sisa target semester II, karena belum tentu target per bulan yang telah direncanakan di awal tahun merupakan angka yang akurat, bisa saja meleset. Kita harus waspadai itu,” imbuhnya.

Setelah pembukaan dan sambutan, Rakorda II diisi dengan paparan dari 16 KPP di wilayah Kanwil DJP Jawa Barat I. Neilmaldrin Noor memberikan arahan sesuai dengan masalah-masalah yang ada untuk kemudian merencanakan aksi atau kegiatan dalam 5 setengah bulan ke depan.

Rakorda II ini pun menjadi ajang evaluasi rencana kegiatan komite-komite yang telah dibentuk pada Rakorda sebelumnya. Komite tersebut yakni Komisi Penggalian Potensi, Komisi Penegakan Hukum, dan Komisi Kepatuhan. Evaluasi dilakukan melalui rapat pleno masing-masing komite untuk kemudian dibahas melalui diskusi bersama seluruh peserta Rakorda II.

Di penghujung acara, Neil mengajak untuk tidak takut dalam menuju kesuksesan. "Amanah kita itu 100%. Prognosa bukan alat untuk menurunkan target menjadi target baru. Selisih persentase justru harus jadi pemicu mencari cara yang tidak biasa menuju penerimaan optimal," pungkasnya. (HP)






sumber: pajak.go.id
 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes