BREAKING NEWS
Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Andai Saja


Puisi "Andai Saja"


Andai saja

Mata kita mampu mengintip dari celah tirai hikmah

Ujung dari perjalanan kita

Mungkin akan lahir ribuan ujaran rasa syukur

atas segala dinamika ketidaknyamanan ini




Andai saja

Kita mengerti bahwa hidup adalah perjalanan

Akan kita gembirakan tiap langkah itu




Andai saja

Kau pinjamkanku sedikit tawa

Akan kulupakan cerita

Sedih di jiwa




Andai saja

Kau teteskanku sedikit air mata doa

Agar dapat kuyakinkan diri bahwa

Duka takkan menghuni hati ini

Untuk selamanya.




Tulislah sedikit kata-kata bahagia

Rayulah aku seperti senja

Atau fajar yang menyapa

Agar kuterlupa

Apa rasanya terluka




Andai saja.




Curug Malela, 5 Januari 2019

Kepada Wijaya Kusuma Aku Bercerita

bunga wijaya kusuma
wijaya kusuma



Aku terdiam sepanjang malam

Di bawah naungan keraguan

pendar sinar rembulan

Mendung memaksa untuk merundung

Kala semesta sedang berkabung



Aku kehilangan sebuah aksara

Yang ku kemas dalam rima-rima

Untaian makna pun kian lara

Hingga puisi tak lagi bersuara



Kepada Wijaya Kusuma aku bercerita

Tentang mimpi-mimpi anak bangsa

Jiwa-jiwa pengembara akan terus mengembara

Demi karya dan cinta



Tuhan

Engkau tau seberapa kuat langkahku

Kuatkanlah aku di setiap bulir bening air mata itu




Izinkanlah,

ikhlasku terangkum dalam bait-bait doa

menyabdakan tabahku pada sisa harapan yang ada


Kepada Wijaya Kusuma aku pernah bercerita

Tiap tetes air mataku penuh makna

Betapapun perihnya rasa kehilangan di dada

Akan selalu ada asa membara

Karena aku percaya

Tuhanku Maha Sempurna

Tuhanku Pemilik hati dan jiwa




Pradirwan

Bandung, 12 September 2019

Sepotong Bahagia Sisa Semalam


Mentari Senja (ilustrasi) Puisi Sepotong Bahagia Sisa Semalam (Pradirwan)
Ilustrasi: Mentari Senja (Pradirwan) 


Sepotong bahagia sisa semalam
Meriuh tawa pada gelas kaca
Mengusir senyap
Bayangmu pun lindap

Aku berteduh
Pada peluh meluruh
Gemuruh hujanku reda, badaiku pun usai
Tersisa lengkung senyum yang terjuntai

Kelak akan tiba masanya
Keakraban hanya sebatas kata
Dingin, sehening senja
Lalu, akan kupastikan
Sesalmu adalah kesia-siaan
Dalam ceruk persembunyian


Pradirwan
Bandung, 11 Agustus 2020

Tak Ada yang Istimewa

 Sunset Pradirwan Tak ada yang istimewa


Dulu,

Pernah kau berkata, "Tunggu aku!"
Dan aku mau
Tidak peduli kau datang lagi
Atau selamanya pergi


Dulu,

Aku simpan setiap kenangan
dalam ingatan
Mengira semua istimewa


Lalu,

Sehabis hujan sebentar
Tubuh siapa yang lebih gemetar
Menahan cinta yang lapar?

Siapa yang lebih dulu menyerah?
Cinta yang patah
atau rindu yang menggerutu?


Nyatanya,

Sungguh ku rindu
Meskipun ku tahu
Tidak ada yang istimewa
dari rasa yang aku lahirkan sendiri


***

Pradirwan
Bandung, 3 Desember 2018
 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes