Majalah Kahiji edisi 14/2022 menampilkan profil berjudul Herry Prapto, Penyuluh yang Mencatat Sejarah dalam Tulisan dan Foto. |
Pradirwan - Menulis dan fotografi itu sejatinya adalah mendokumentasikan sejarah. Hal tersebut bukan isapan jempol semata. Kita tidak bisa menafikan bahwa sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia dapat kita ketahui seperti sekarang ini berasal dari tulisan yang ada di prasasti dan lainnya.
Kita pun teringat di abad ke-20. Adalah buku harian Zlata Filipovic yang bercerita tentang jeritan seorang anak Bosnia. Ia berada di tengah Perang Saudara yang berkecamuk kala itu di Sarajevo, Bosnia. Buku itu berhasil menggerakkan warga dunia untuk membuka mata tentang keadaan sesungguhnya di sana. Pada akhirnya, hal itu berhasil membantu keluarga Zlata keluar dari negara yang terletak di semenanjung Balkan itu.
Di Indonesia, kita pun tentu tahu buku “Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran”. Sebuah buku yang menjadi salah satu motor penggerak emansipasi wanita di Indonesia. Buku itu berisi surat-surat dan tulisan yang dikirimkan oleh R.A Kartini kepada teman-temannya di Eropa.
Begitu pun di bidang fotografi. Banyak sekali foto yang berhasil mendokumentasikan sejarah. Salah satunya foto pidato Bung Tomo yang berhasil membakar semangat perjuangan hingga dapat mengusir pasukan Inggris dan NICA Belanda.
Contoh lainnya adalah foto konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Indonesia yang kala itu baru berusia lima tahun sejak proklamasi kemerdekaannya, nyatanya berhasil menjadi tuan rumah bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk memperjuangkan kepentingan bersama, terutama kedaulatan negara-negara Asia Afrika dalam melawan imperialisme dan rasialisme.
Rangkaian dokumentasi yang kita himpun dalam bentuk tulisan kelak pastilah akan sangat berguna untuk kepentingan diri sendiri ataupun kepentingan orang lain. Hal itulah yang diamini oleh Fungsional Penyuluh Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying Herry Prapto.
Awal Perjalanan Karir
Hobi dan Pekerjaan
Karya Paling Berkesan
Herry menceritakan bahwa pembuatan buku itu merupakan yang terpanjang dan paling melelahkan sepanjang sejarah ia menulis karena dari pembekalan sampai jadi tulisan itu memakan waktu hingga 6 bulan. Ia pun berkesempatan mewawancara berbagai tokoh penting yang terlibat dalam reformasi perpajakan pada kurun waktu tersebut. Ada 47 narasumber yang telah ia dan tim penulis wawancarai, baik dari pihak internal maupun eksternal DJP.
Tepat di Hari Pajak yang ke-76, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo resmi meluncurkan buku berjudul Reformasi Adalah Keniscayaan, Perubahan Adalah Kebutuhan, Cerita di Balik Reformasi Perpajakan.
Penyanyi kondang Indonesia Andien yang saat peluncuruan buku itu menjadi moderator mengatakan, membaca buku itu seperti halnya membaca novel. Sedangkan menurut Jurnalis yang telah lama malang melintang di dunia jurnalistik Hermien Y Kleden mengatakan bahwa kekuatan buku itu pada kekayaan diksi yang benyawa dan kaya warna. Bahkan ia sangat terharu dan mengucapkan selamat karena tulisan buku ini menempatkan Bahasa Indonesia secara patut dan terhormat.
Sementara untuk foto, jepretan Herry saat vaksinasi Covid-19 berhasil masuk 5 foto yang dikomentari mantan Redaktur Foto Kompas Arbain Rambey dan Widyaiswara Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Gathot Subroto di Storypost Kemenkeu saat membahas foto jurnalistik.
Tokoh yang Menginspirasi
Herry mengaku sebenarnya ia membaca semua tulisan. Baginya semua tulisan memiliki kekhasannya. Menurut Herry, Asma Nadia dalam membuat deskripsi sangat mudah dipahami dan seolah nyata (meyakinkan). Sementara bagi Herry di tulisan Tere Liye, ia sering menemukan kutipan-kutipan yang menginspirasi dalam novelnya.
Kemudian Dahlan Iskan dan Gunawan Muhammad. Menurutnya, dua tokoh tersebut memiliki wawasan yang sangat luas dan pemilihan katanya sangat khas. Untuk jenis tulisan opini, Herry mengaku menyukai tulisan Chatib Basri karena menurutnya gaya tulisannya bercerita, berisi, namun tidak menggurui.
Komunitas yang Diikuti
Tips agar Suka Menulis
Ilmu yang paling bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan. Oleh karena itu, Herry pun membagikan tips agar suka menulis, khususnya bagi Penyuluh Pajak.
Pertama, Herry mengatakan tulislah hal yang disukai dan dikuasai. Sebagai Penyuluh pasti banyak hal tentang pajak yang dikuasai. Mulailah menuliskan hal yang Anda sukai dan kuasai.
Kedua, menurutnya adalah ubah mindset jadi menulislah bagi orang lain. Herry menuturkan ia menyukai kutipan “Aku belajar dan membaca agar umur orang lain berguna bagiku, dan aku menulis agar orang lain mengambil manfaat atas umurku” dari Felix Siauw. Herry menuturkan ilmu yang
dibagikan melalui tulisan sebagai ladang sedekah kita untuk orang lain.
Ketiga, tulislah yang bermanfaat, lebih baik lagi jika bisa menginspirasi dan memberikan solusi pembaca. Menurutnya, tema tulisan yang informasinya dibutuhkan manusia sepanjang masa, cocok dengan kondisi pembaca, dan dianggap bermanfaat, itu paling banyak mendapat perhatian pembaca. Misalnya, tulisan tentang cara daftar NPWP secara elektronik atau e-reg, alasan-alasan kenapa permohonan NPWP online tidak disetujui, atau tata cara update e-faktur. Tulisan-tulisan yang menjawab pertanyaan wajib pajak biasanya banyak pembacanya.
Keempat, temukan sudut pandang terbaik. Menurut Herry, ide atau topik tulisan bisa apa saja, tetapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial. Tulisan yang baik ketika penulisnya bisa menyajikan dengan sudut pandang yang berbeda, belum terpikirkan oleh pembaca, atau ada gagasan baru yang ia sampaikan.
Setelah itu, dipoin kelima Herry mengatakan menulislah setiap hari untuk meninggalkan jejak dan melatih diri. Semakin sering seseorang menulis, menurutnya, maka ide-ide di kepala semakin banyak, semakin liar, dan cepat dituangkan dalam kepala. Pun berlaku sebaliknya, semakin jarang menulis, otak akan semakin tumpul dan ide-ide semakin kering.
Menurutnya, menulis setiap hari berbeda dengan memposting setiap hari. Tulisan yang ditulis setiap hari tak melulu harus langsung diposting, bisa dicatat dulu dalam notebook untuk sewaktu-waktu diselesaikan kemudian baca ulang, edit, baru posting.
Perbanyak bacaan untuk menambah refensi merupakan poin keenam dalam tips menulis menurut Herry. Hal tersebut akan memengaruhi pola pikir, wawasan, sudut pandang, dan memperbanyak diksi serta kosakata. Selain itu, hasil membaca bisa kita tuangkan dengan gaya menulis sendiri. Bacaan akan memperkaya pengetahuan yang sangat berguna untuk pengembangan tulisan kita. Rohani kita pun mendapatkan hak untuk memperoleh makanan. Buya Hamka menyatakan, membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik.
Ketujuh, lakukan penyuntingan (editing) sebelum dikirim/posting. Menurut Herry, mintalah orang-orang terdekat untuk membaca tulisan yang Anda buat. Jika mereka paham dan mengerti apa pesan yang ingin Anda sampaikan dalam tulisan itu, silakan kirim. Namun, pastikan juga telah dilakukan editing sebelum tulisan Anda dikirim. Banyak salah ketik (misalnya) akan menyebabkan tulisan sulit ditayangkan (ditolak).
Penulis: Fanzi Siddiq Fathurrohman
Editor: Sintayawati Wisnigraha
Artikel ini ditayangkan di Majalah Kahiji Edisi 14/2022 (Majalah Kanwil DJP Jawa Barat I).