BREAKING NEWS

KPP Pratama Tasikmalaya Dukung Bijak Bermedsos

Nur Cahyo Dwi Mulyawan Sulistiyo saat memaparkan materi pengawasan dan pembinaan atas penggunaan jejaring sosial pegawai DJP, di Aula KPP Pratama Tasikmalaya, (Rabu, 19/6).
Pradirwan - Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya mendukung gerakan Bijak Bermedsos (Bermedia Sosial) denggan menggelar Internalisasi Corporate Value (ICV) di Aula KPP Pratama Tasikmalaya (Rabu, 19/6). Kegiatan yang diikuti seluruh pegawai itu mengambil tema “Bijak dan Santun dalam Penggunaan Jejaring Sosial” sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Kepala Subbag Umum dan Kepatuhan Internal (SUKI), Muhammad Fadhil , mengingatkan kembali pesan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, untuk bertanggung jawab menjaga nama baik DJP.

“Semua pegawai bertanggung jawab atas nama baik DJP. Dengan kerja keras dan kerja penuh dedikasi, karena menghapus “kotoran” akan lebih susah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fadhil memaparkan materi penguatan Nilai-nilai Kementerian Keuangan, Kode Etik, dan Nilai-nilai Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu, ia menyampaikan hasil survei persepsi integritas pegawai DJP dan penilaian persepsi integritas Kementerian Keuangan.

Pegawai SUKI, Hendra Eristaputra, menjadi pembicara selanjutnya. Hendra menyampaikan meteri pengendalian gratifikasi dan penguatan integritas pegawai DJP. “Kami ingatkan kembali, para pegawai untuk tidak menerima gratifikasi dari pihak manapun,” tegas Hendra.

Rangkaian acara tanpa jeda ini dilanjutkan dengan presentasi oleh Nur Cahyo Dwi Mulyawan Sulistiyo. Pegawai yang akrab disapa Cahyo tersebut memaparkan materi utama mengenai pengawasan dan pembinaan atas penggunaan jejaring sosial pegawai DJP. Dengan gaya yang asyik, Cahyo menjelaskan bagaimana tetap kekinian namun juga taat aturan.

“Gunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, menjadi inspirasi dalam berbagai kalangan, mengharumkan citra baik, dan memberikan informasi. Hindari hate speech, isu sara, menjaga netralitas dan integritas, berprilaku sesuai norma kesopanan, dan kesusilaan. Ini bukan berarti dilarang bermain medsos lho, ya. Kita boleh bermain medsos, tetapi dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan Pemerintah, Kemenkeu, dan DJP,” katanya.

Cahyo menambahkan untuk selalu memanfaatkan media sosial dengan bijak. "Intinya, sekiranya postingan kita tidak bermanfaat, tak perlu kita share. Mari kita bijak dan santun dalam bermain media sosial. Mari kita jaga rumah kita (DJP) bersama-sama," pungkas Cahyo.

Kegiatan ICV yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB itu pun berakhir pada pukul 12.00 WIB. Seluruh pegawai diharapkan dapat memilih dan memilah konten yang akan dibagikan di media sosial. (KAA/HP)

sumber : pajak.go.id

Dukung UMKM Berkembang, DJP Jabar I Buka Pojok Pajak

Penyuluh Perpajakan Kanwil DJP Jawa Barat I, Rendra Santika, saat memberikan layanan perpajakan.

Pradirwan - Kanwil DJP Jawa Barat I membuka pojok pajak di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas, Jl. PHH Mustofa No 31, Bandung (Kamis, 27/6). Pembukaan pojok pajak ini ditujukan untuk membantu wajib pajak (WP) dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Kegiatan pelayanan perpajakan di luar kantor ini dikemas dalam acara yang bertajuk “Klinik Bisnis UMKM STIE Ekuitas”.

Ketua Penyelenggara, Ade Imam, mengatakan kegiatan yang dihadiri oleh 126 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini melibatkan 11 booth konsultasi, diantaranya dari Kadin Prov. Jawa Barat dan Kota Bandung, BPOM Kota Bandung, MUI, HKI, Manajemen Usaha, Desain Kemasan, serta Perpajakan yang diwakili Kanwil DJP Jawa Barat I.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan memajukan UMKM kota Bandung khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya. Penyelenggaraan tahun ini telah memasuki tahun ke empat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pengembangan Kewirausahaan STIE Ekuitas, Dito Rinaldo, menilai saat ini UMKM semakin tahun semakin bertumbuh, namun pertumbuhan tersebut juga memunculkan kendala atau masalah bagi para pelaku UMKM itu sendiri. “Oleh karena itu, klinik bisnis ini hadir untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut,” ungkap Dito.

Tim Penyuluh Perpajakan Kanwil DJP Jawa Barat I, Rendra Santika dan Ismail Fahmy, bertugas di pojok pajak itu. “Kami memberikan pelayanan konsultasi perpajakan, terutama hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan para pelaku UMKM, seperti kapan para pelaku UMKM ini wajib mendaftarkan diri untuk ber-NPWP, cara menghitung pajak UMKM, cara bayar pajaknya, hingga cara melaporkan pajaknya di Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan,” ungkap Rendra saat dikonfirmasi usai acara berlangsung.

Lebih lanjut, Rendra mengapresiasi program STIE Ekuitas ini. “Program ini bagus. Semua stakeholder yang terlibat dalam pengembangan UMKM memberikan pelayanan, seperti layananan satu pintu, mulai perijinan, ijin usaha BPOM atas produknya, permodalan, termasuk perpajakannya. Selain itu, program ini tak hanya memberikan wawasan bagi pelaku UMKM, namun memberikan edukasi bagi para mahasiswa yang nantinya diharapkan menjadi para pengusaha. Semakin ketatnya persaingan usaha di masa depan, membutuhkan persiapan yang matang agar bisa memaksimalkan pasar dalam negeri. Jangan sampai pasar dalam negeri dibanjiri produk luar negeri, karena kita kalah bersaing,” pungkasnya. (HP)

 artikel ini ditulis untuk pajak.go.id

Terbitkan Faktur TBTS, Hakim Vonis Penjara 3,5 Tahun dan Denda Rp32,1 M untuk WN Korsel

Suasana persidangan Pengadilan Negeri Bale Bandung dengan agenda pembacaan vonis kepada terdakwa Direktur PT Beronica, Lee Gil Woo (tengah, baju batik), Selasa (18/06).
Pradirwan - Suasana Pengadilan Negeri Bale Bandung, Baleendah Kab. Bandung tampak sepi pada Selasa, 18 Juni 2019. Sore itu, hanya segelintir orang saja yang memenuhi ruang sidang utama untuk menyaksikan persidangan dengan agenda putusan perkara pidana perpajakan menerbitkan Faktur Pajak Tidak Berdasarkan Transaksi Sebenarnya (TBTS).

Tim Majelis hakim yang terdiri dari Sihar Hamonangan Purba, Kukuh Kalinggo Yuwono, dan dan Siti Hamidah memasuki ruang sidang dengan berpakaian lengkap, simare merah dan bef warna putih, sekitar pukul 16.30 WIB. Sementara Jaksa Penuntut Umum dan Penasehat Hukum telah siap beberapa saat sebelum sidang dimulai.

Hakim Sihar Hamonangan Purba bertindak sebagai ketua majelis hakim pada sidang pembacaan vonis bagi penerbit faktur pajak TBTS tersebut yaitu Direktur PT Beronica, Lee Gil Woo.

Dalam putusannya, hakim Sihar mengatakan lelaki berkewarganegaraan Korea Selatan itu dinyatakan secara sah dan meyakinkan terbukti melanggar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP) Pasal 39A huruf a, yaitu dengan sengaja menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya.

“Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perpajakan dengan menerbitkan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya. Menjatuhkan kepada terdakwa hukuman kurungan selama 3 tahun dan 6 bulan, memerintahkan kepada terdakwa membayar denda sebesar Rp32,1 miliar subsider 6 bulan kurungan, masa kurungan dikurangi seluruhnya sesuai masa tahanan, tetap menjalani tahanan kota, barang bukti dikembalikan ke Jaksa Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara terdakwa lainnya (an. Nia Kalmira Basar), dan membayar biaya perkara sebesar Rp5 ribu,” ujar Sihar di hadapan terdakwa.

Putusan kurungan itu lebih rendah dari tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) yaitu 5 tahun penjara. Atas putusan ini, baik JPU maupun Penasehat Hukum atau Terdakwa menyatakan banding.

Dalam sidang putusan perkara diketahui selama tahun 2016, Lee menggunakan perusahaannya (PT Beronica) yang telah terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak di Indonesia untuk menerbitkan faktur pajak TBTS dan mengakibatkan kerugian pada pendapatan Negara sebesar Rp16,05 miliar.

Sebagai informasi, Penyidik Direktorat Jenderal Pajak c.q. Direktorat Penegakkan Hukum tengah melakukan pengembangan penyidikanterkait kasus tersebut dan kasus-kasus serupa untuk menjerat pihak-pihak lain yang merugikan pendapatan Negara.

Tindakan penyidikan tersebut merupakan bagian dari proses penegakkan hukum di bidang perpajakan sebagai upaya menciptakan deterrent effect (efek gentar) bagi Wajib Pajak demi komitmen untuk mengamankan penerimaan Negara dari sektor perpajakan. (HP)

sumber : 
pajak.go.id
bisnis.com
tribun jabar
pojok satu
galamedia
jabar ekspres 
jabar ekspres
inilah koran 
Ayobandung

Mutasi Pejabat Eselon III, Kanwil DJP Jabar I Gelar Sertijab

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor memberi ucapan selamat kepada Liza Khoironi yang kini menjabat sebagai Kabid P2IP Kanwil DJP Banten, (Senin, 17/6).

Pradirwan - Sejumlah Pejabat Eselon III Kanwil DJP Jawa Barat I mengikuti acara Serah Terima Jabatan di Aula Lantai I Gedung K, GKN Bandung (Senin, 17/06). Acara ini dipimpin langsung Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor.

Di lingkup Kanwil DJP Jawa Barat I, terdapat 3 pejabat yang mutasi keluar yaitu Liza Khoironi yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan Kanwil DJP Banten, Sugiri Tejanagara, menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cileungsi, dan Hasan Basri yang menjabat Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit.

Sertijab Kabag Umum Kanwil DJP Jabar I

Sementara itu, terdapat 5 pejabat yang bergabung di Kanwil DJP Jawa Barat I. Kelima pejabat tersebut adalah:

1. Yusron Purbatin Hadi, Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jawa Barat I;
2. Chairuddin Umsohi, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur;
3. Joni Isparianto, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi;
4. Suharto, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara; dan
5. Aporen Siregar, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciamis.

Dalam sambutannya, Neil mengatakan, mutasi merupakan suatu hal yang sangat wajar di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. "Tentunya hal ini dimaksudkan untuk memberikan penyegaran kepada para pejabat agar dapat melaksanakan tugasnya lebih baik lagi," ujarnya.
Kepala Kanwil DJP Jabar I memberikan arahan.
Lebih lanjut Neil menyampaikan apresiasi atas kinerja jajarannya selama bertugas di Kanwil DJP Jawa Barat I. "Kepada para pejabat eselon III yang meninggalkan Kanwil DJP Jawa Barat I, tentunya saya sebagai pimpinan mengucapkan banyak terima kasih atas usaha, kerja keras, dan karyanya selama bertugas di kanwil DJP Jawa Barat I," ungkap Neil.

Tak lupa, Neil juga mengucapkan selamat datang kepada Eselon III yang baru. "Kepada tim baru kita, kami ucapkan selamat datang, selamat bergabung dengan tim Kanwil DJP Jawa Barat I. Semoga dengan bergabungnya teman-teman, tim menjadi lebih solid dan lebih baik lagi, sehingga bisa menjalankan amanah yang telah diberikan kepada kita semua. Saya berpesan dan sekaligus berdoa agar kita semua selalu amanah, diberikan kemudahan, kesuksesan, dan kebahagiaan. Amin," pungkas Neil.
Penandatanganan dokumen sertijab

Sebagaimana diketahui, pada Jumat (14/06) lalu Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, melantik 499 orang pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta. Para pejabat yang dilantik itu terdiri dari 22 orang pejabat Eselon II dan 477 orang pejabat Eselon III.

"Pelantikan bersama dari beberapa unit eselon I Kemenkeu hari ini merupakan simbol bahwa seluruh unit di Kemenkeu merupakan bagian tak terpisahkan yang memiliki peran penting dalam mengelola keuangan negara," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani berpesan agar pejabat yang menempati posisi dan jabatan baru, mampu menjaga jalinan persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman dan kebhinekaan yang dimiliki Indonesia adalah rahmat yang patut disyukuri.

Dari 22 orang pejabat Eselon II yang dilantik, terdapat 5 pejabat yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP), 2 pejabat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), 14 pejabat dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), dan satu pejabat dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).

Disamping itu, dari 477 orang pejabat Eselon III yang dilantik terdapat 4 pejabat yang berasal dari Sekretariat Jenderal (Setjen), 16 pejabat dari Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), 151 pejabat dari DJP, 42 pejabat dari DJBC, 142 pejabat dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), 108 pejabat dari DJKN, serta 14 pejabat DJPPR.

Pejabat yang dilantik telah melewati berbagai proses seleksi berdasarkan kualifikasi, kompetensi, kinerja, rekam jejak, dan integritas. (HP)


sumber : 
1. Ayo Bandung
2. Kahiji News 
3. Bisnis Com
4. Galamedia
5. Jabar Ekspres
6. Pojok Satu
7. Inilah Koran

Kakanwil DJP Jabar I Ingatkan Jajarannya Bijak Bermedsos

Kepala Kanwil DJP Jabar I, Neilmaldrin Noor, saat memberikan paparan (Jumat, 14/6).

Pradirwan - Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor, mengingatkan jajarannya agar bersikap bijak menggunakan media sosial (medsos). Hal tersebut ditegaskan Neil saat memberikan paparan dalam In House Training (IHT) Whistleblowing System dan Penguatan Nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Kode Etik Pegawai di Aula lantai I Gedung K, GKN Bandung (Jumat, 14/6).

Neil mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia, tak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN). “Hampir semua dari kita saat ini punya dua dunia, dunia nyata, dan dunia maya. Ini merupakan sebuah konsekuensi perubahan. Kita harus dapat merespon setiap perubahan itu. Sebagai contoh, dulu untuk menghubungi seseorang, kita menggunakan uang koin di telepon umum. Sekarang kita mudah sekali dihubungi (via panggilan suara atau video), bahkan keberadaan kita bisa dilacak dengan adanya teknologi itu,” jelasnya.
Suasana In House Training (IHT) Whistleblowing System dan Penguatan Nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Kode Etik Pegawai di Aula lantai I Gedung K, GKN Bandung (Jumat, 14/6).

Ia berpesan agar jajarannya semakin dewasa dalam memanfaatkan teknologi. “Jangan sampai salah menggunakan teknologi. Dulu, sebuah berita itu sulit disebarkan. Sekarang, hanya dengan sekali sentuh melalui medsos, kita bisa menyebarkan semua berita, bahkan berita bohong sekalipun. Oleh karena itu, Kemenkeu dalam hal ini Ditjen Pajak perlu untuk membuat aturan terkait penggunaan medsos, dan kita mau tak mau harus patuh terhadap aturan itu karena kita berada di dalamnya,” katanya.
Suasana In House Training (IHT) Whistleblowing System dan Penguatan Nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Kode Etik Pegawai di Aula lantai I Gedung K, GKN Bandung (Jumat, 14/6).


Lebih lanjut Neil mengungkapkan latar belakang penggunaan aturan tersebut. “Pertama, karena frekuensi penggunaan jejaring sosial yang sangat tinggi di seluruh rentang usia. Untuk membatasi penggunaan medsos, saya menggunakan aplikasi pengingat untuk mengetahui berapa lama durasi penggunaan medsos. Jangan sampai lebih banyak waktu berinteraksi di dunia maya dibandingkan interaksi pada dunia nyata. Kalau saya lebih banyak berinteraksi di dunia maya, jangan-jangan teman-teman hanya punya Kakanwil dunia maya, tidak nyata,” ujarnya.

Bukan itu saja, Neil meminta agar ASN tidak memposting hal-hal yang berbau politik di media sosial. Pasalnya, ASN dilarang untuk terlibat dalam politik praktis dan menjaga netralitas ASN. “Kondisi politik & keamanan saat ini rentan terhadap pergesekan elemen masyarakat dan berpotensi menimbulkan perpecahan. Terlebih sebelum pemilu, sangat tinggi konstelasi pergesekannya. Kita harus bisa menjaga kondusivitas iklim berbangsa dan bernegara. Kita harus bisa menahan diri. Jangan sampai kita terprovokasi, apalagi memprovokasi, justru harus memberikan pandangan yang baik. Untuk itulah, kita harus bijak bermedia sosial demi kepentingan yang terbesar, merajut kepentingan bangsa dan negara,” imbuhnya.

Neil tidak menutup mata akan adanya pelanggaran-pelanggaran di media sosial yang melibatkan pegawai DJP. “Hingga saat ini, sudah ada pengaduan terkait penggunaan jejaring sosial oleh pegawai DJP yang melanggar aturan. Ingat, satu postingan di medsos bisa di-capture dan dilaporkan oleh warganet yang membaca atau melihatnya, lalu dilaporkannya ke Kemenkeu atau DJP. Semua aktivitas medsos kita diawasi. Jika terbukti ada pelanggaran aturan, maka bisa dijatuhi hukuman,” tegasnya. (HP)

Tulisan ini dibuat untuk dan telah ditayangkan pajak.go.id

Neil : Jangan Bangga dengan Gaji Besar

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor memberikan santunan kepada anak-anak Khanzul Ummah Cikalong Wetan, KBB, Kamis (16/5).

Pradirwan - Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Barat I menggelar kegiatan sosial pada bulan suci Ramadan ini. Salah satu kegiatan tersebut adalah menyelenggarakan acara berbuka puasa bersama dan memberikan santunan kepada anak yatim piatu, di Aula Kanwil DJP Jabar I, Jalan Asia Afrika No.114, Bandung, Kamis (16/5).

Pelepasan pegawai purnabakti, Maman Yusman Suhel.

Kanwil DJP Jawa Barat I mengundang 40 anak dari Khanzul Ummah Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Acara diawali dengan pelepasan pegawai purnabakti, Maman Yusman Suhel. Selanjutnya, para pegawai mendengarkan pengarahan Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor.

Neil menuturkan untuk tidak lupa bersyukur. "Saya mengingatkan kembali pada diri saya dan teman-teman semua, jangan lupa bersyukur. Ini penting, karena kita seringkali lupa atau sulit bersyukur. Kita berbuat sesuatu lebih di kantor ini dengan bahan bakar rasa syukur itu,” ucapnya.

Ia lantas mengajak para pegawai untuk merenung. "Saya sudah tanya beberapa pegawai di KPP-KPP, siapa yang tidak bisa buka puasa bareng keluarga? Itu jumlahnya lebih sedikit daripada yang berbuka puasa dengan keluarganya. Coba renungkan, seandainya untuk bertemu keluarga saja teman-teman semua harus naik pesawat. Syukurilah kenikmatan itu. Ada sejuta alasan untuk kita bersyukur, tidak ada alasan untuk tidak bersyukur," tegasnya.
Kakanwil DJP Jabar I menyampaikan arahan kepada seluruh pegawai

Lebih lanjut Neil meminta agar para pegawai meningkatkan kinerja. "Kita seringkali terperangkap dalam batasan rutinitas, ke kantor, bekerja seperti biasa, lalu pulang. Itu tidak salah. Tapi waktu kita sama. Kita bisa berbuat lebih dari itu. Acara ini untuk meningkatkan kebersamaan kita. Ayolah, kita jadikan kantor ini menjadi keluarga kedua, maksimalkan fungsi kita, peranan kita, memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan kita. Terlebih kita berperan besar dalam kemajuan bangsa ini secara keseluruhan," kata Neil.

Neil lantas mengutip sebuah cerita. Suatu ketika ada seorang pemuda yang datang kepada Imam Syafi'i Rahimahullah lalu mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Ia memberitahukan bahwa ia bekerja sebagai pekerja upahan dengan gaji 5 dirham. Dia meminta saran bagaimana melepaskan kesempitan hidup itu.

"Minta gajimu untuk dikurangi jadi 4 Dirham," kata Imam Syafi'i.

Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi'i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu. Setelah berlalu beberapa lama, orang itu datang lagi kepada Imam Syafi'i untuk mengadukan tentang kehidupannya yang tidak banyak kemajuan.

"Kalau begitu minta gajimu untuk dikurangi jadi 3 Dirham," ujar Imam Syafi'i.

Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi'i dengan perasaan sangat heran. Setelah berlalu sekian hari, orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi'i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan, uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi'i menjelaskan, pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya.

Menurut Neil, kisah tersebut bisa menjadi pelajaran sangat berharga dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan hanya sederhana. Jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerjanya sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

"Bila gaji yang diterima tidak seimbang dengan kerja yang kita lakukan, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak, Mari evaluasi diri, apakah penghasilan yang kita terima selama ini sudah sesuai dengan kinerja kita," katanya.
Ustad Harry Gunawan saat memberikan tausiah Ramadan

Dalam acara itu Kakanwil dan beberapa Kabid membagikan uang santunan dan goodie bag kepada anak-anak. Acara diakhiri tausiyah oleh Ustad Harry Gunawan dan buka puasa bersama. (*HP)

Sumber : 
Galamedia
Bisniscom

Tips Berburu Milky Way untuk Pemula

Milky way di atas rumah


Pradirwan - Aku suka langit. Bagiku, langit merupa kanvas besar ciptaan Tuhan yang setiap saat memberikan kejutan yang berbeda. Tak hanya waktu matahari terbit atau terbenam, saat siang hari, bahkan malam hari langit membuatku kagum. Awan, matahari, bulan, petir, pelangi, dan gugusan bintang menjadi penghias langit, sekaligus sebagai petunjuk bagi manusia.

Bersyukurlah kita tinggal di Bumi yang indah ini. Sedikit flashback ke pelajaran astronomi, Bumi yang kita tempati ini berada di galaksi bimasakti (milky way). Konsekuensinya, kita tak mungkin memotret keselurahan galaksi, hanya sebagian kecil sisi dari bimasakti. Kecil, tapi luar biasa.

Baca juga : Berburu Milky Way ke Ciwidey

Caranya gampang kok, serius! 4 hal yang kita butuhkan untuk memotret bintang dan milky way ini baru aku coba dan berhasil. Apa saja?

1. Langit malam cerah
Sebetulnya memotret bintang tak perlu di gunung atau di pantai. Namun, agar bintang terlihat jelas, kita tak boleh di tempat yang banyak polusi cahaya.

Makanya memang lebih mudah memotret bintang/milky way di pegunungan atau pantai daripada di area kota.

Ini sebetulnya bagian tersulit, sih. Hehe, paling nggak, ada alasan baru buat naik gunung dan mengeksplor tempat baru, kan?

Tapi klo blm ada kesempatan, coba explore sekeliling tempat tinggalmu, barangkali ada tempat yang cukup gelap. Foto yang aku posting ini diambil di halaman rumah tadi pagi sebelum sahur. Terlalu banyak cahaya memang, sehingga milky way tak nampak jelas.

Polusi cahaya juga bisa diakibatkan oleh bulan. Makanya, memotret milky way paling bagus saat bulan mati (+/- 4 hari), jangan mendekati atau pas bulan purnama. Selain itu, cuaca tidak sedang banyak awan. Klo bisa, cerah secerah-cerahnya.

Langit berawan, milky way semakin samar


2. Cek posisi milky way


Jika hanya ingin memotret bintang, mungkin bisa kapan saja. Tapi ingat, bumi kita berputar. Ada kalanya milkyway tidak terlihat dari tempat kita berdiri.

Banyak software untuk mengecek kondisi bintang seperti stellarium, sky guide, dan banyak sekali di app store. Searching sendiri aja ya. Aku pakai stellarium. Ini karena ikut-ikutan saja sih. Klo mau ikutan juga, gpp kok 😁



3. Set Fokus ke Infinity, perkirakan komposisi


Taruh dulu kameranya di tripod ya. Setelah itu fokuskan lensa ke posisi tak hingga.

Kalau di lensanya sudah ada distance scale, silakan diset ke posisi infinity, biasanya berbentuk simbol angka delapan tengkurap (∞). Mode ini juga biasanya dipakai untuk motret landscape.

Kalau nggak ada scale nya seperti lensa kit 18-55, fokus saja ke benda terjauh yang bisa difokuskan. Dan dikira-kira. Untuk komposisi, trial & error aja. Karena emang gelap, sih.

Memotret bintang dan milky way memang harus pakai perasaan 🤣🤣🤣


4. Set kamera ke diafragma & ISO tertinggi, dan coba 30 detik


Aku memakai lensa 15-45 mm f/3.5. Jadi aku test kamera pertama kali di ISO 2500, f/3.5, dan 30 detik.

Kenapa 30 detik? Konon katanya, 30 detik itu adalah waktu maksimum agar bintang tetap seperti titik, bukan sebuah garis.

Kalau lebih dari 30 detik, maka bintang akan ‘berjalan’ dan nampak seperti apa yang kita sebut sebagai light painting. Kecuali, memang efek seperti itu yang ingin didapatkan sih.

So, tertarik memotret milky way? Atau masih ada yang kurang jelas? Silakan tinggalkan komentar di bawah ya.

Menikmati Konser Musik Alam di Curug Cipeuteuy

Curug Cipeuteuy, Majalengka


Pradirwan ~ Jika sesuatu yang berbunyi dan bernada disebut musik, maka alam menjadi konser musik yang paling menakjubkan. Desau angin sepoi-sepoi, gemericik air, suara burung, tonggeret, dan binatang lainnya menjadi hiburan langka bagi kami. Alasan inilah yang mendasari kami menuju salah satu tempat konser musik alami bernama Curug Cipeuteuy, Majalengka.
Curug Cipeuteuy menjadi salah satu objek wisata andalan di Majalengka 

Kawasan wisata yang berlokasi di blok Dukuh Pasir desa Bantar Agung kecamatan Sindangwangi ini menjadi salah satu wisata andalan di Majalengka. Pesona alamnya memikat.

Bayangkan saja, kami sudah dibuatnya terpesona dengan suasana alami di sana bahkan sebelum sampai di depan air terjun. Saat melakukan perjalanan menuju lokasi, hamparan berundag sawah hijau menguning terbentang luas. Belum lagi saat mulai memasuki kawasan curug, kami disambut pohon-pohon pinus yang tinggi, ditambah suara konser alami khas hutan yang menenangkan.


Curug ini memang hanya setinggi sekitar 5 meter, tapi air yang mengalir jernih kebiruan dan dijamin bikin seger. Tak heran banyak pengunjung yang berenang atau sekadar berendam di sini. Apalagi pihak pengelola sudah menyediakan kolam penampungan air untuk pengunjung berenang dan fasilitas pendukung lainnya.

Beberapa pengunjung berendam

Kerennya lagi, tempat ini merupakan habitat dari elang Jawa lho. Kapan lagi bisa bertemu hewan eksotis ini, bukan? Pengunjung juga bisa mencoba fasilitas hiking, belajar mengenal jenis-jenis pohon, sampai menikmati makanan enaknya Majalengka di sini. Tak jauh dari lokasi curug ini, ada blok Sinapeul, produsen durian khas Majalengka.
Durian Sinapeul yang dijajakan pedagang di sekitar SPBU di Jl. Raya Pasar Kramat - Rajagaluh, tak jauh dari akses masuk ke Curug Cipeuteuy, Majalengka.  

Akses menuju lokasi curug melalui jalan raya Sumber - Pasar Kramat, Cirebon menuju Rajagaluh, Majalengka. Ada rambu petunjuk jalan menuju lokasi. Kami sarankan lebih baik menggunakan sepeda motor.

Meski jalanan mulus beraspal, namun lebar jalan hanya muat untuk satu mobil. Jadi kalau berpapasan harus ekstra hati-hati. Tanjakan dan turunannya pun cukup ekstrim di beberapa titik. Bus pariwisata tidak bisa masuk ke lokasi, hanya sampai ke desa Sindangwangi. Tapi untuk menuju lokasi, bisa di antar dengan mobil bak terbuka, yang disediakan olah karang taruna.

Sebgaimana konser musik pada umumnya, tak ada yang gratis, termasuk untuk dapat menikmati alunan musik alam dipadu pemandangan yang luar biasa di Curug Cipeuteuy ini. Tidak mahal kok. Setiap pengunjung dikenakan tarif masuk untuk orang dewasa sebesar Rp15 ribu dan anak-anak Rp5 ribu saja ditambah retribusi parkir mobil sebesar Rp5 ribu serta untuk motor Rp2 ribu.

Terlepas dari itu semua, konser musik yang disajikan Curug Cipeuteuy jauh lebih merdu dan menyenangkan dibanding kebisingan lalu lintas jalanan Ibukota. Penat yang memenuhi kepala selama satu minggu penuh dapat segera terobati hanya dengan satu perjalanan sederhana. Kembali ke alam. (*hp)


Artikel ini pertama kali ditayangkan di ayobandung.com

Humas Pajak Sambut Era Industri 4.0

Humas Pajak 4.0
Pradirwan - Zaman telah berubah. Kita telah berada di era Industri 4.0. Sebuah era yang mengubah tidak saja tatanan proses bisnis yang ada, tetapi juga peran profesi di dalamnya. Teknologi telah mengganti sebagian peranan manusia. Peran manusia akan berkurang, bahkan konon akan digantikan Artificial Intelligence dan robot termasuk profesi hubungan masyarakat atau public relations (PR).

Jurnalis itu Sejarawan

Saya saat menjadi nara sumber kegiatan Koordinasi Publikasi dan Tim Media Sosial Kanwil DJP Jawa Barat II di KPP Pratama Subang, (Selasa, 5/3). Kegiatan ini melibatkan insan-insan kreatif yang berada di balik media sosial seluruh unit DJP yang berada di Kanwil DJP Jawa Barat II, baik taxmin (admin medsos unit DJP), kontributor berita, pembuat infografis, fotografer, maupun videografer. (dok. KPP Pratama Karawang Selatan)

“Jurnalis itu seperti sejarawan. Dia menulis sejarah peristiwa hari ini.”
~Amarzan Loebis

Pradirwan - Saya memutuskan menulis sejak 2013. Awalnya melihat teman yang punya blog. Dalam pekerjaan, saya menerima banyak pertanyaan berulang dan harus saya jawab berulang pula. Agar lebih efisien, saya gunakan tulisan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menuliskannya dalam blog. Belakangan, tulisan-tulisan saya menjadi tulisan jurnalistik.

Blog inilah yang menjadi catatan saya. Blog yang menjadi saksi sejarah saya belajar banyak hal, termasuk menulis dan memotret.

Sejarah didefinisikan sebagai peristiwa yang dilakukan manusia pada masa lampau di tempat tertentu, dan pada waktu tertentu. 


Sebagai peristiwa masa lampau, sejarah sering dipahami dalam dua hal, yaitu sejarah sebagai realitas peristiwa (history as actuality), dan sejarah sebagai kisah peristiwa (history as written).

Sejarah sebagai realitas peristiwa bersifat unik, terjadi hanya satu kali, dan mustahil terulang. Ini yang seringkali saya sebutkan sebagai momen. Tak akan pernah ada momen yang sama persis, maka itu seringkali saya manfaatkan setiap momen tersebut untuk diabadikan dengan membuatnya sebagai suatu karya (foto/tulisan/video).

Sejarah sebagai kisah peristiwa masa lampau adalah realitas peristiwa masa lampau yang menjadi tugas sejarawan untuk menelitinya, melalui jejak yang ditinggalkan, lalu kemudian direkonstruksi menjadi kisah. Beberapa sumber yang menjadi rujukan di antaranya setiap catatan, saksi, atau bukti-bukti sejarah lainnya.

“Ada empat proses dalam jurnalisme: reporting, interviewing, writing, editing.”

Tugas jurnalis menuliskan setiap peristiwa yang mempunyai news values. Redaktur senior Tempo Amarzan Loebis mengatakan, “Jurnalis itu seperti sejarawan. Dia menulis sejarah peristiwa hari ini.” Konsekuensinya, jurnalis harus teliti dan akurat. Apa pun yang dia tulis akan menjadi rujukan fakta di kemudian hari.

Jurnalis menulis sejarah hari ini, besok bisa jadi ada fakta, konteks peristiwa, atau data pembanding dari sumber-sumber lain yang ditemukan. Bisa jadi apa yang dia tulis kemarin, sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan beberapa waktu setelahnya. Tidak ada kebenaran yang mutlak. Maka itu, seorang jurnalis harus rendah hati dan berpikiran terbuka.

Untuk dapat menulis berita, dibutuhkan bahan tulisan. Penggalian bahan ini bisa diperoleh dari peliputan peristiwa (reportase), wawancara, dan riset. Jurnalis yang baik akan menggali fakta, bukan mendengar analisis narasumber atau bahkan adu argumen dengannya ketika wawancara. Analisis narasumber hanya diperlukan wartawan untuk konteks dan perspektif dalam menulis sebuah peristiwa. Karena itu wartawan yang baik pandai membuat pertanyaan yang ia kembangkan dari jawaban narasumber.

Pemilihan narasumber juga tak kalah penting. Wartawan Tempo, Bagja Hidayat menjelaskan, dalam jurnalistik ada lima jenis narasumber yang bisa diwawancarai berdasarkan validitas informasi sebuah peristiwa: 1) pelaku, 2) mereka yang melihat, 3) dia yang paling tahu, 4) mereka yang berwenang, 5) pakar.

Urutan ini tak boleh tertukar. Jenis-jenis narasumber ini yang akan menentukan nilai sebuah berita. Jika narasumber sebuah peristiwa hanya “ia yang berwenang”, seperti polisi, apalagi juru bicara polisi, gradasi informasinya tak lebih kuat dibanding jika narasumbernya mereka yang melihat langsung peristiwa itu, apatah lagi mereka yang terlibat.

Dua modal jurnalis yang wajib dimiliki, sikap skeptis dan curious. Dua senjata ini juga memungkinkan sebuah wawancara bisa lengkap, bahkan mengungkap. Jika hilang dua sifat ini, jurnalisme menjadi cacat. Kekaguman terhadap narasumber menghilangkan sikap kritis. Sebaliknya, kebencian juga bisa menjerumuskan wartawan pada kenyinyiran yang menjengkelkan. Jika tak kritis dan skeptis, karena kagum atau benci kepada narasumber itu, hal-hal mendasar dalam wawancara bisa terabaikan. Misalnya, wartawan lupa bertanya harga sepatu setelah narasumbernya menyebut merek.

Kesimpulannya, tulisan bagus ditopang bahan yang lengkap. Soalnya, bahan lengkap saja belum tentu menghasilkan tulisan bagus, apatah lagi bahannya tak lengkap. Bahan lengkap ditentukan saat wawancara. Wawancara yang baik jika wartawannya kritis dan skeptis. Aib bagi seorang wartawan adalah tak bisa bertanya di hadapan narasumber akhirnya tak bisa mendapatkan bahan yang lengkap.

Penulis Mesir, Nagouib Mahfoudz, mengatakan bahwa orang pintar terlihat dari pertanyaannya, sementara orang bijak terlihat dari jawabannya. Narasumber akan menghargai pewawancara jika ia mendapat pertanyaan-pertanyaan yang sederhana tapi menohok. Karena itu narasumber ini akan terdorong untuk menjelaskan lebih rinci. Sebaliknya, pertanyaan bodoh memancing narasumber mendominasi bahkan menyembunyikan informasi. Karena itu sebaik-baiknya pertanyaan adalah yang memancing jawaban. Dan wartawan kreatif menciptakan pertanyaan dari jawaban tersebut.



Sumber :
Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo (Tempo Institute, 2017) 

Wawancara Mengawetkan Sejarah, Bagja Hidayat (Wartawan Tempo, Catatan Iseng, 2018)

Artikel ini ditayangkan di AyoBandung.com

Memahami Leading Line

Jalan masuk Cukul Sunrise Point ini menggunakan konsep leading line. 

Pradirwan - Leading Line merupakan sebuah konsep fotografi yang merujuk pada keberadaan garis-garis imajiner dalam sebuah foto. Disebut imajiner karena pada dasarnya garis-garis tersebut memang tidak ada dan tidak dibuat secara khusus, atau dengan kata lain garis itu "tersedia" secara alami.

Dalam foto tersebut, keberadaan garis nyatanya memang tidak ada. Tetapi bagi mata kita, jalan tanah berbatu itu nampak seperti garis.

Di alam, banyak sekali contoh lain dari garis imajiner yang disebut leading line ini, diantaranya jalan, pagar, tembok, bahkan aliran sungai jika dilihat dari atas.

Sebenarnya apa sih fungsinya memahami leading line ini?


Percaya atau tidak, mata kita menyukai garis dan bentuk simetris. Ketersediaan leading line bisa membimbing mata seseorang  melihat foto kita untuk menjelajah lebih jauh dengan kecenderungan untuk terus mengeksplorasi foto mengikuti garis-garis imajiner yang ada. Adanya leading line membantu penikmat foto untuk segera melihat dan menemukan subjek utama (point of interest).

Dalam menemukan leading line, sebelum memotret, perhatikanlah sekeliling lokasi pemotretan (observasi). Tujuannya selain mencari background dan memisahkan objek utama dari keramaian, juga dalam rangka mencari keberadaan leading line ini. Temukan dan lakukan sinkronisasi dengan ide, tema, dan objek yang akan kita foto.

Tips lainnya, bergerak dan berpindah posisi untuk mengubah sudut pandang pemotretan.

Dengan bantuan garis-garis imajiner ini, membuat foto kita nampak lebih baik lagi.

Selamat mencoba. Semoga bermanfaat.

Perpisahan

Momentum perpisahan

Pradirwan - Perpisahan. Satu kata yang tak selalu disuka, pun tak selalu dibenci. Layaknya koin yang selalu memiliki dua sisi yang berbeda. Maka, lihatlah selalu dari sudut pandang yang terbaik. Yakinlah selalu ada hikmah disetiap kejadian.

Hakikat kehidupan adalah bukan pada apa yang sudah didapatkan, melainkan apa yang sudah kita berikan terhadap sesama. Sekecil apapun kebaikan yang sudah kita tanam jika kita lakukan dengan tulus dan ikhlas pasti akan menuai kebahagiaan dan karunia dari Tuhan. Aku sadari betul, bahwa apa yang aku berikan pada #KPP_Cibeunying tak sebanding dengan apa yang aku terima hingga hari ini. Oleh karenanya aku minta maaf atas segala kekuranganku ini.

Sukа сitа dаlаm kеrjа tim @kpp_cibeunying yang ѕеlаlu kita lаkukаn mеmbuаtku bаnуаk bеlаjаr. Aku bаhаgiа biѕа mengenal teman-teman semua. Terima kasih atas segalanya. Namun, apapun yang bertemu pasti akan berpisah. Dimana ada awal pasti akan ada akhir.

Sudah menjadi suratan takdir, banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Dalam perpisahan ada yang hanya melintas begitu saja, ada pula yang membekas di hati. Dan aku hanya bisa berharap, ada namaku yang membekas dihati teman-teman.

Percayalah, aku реrgi bukаn bеrаrti aku tаk ѕеnаng disini. Aku hanya sejenak berpetualang di tempat yang baru. Mencoba mencari kebahagiaan versi lainnya. Karena dimana pun kita, jika bersyukur, Tuhan akan cukupkan kebahagiaan kita. Mohon maafkan kesalahanku, agar ringan langkahku mengejar cita-cita.

Aku berharap kelak kita bеrkumрul dalam satu kesatuan kerja lаgi, Amin….

Bandung, 090217

📷: Unknown
dikutip dari status FB saya. 

KPP Tegallega Gelar Tax Gathering

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor (Foto : M. Muttaqun)

Pradirwan
- Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega menggelar acara Tax Gathering di Grand Ballroom Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis (31/01). Acara yang dihadiri 50 Wajib Pajak dari berbagai sektor usaha ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus memberikan apresiasi atas kontribusi Wajib Pajak dalam pembayaran pajak tahun 2018. Pemberian penghargaan diwakili oleh tiga Wajib Pajak kontributor terbesar KPP Pratama Bandung Tegallega yaitu Dutadharma Utama, Pinus Merah Abadi, dan Richeese Kuliner Indonesia.

"Kami berharap acara ini dapat terjalin silaturahmi dengan para wajib pajak dengan lebih baik, sehingga terbangun komunikasi yang lebih baik dan efektif. Tujuannya agar dapat bersama-sama meningkatkan peran serta para wajib pajak di dalam pembangunan, tentunya dalam hal ini membayar pajaknya. Selain itu, diharapkan nanti para wajib pajak bisa lebih memahami mengenai pentingnya perpajakan, karena di acara ini juga kita jelaskan bagaimana strategi –strategi kita dan tantangan di tahun 2019 yang harus kita hadapi bersama," ujar Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor seusai acara.

wawancara dengan media usai acara (foto: Pradirwan)

Lebih lanjut, Neil menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pajak memiliki tiga fungsi utama. "Ada fungsi pelayanan, fungsi pengawasan, dan fungsi penegakan hukum," sebutnya.

Neil mengatakan, dari ketiga fungsi DJP tersebut, pihaknya mengedepankan fungsi pelayanan. "Strategi yang kami gunakan pada 2019 ini, bagaimana kami dapat mengumpulkan pajak secara optimal tanpa harus mengganggu atau mendistorsi perekonomian. Dengan demikian kami mengedepankan fungsi pelayanan. Kami akan meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan kami agar wajib pajak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya secara baik dan benar serta tepat waktu," katanya.

saat memberikan sambutan (Foto : M. Muttaqun)

Menurut Neil, pelayanan perpajakan yang baik termasuk hal yang menentukan tercapainya target yang diamanahkan. Ia menjelaskan, dengan kemudahan-kemudahan pelayanan yang diberikan, misalnya dengan menggunakan teknologi informasi, Wajib Pajak tidak perlu bersusah payah ke Kantor Pajak.

"Dengan e-filing misalnya, Wajib Pajak bisa melaporkan pajaknya dari mana saja. Sebentar lagi akan memasuki bulan Maret ya, untuk Wajib Pajak Orang Pribadi jatuh tempo pelaporannya tanggal 31 Maret 2019. Kemudian pembayaran pajak pun tidak harus berdesak-desakan di bank. Sekarang melalui mobile banking atau ATM, pembayaran pajak itu bisa dilakukan. Nah dengan kemudahan ini, tentunya yang tadinya malas memenuhi kewajiban perpajakan, karena dia harus mengantri, baik di KPP maupun di bank ini bisa teratasi. Tentunya ini akan meningkatkan juga kepatuhan Wajib Pajak," ungkapnya.

sesi talkshow (foto : Pradirwan)

Selain peningkatan dari sisi pelayanan, DJP juga sedang mengupayakan peningkatan dari sisi regulasi. Adanya regulasi yang memberikan kemudahan kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kewajiban perpajakan.

"Misalnya, berdasarkan PP 23/2018, tarif pajak UMKM menjadi setengah persen, itu agar WP dengan penuh kesadaran dapat ikut berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara. Jadi, dua hal tersebut (pelayanan dan regulasi) memang berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Selain itu, kita mengedukasi masyarakat. Hal ini pun akan sangat mempengaruhi tingkat pencapaian penerimaan pajak," imbuhnya.

Saat disinggung terkait kepatuhan, Neil menyebut, secara umum (nasional) tingkat kepatuhan bisa mencapai 78% - 80%. "Bahkan untuk OP karyawan bisa diatas 90%," katanya.

Dengan data seperti itu, pihaknya meyakini masih ada ruang untuk memperbaiki pelayanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat. "Kita masih bisa menambah wajib pajak yang belum ikut berpartisipasi selama ini. Masih ada ruang yang cukup luas bagi kami untuk meningkatkan penerimaan," ujarnya.

Neil menyebut, Kanwil DJP Jawa Barat I mengalami kenaikan target penerimaan dari tahun lalu sebesar Rp32,4 triliun menjadi Rp34,8 triliun. Meski demikian, pihaknya optimis dapat mencapai penerimaan pajak yang diamanahkan. "Dengan luas wilayah kerja 16 Kabupaten/kota, kami hanya punya 1600 pegawai. Nah, ini tantangan yang harus kami manage. Selain itu, koordinasi dengan pihak Pemda juga cukup baik. Kami dengan Pemda melakukan berbagai MoU, melakukan kerjasama tukar menukar data. Oleh karena itu, kami juga mebutuhkan bantuan dari temen-temen media. Kalau kami sosialisasi ke WP, maka tingkat kesadaran masyarakat atau pengetahuan perpajakan dapat meningkat. Saat ini kan masih sangat rendah. Nah, mari kita tingkatkan bersama-sama," ajaknya. (HP)

artikel ini pertama kali ditayangkan di pajak.go.id dengan judul Jalin Komunikasi, KPP Tegallega Gelar Tax Gathering

***

berita terkait : 
1. Radar Bandung : Apresiasi WP, KPP Bandung Tegallega Gelar Tax Gathering
2. Inilah Koran : DJP Jabar 1 Bidik Penerimaan Rp34,797 Triliun
3. Ayo Bandung : Kepatuhan Pajak Masyarakat Masih Rendah
4. RMOL : KPP Bandung Tegalega Beri Penghargaan WP Terdaftar Melalui Tax Gathering
5. Jabar Ekspres : Pererat Hubungan Bersama Wajib Pajak
6. Ayo Bandung : Tax Gathering, Wadah Apresiasi WP dari KPP Pratama Bandung Tegallega
7. Galamedia : KPP Pratama Bandung Tegallega Gelar Tax Gathering





 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes