BREAKING NEWS

Jumanji, Petualangan Baru, dan Menjadi Tua


Jumanji: The Next Level (2019)

Pradirwan ~ Jumanji: The Next Level benar-benar menyuguhkan petualangan yang baru dan segar.

Film yang disutradarai oleh Jake Kasdan ini setidaknya mampu melepas beban ekspektasi pada sekuel pertamanya, Jumanji: Welcome to The Jungle (2017).

Film yang mulai tayang di bioskop Indonesia sejak 4 Desember 2019 ini mengisahkan empat remaja yaitu Spencer (Alex Wolff), Fridge (Ser'darius Blain), Bethany (Madison Iseman), dan Martha (Morgan Turner).

Pengalaman berbahaya yang mereka peroleh di film Jumanji: Welcome to The Jungle, membuat mereka berjanji tidak akan pernah masuk ke dalam video game itu lagi. Mereka masing-masing melanjutkan hidupnya dan tak saling bertemu untuk waktu yang cukup lama.

Mereka kemudian membuat janji untuk saling bertemu dan bercerita mengenai progress kehidupan masing-masing di sebuah kafe. Namun Spencer tak kunjung muncul ataupun membalas setiap telepon dan chat yang ditujukan kepadanya.

Penasaran dengan keberadaan Spencer, mereka berinisiatif untuk mendatangi rumah Spencer. Namun di sana mereka hanya menemukan kakek Eddie (Danny DeVito) dan Milo (Danny Glover), dua sahabat yang pernah berbisnis bersama puluhan tahun dengan mendirikan kafe.

Petualangan baru harus kembali mereka rasakan setelah Spencer yang mengalami kegelisahan justru tergoda dengan permainan Jumanji. Hal ini diketahui dari sebuah konsol permainan lawas yang sudah rusak beserta game Jumanji yang nampak baru saja dicoba untuk dinyalakan kembali.

Misi penyelamatan Spencer pun dimulai. Mereka akhirnya masuk ke dalam permainan Jumanji. Namun tanpa sengaja, masuknya mereka ke Jumanji juga mengikutsertakan kakek Eddie dan Milo dalam petualangan mereka.

Kini mereka pun harus saling bekerja sama untuk sekali lagi menyelamatkan dunia Jumanji yang saat ini kembali masuk dalam bahaya.

Para pemain harus melaju ke wilayah-wilayah tersembunyi dan belum terjamah, dari gurun nan gersang ke pegunungan bersalju, demi meloloskan diri dari permainan paling berbahaya di dunia.

Meski ide ceritanya sama dengan film sebelumnya, yaitu pemain terserap masuk dalam permainan dan harus menyelesaikan misinya, namun dalam petualangan baru ini penyelesaian misi berjalan lebih sulit karena mereka harus kehilangan nyawa berkali-kali.

Itu terjadi karena hal konyol yang dilakukan Eddi dan Milo sepanjang petualangan. Kehadiran dua sahabat yang berpisah selama 15 tahun ini jelas memberikan penyegaran yang signifikan.

Selain karena perubahan karakter avatar Dr. Smolder Bravestone (Dwayne Johnson) dan Moose Finbar (Kevin Hart) yang membuat Fridge, Martha, dan Bethany harus menerima kenyataan pahit, kedua sahabat itu berhasil mengeluarkan berbagai dad jokes di tiap dialognya.

Berbagai pesan kehidupan efektif disampaikan ke penonton. Satu pesan berulang kali disampaikan oleh Eddie yaitu "Menjadi tua itu menyebalkan, jangan percaya sebaliknya" mengingatkan saya khususnya, untuk sadar bahwa kehidupan ini akan terus berjalan, tak peduli seberapa menyenangkan atau tidak hidup yang kita jalani. Sebab, setiap perubahan dan menjadi tua itu sudah menjadi takdir.

Hal ini pula yang sempat dirasakan oleh Spencer dan kawan-kawan, kehidupan yang berjalan tanpa sadar membuat mereka gelisah akan perubahan dalam hidup, lantas berpikir, Jumanji bisa menjadi obat semua kegelisahan itu, meski kenyataannya tak selalu demikian.

Pesan persahabatan dan keluarga adalah segalanya, terangkai apik dalam narasi dan adegan demi adegan. Penerimaan diri, saling memaafkan, menghilangkan ego, dan persahabatan sejati ditampilkan setiap karakter tokoh dalam film ini.

Karena sejatinya, memperjuangkan dan memperbaiki hubungan dengan orang-orang terdekat di kehidupan kita bukanlah sesuatu yang salah. Walaupun mungkin hal tersebut dianggap sudah terlambat karena baru dilakukan di masa tua dan pada tempat yang tidak ideal.

Ya, manusia memang terkadang baru mendapatkan pelajaran kehidupan di usia yang tak lagi muda. Pada usia yang menurut orang adalah sesuatu yang menyebalkan, namun sejatinya itu adalah sebuah anugerah karena masih bisa berumur panjang.

Ya, seperti yang kakek Eddie bilang, "Menjadi tua itu anugerah," demikian seharusnya kita memandang kehidupan.

artikel ini ditayangkan AyoBandung dengan judul Jumanji: The Next Level Suguhkan Petualangan yang Baru dan Segar

Hakordia 2019, Sri Mulyani Sampaikan Ini ke Jajaran Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan arahan dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2019 di Aula Cakti Buddhi Bhakti, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta (Selasa, 03/11) (Foto: Pradirwan)

Pradirwan - Kementerian Keuangan RI menggelar peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2019 di Aula Cakti Buddhi Bhakti, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta (Selasa, 03/11).

Dalam perayaan tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kembali jajarannya untuk menjaga integritas. “Korupsi adalah musuh yang nyata. Tantangan yang bisa menghancurkan negara. Kita tidak perlu musuh dari luar. Musuh dari dalam diri kita sendiri justru yang biasanya paling bisa meruntuhkan bangsa,” ujar Sri Mulyani saat membuka acara.

Pemberian Penghargaan Lomba Iklan Layanan Masyarakat Hakordia 2019 oleh Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Sumiyati


Oleh karena itu, Sri meminta Tim Kepatuhan Internal untuk terus diperkuat agar semakin efektif menghapus perilaku koruptif di lingkungan Kemenkeu. “Kejahatan korupsi belasan tahun lalu sempat menjadi sangat sistemik dalam birokrasi Pemerintah Indonesia. Syukurlah, reformasi birokrasi di Kemenkeu sekitar 15 tahun lalu berhasil mampu memperbaiki kondisi ini,” tutur Sri.

Ia meminta agar unit-unit vertikal di Kemenkeu yang telah memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) tidak cepat merasa puas. Sebab, katanya, predikat tersebut tidak menjamin unit-unit vertikal tersebut benar-benar sudah bersih dari korupsi.
Pemberian Penghargaan Lomba Iklan Layanan Masyarakat Hakordia 2019 oleh Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo


“Pesan saya, hati-hati. Meskipun sudah meraih WBK-WBBM, itu tidak menjamin ke depan sudah bersih dari korupsi. Memperoleh predikat WBK-WBBM itu berarti beban moral Anda semua menjadi lebih besar. Jangan sampai ada yang sudah berpredikat WBK-WBBM tapi lalu ditangkap,” imbuhnya.

Meski begitu, mantan Direktur Bank Dunia itu pun mendorong agar unit-unit lain untuk mendapat predikat WBK-WBBM. Dia menyebut, masih banyak unit vertikal yang belum mendapatkan predikat WBK-WBBM. Ditjen Pajak misalnya, baru ada 87 unit vertikal yang memperoleh predikat WBK dan 19 unit vertikal mendapat predikat WBBM. Sementara, ada lebih dari 400 unit vertikal di lingkungan Kemenkeu.
ILM Kanwil DJP Jawa Barat I yang berjudul "Laporkan Dengan Bijak" meraih penghargaan sebagai ILM terfavorit


Lebih lanjut, Sri menjelaskan, dirinya mengaku senang dengan kehadiran generasi millenial di institusi bendahara Negara itu. Menurutnya, generasi millenial sekarang sangat kritis dan berani menolak perilaku koruptif. Ia berharap, para millenial itu bisa mengampanyekan sikap antikorupsi itu. "Kita harus yakin, dari seluruh pegawai, 60% pegawai Kemenkeu itu generasi milenial. Generasi millenial bisa mengampanyekan semangat antikorupsi," ujar Sri Mulyani.

Menkeu menambahkan, generasi milenial akan menjadi harapan dan tumpuan bangsa ini. Generasi milenial yang ada hari ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon-calon pemimpin bangsa di masa depan. "Mereka merupakan perwujudan semangat antikorupsi saat ini dan di masa depan. Biarkan generasi ini berkreasi dan berjuang dengan cara mereka sendiri, selama itu untuk kepentingan bersama," pungkas Sri.
Photo bersama peraih penghargaan ILM Hakordia 2019


Sementara itu, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo, selaku tuan rumah acara peringatan tersebut menambahkan, Hakordia diperingati oleh Kemenkeu setiap tahunnya dalam rangka membangun komitmen dan membangkitkan semangat antikorupsi dan nilai integritas di dalam lingkungan Kemenkeu. “Supaya kita sesama pegawai Kemenkeu semua saling mengingatkan untuk mencegah dan menghindari perilaku korupsi,” tegas Suryo.

Photo Bersama Kru ILM "Laporkan Dengan Bijak" dan pegawai lainnya bersama Kakanwil DJP Jabar I, Neilmaldrin Noor.

Photo Bersama Kru ILM "Laporkan Dengan Bijak" dan pegawai lainnya bersama Kakanwil DJP Jabar I, Neilmaldrin Noor. (2)

Sebagian Kru sekaligus Pemaian ILM Hakordia Kanwil DJP Jabar I - "Laporkan Dengan Bijak"

Kegiatan yang bertajuk "Tanpa Korupsi, Kemenkeu Kuat Indonesia Maju" ini, selain menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo, hadir pula jurnalis senior Najwa Shihab, Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Sumiyati, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto.

Acara ini diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada kantor yang menyandang gelar Zona Integritas (ZI) - Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) serta pengumuman pemenang lomba Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Dalam kesempatan ini, ILM Kanwil DJP Jawa Barat I yang berjudul "Laporkan Dengan Bijak" meraih penghargaan sebagai ILM terfavorit.

Berikut daftar Para Pemenang ILM Hakordia 2019 selengkapnya:

  1. Juara Satu diraih oleh Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II dengan judul “Dendang Bimbang”
  2. Juara Dua diraih oleh Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan dengan judul “Bimo The Explorer”
  3. Juara Tiga diraih oleh Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara dengan judul “Luruskan”
  4. Juara Harapan Satu diraih oleh Kantor Wilayah DJP Aceh dengan judul “Kutolak Gratifkasi, Kudapat Calon Istri”
(HP)




sumber : pajak.go.id

Menjaga Mood Menulis

Sharing Session penulisan berita di forum P2humas Kanwil DJP Jaksel I, Bandung (Kamis, 28/11). Photo by Gigeh HP


Pradirwan ~ Tak dapat dipungkiri, setiap orang yang belajar menulis, bahkan yang sudah biasa menulis pun adakalanya mengalami kemalasan atau kehilangan mood menulis.

Dalam acara forum P2Humas Kanwil DJP Jakarta Selatan I kemarin, (Kamis, 28/11/2019), salah satu peserta, @nukelist menanyakan bagaimana mempertahankan mood menulis itu.

baca juga : Menulislah Untuk Orang Lain

Saya tidak punya jawaban pastinya, tetapi saya punya pengalaman terkait mood menulis ini. Pada kesempatan sharing session itu, saya telah menjawabnya. Namun, melalui tulisan sederhana ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja. Saya rasa ini akan menjadi lebih menarik, karena menurut saya, persoalan mood ini adalah persoalan proses dan cara mengelola.

Mood memang selalu menjadi masalah dalam dunia kepenulisan. Bahkan mood sering menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Akhir dari masalah mood adalah kebuntuan menulis atau dalam dunia kepenulisan biasa dikenal writer block.

Awal-awal mulai belajar menulis, saya pun menemui writer block ini. Saat itu, saya teringat pelajaran Bahasa Indonesia dari guru saya, bahwa untuk membuat tulisan, buatlah kerangka karangannya dulu. Itu yang pertama kali ditulis. Paling tidak, ketika writer block itu datang, kita sudah punya kerangkanya. Setelah itu baru dikembangkan, tentunya dengan bahan-bahan menulis yang tersedia.

baca juga :10 Years Challenge dan Keabadian

Serangan mood jelek juga biasanya sering terjadi karena kurangnya persiapan. Ketika sudah saatnya menulis dan belum memiliki “senjata” yang dibutuhkan, mood menulis akan menguap begitu saja.

Sedangkan jika penulis telah menyiapkan segala yang dibutuhkan, meskipun awalnya tidak benar-benar memiliki mood menulis yang bagus, seringkali akan ada dorongan untuk tetap mulai merangkai kata.

Dalam mengembangkan kerangka ini seringkali writer block tiba-tiba menghampiri. Keinginan untuk menulis sangat besar dan menggebu-gebu namun tak satu pun kata yang bisa dituliskan. Bahkan, kalaupun kata itu dituliskan, selang beberapa menit, kata itu dihapus karena merasa tidak puas.

Oleh karena itu, saya menyarankan, agar jangan lakukan editing saat sedang mengembangkan tulisan. Tulis saja semuanya dulu. Keluarkan semua yang ada di kepala. Setelah itu baru baca ulang. Edit kata-kata atau kalimat yang tidak sesuai. Endapkan beberapa saat. Baca ulang dan lakukan editing seperlunya. Jika dirasa sudah cukup, baru kita kirimkan.


baca juga : Jurnalis itu Sejarawan



Untuk menjaga mood juga diperlukan kondisi lingkungan sekitar yang kondusif. Tidak banyak gangguan. Entah ini berlaku untuk saya saja atau orang lain juga sama. Saat menulis, saya biasanya mencari tempat yang tenang. Kalau sekiranya mengganggu, log out dari semua medsos kita, atau matikan jaringan internet sementara waktu, agar perhatian kita tak teralihkan ke hal lain. Hanya fokus menyelesaikan tulisan.

Tak ada yang benar-benar ahli. Mereka yang menurut kita ahli itu karena mereka telah belajar dan berlatih. Saya mencoba mewajibkan diri untuk menulis setiap hari, meskipun hanya berupa ulasan pengalaman pribadi seperti ini. Atau sekadar memberi tanggapan terhadap masalah yang saya temui di lingkungan sekitar. Medianya bisa dengan menulis caption atau status medsos, atau membuat blog pribadi. Intinya, yang penting tiap hari menulis. Entah dalam bentuk apa.

baca juga : Humas Pajak Sambut Era Industri 4.0

Selain itu, untuk mengurangi writer block dan mengembalikan mood yang buruk juga sangat bergantung pada minat membaca. Semakin banyak membaca maka akan semakin kecil pula potensi writer block yang dialami. Sebab inti masalah ini sebenarnya berkaitan dengan jumlah referensi yang dimiliki seorang penulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak kosakata. Logikanya, output yang bagus bergantung dengan input yang bagus pula.

Selain itu, jangan lupa untuk sharing. Biarkan pembaca memberikan penilaian. Jangan pernah alergi dengan kritik dan saran.

Kalau semua hal tersebut sudah dilakukan, tetapi writer block masih menghinggapi, sepertinya Anda butuh piknik. Lakukan perjalanan. Biasanya pikiran yang fresh, bisa menaikkan mood menulis kita.

Jadi, sudah punya rencana kemana akhir pekan ini?


Pradirwan
Bandung, 29/11/2019

artikel ini ditayangkan oleh AyoBandung

Kemenkeu Jabar Gelar Seminar APBN

Kepala Perwakilan Kemenkeu Jabar Saipullah Nasution saat acara seminar “Refleksi APBN Tahun Anggaran 2019 dan APBN Tahun Anggaran 2020, Antara Harapan dan Tantangannya” di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat, Jl, Diponegoro Bandung (Selasa, 28/10).
Pradirwan - Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Jawa Barat menggelar Seminar APBN di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat, Jl, Diponegoro Bandung (Selasa, 28/10).

Seminar yang bertajuk “Refleksi APBN Tahun Anggaran 2019 dan APBN Tahun Anggaran 2020, Antara Harapan dan Tantangannya” itu dihadiri para pejabat dan pegawai di lintas Eselon I Kemenkeu Jawa Barat, Asisten Daerah Bidang Administrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Akademisi UNPAD.

Kepala Perwakilan Kemenkeu Jabar Saipullah Nasution mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu dari rangkaian peringatan Hari Oeang ke-73, dalam rangka meningkatkan sinergi dan kinerja untuk mencapai cita-cita bersama, sekaligus mengenalkan tugas dan fungsi Kemenkeu dan mengajak publik berpartisipasi dalam pengelolaan keuangan negara.

"Dalam perjalanan menuju pencapaian tujuan bernegara, kita menemui banyak tantangan yang perlu diselesaikan. Ada masalah kemiskinan, keamanan, pemerataan, kerusakan lingkungan, hingga masalah rendahnya kualitas SDM kita. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami Kementerian Keuangan selaku pengelola APBN untuk menjaga postur APBN Tahun 2020 agar tetap ekspansif mendorong laju perekonomian nasional dengan sasaran yang lebih terarah, terukur, dan produktif," ungkap Saipullah.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penerimaan negara -baik itu pajak, penerimaan kepabeanan dan cukai, juga penerimaan negara bukan pajak- terus dioptimalisasi sebagai sumber penerimaan sekaligus instrumen untuk menstimulasi perekonomian dengan tetap menjaga iklim investasi dan daya saing.

Tak hanya disisi penerimaan, sektor belanja negara pun menjadi perhatian. "Belanja negara terus dijaga kualitasnya, tercatat secara cermat dan sistematis, dilaksanakan dengan baik dan akuntabel, serta diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas SDM," ujar Saipullah.

Sementara itu, Kabid Data Pengawasan Potensi Perpajakan (DP3) Kanwil DJP Jabar I Arif Priyanto mengatakan, Kanwil DJP Jawa Barat I terus berupaya mendorong penerimaan pajak melalui penambahan jumlah wajib pajak baru.

“Berdasarkan perhitungan TCR (Tax Coverage Ratio) tahun 2019 yang bersumber dari data kependudukan BPS Jawa Barat, masih terdapat potensi 1.041.777 Wajib Pajak OP Baru. Jadi, masih ada peluang meningkatkan penerimaan pajak dari bertambahnya jumlah penduduk," ujar Arif.

Arif mengharapkan, penambahan satu juta wajib pajak tersebut bisa tercapai dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Penambahan WP juga diharapkan bisa terus meningkat seiring adanya insentif pajak, salah satunya penurunan tarif pajak bagi pelaku UMKM dari 1% menjadi 0,5%.

Suasana Seminar APBN (Selasa, 28/10)
Menurutnya, sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya pajak kepada masyarakat harus terus dilakukan agar semua orang bisa menjadi pahlawan dan berkontribusi terhadap pembangunan. Meski demikian, penambahan wajib pajak dihadapkan pada sejumlah tantangan mulai dari keterbatasan jumlah petugas pajak untuk menjangkau pelosok daerah.

Di sisi lain, peningkatan jumlah wajib pajak juga dikhawatirkan akan membuat pengawasan menjadi lemah karena beban petugas yang semakin besar. Namun, dengan adanya teknologi yang berkembang saat ini, tantangan itu akan bisa diatasi. "Agar pengawasan tidak menjadi lemah, maka petugas akan dibantu dengan teknologi dan mesin-mesin penunjang lainnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa tren penerimaan pajak Kanwil DJP Jawa Barat I selama empat tahun terakhir (2015 sampai dengan 2018) menunjukkan tren fluktuatif. Secara umum pertumbuhan penerimaan empat tahun terakhir mengalami tren positif, kecuali pada tahun 2016 pertumbuhan penerimaan turun sebesar 1.95%.

"Realisasi penerimaan per jenis pajak per 24 Oktober 2019 adalah sebesar Rp. 22,46 trilliun dengan pencapaian sebesar 64.55% dari target Rp 34.80 trilliun," ungkapnya.

Kontribusi penerimaan pajak per jenis pajak didominasi oleh PPh Non Migas sebesar Rp 12.11 trilliun atau sebesar 68.58%. Untuk kontribusi penerimaan per sektor utama sebagian besar mengalami pertumbuhan positif, kecuali industri pengolahan dan konstruksi mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 0.16% dan 8.15%.

Adapun kepatuhan pembayaran WP Baru OP Non Karyawan dan Badan untuk tahun 2019 sampai dengan 12 Agustus 2019 mencapai 92.26%. (HP)



Sumber: pajak.go.id

Tiga Latar dalam Foto Jurnalistik

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor membacakan arahan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Upacara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-73 di Gedung Keuangan Negara Bandung, Rabu (30/10). 

Pradirwan - Salah satu narasumber Workshop Jurnalistik Kanwil DJP Jawa Barat I beberapa waktu lalu, Novrian Arbi mengatakan, ada tiga latar yang harus diperhatikan saat mengambil foto, yaitu latar depan (foreground), latar tengah (middleground), dan latar belakang (background). "Ketiga latar ini berfungsi saling mendukung," ujar pria yang akrab dipanggil Ucok itu.

Secara naluriah, kita menyukai hal-hal yang menarik perhatian kita. Sebagai fotografer, tugas kita menempatkan subjek yang menarik perhatian dan merekam subjek tersebut ke dalam lingkungannya.

Untuk benar-benar memberikan kesan yang kuat, background yang menarik bisa dimasukkan dalam frame. Misalnya kita jalan-jalan di Alun-alun Bandung, maka Masjid Agung Jawa Barat, rumput sintetis, dan ikon-ikon lainnya bisa dijadikan background.

Nah, selain background, terdapat cara kreatif lainnya yang dapat mempercantik foto yaitu foreground.

Teknik ini memang kurang populer karena memang tak semua foto memerlukan foreground. Sebab tidak semua objek bisa jadi foreground.

Jujur saja, saya sendiri seringkali bingung menentukan subjek mana yang menarik perhatian ketika dihadapkan pada kondisi yang ramai, atau khidmat seperti saat upacara Hari Oeang ke-73, kemarin (Rabu, 30/10).

Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Neilmaldrin Noor menjadi Pembina Upacara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-73 di Gedung Keuangan Negara Bandung, Rabu (30/10).

Saya menggunakan latar depan untuk alasan estetika. Artinya, subjek utama akan terasa hambar karena background tidak kuat atau di sekeliling subjek tidak ada hal unik untuk 'dimainkan'. Dengan membuat foreground, komposisi foto menjadi semakin 'berisi' dan dinamis.

Setelah menemukan subjek utama dan background, foreground dapat dibuat dengan teknik boleh atau tetap fokus. Pilihan ini tergantung kebutuhan fotografer sesuai pesan/cerita yang akan disampaikan. Jadi, fotograferlah yang menentukan, bukan kameranya, karena fotografer sang pembuat cerita.

Pradirwan
31/10/2019

Menulislah Untuk Orang Lain

Pradirwan saat mengisi sesi berbagi tentang menulis. (Photo: Gigeh Hari Prastowo) 

"Aku belajar dan membaca agar umur orang lain berguna bagiku, dan aku menulis agar orang lain mengambil manfaat atas umurku." ~ Felix Siauw.

Pradirwan ~ Entah sejak kapan kebiasaan menulis itu aku mulai. Awalnya mungkin sekadar iseng-iseng saja. Menuliskan segala sesuatu yang terlintas di kepala, menyalurkan ide-ide yang beterbangan, tidak bertujuan untuk mencari uang, hanya mencatat hal-hal yang aku sukai, atau yang sedang aku pelajari, atau sekadar meninggalkan jejak.

Ketika Anakku Pulang


Tempat Peristirahatan Terakhir


Pradirwan ~ Jam dinding sudah menunjukkan pukul 02:00 pagi dan aku masih belum bisa tertidur. Berhari-hari mataku ini tak bisa diajak kompromi. Entah hanya karena insomniaku atau pikiranku saja yang belakangan ini sedang terganggu.

Aku hanya mendongak ke langit-langit dan melihat sekeliling kamar. Aku diam dan bertanya, “Apa yang salah denganku?”

Sejenak kupalingkan pandanganku. Sebuah ponsel pintar tergeletak di atas meja persis di depan cermin. Lekas aku beranjak dari tempat tidurku, mendekati dan mengambil ponsel tadi.

Kubuka lagi sebuah foto USG. Foto yang dikirimkan istriku. Tulisan percakapan kami menjelaskan bagaimana kondisi janin di dalam rahimnya. Mataku memanas. Tak kusangka, aku meneteskan air mata.

Sembari duduk dipinggir kasur, aku terus memikirkan kedua orang yang kucintai itu. "Semoga Tuhan menjaga kalian. Aamiin," doaku sebelum aku akhirnya terlelap.

***

Malam berganti pagi. Perjuangan pun menanti. Tak seperti biasa, pagiku begitu sendu ketika aku tak banyak bicara dan mencoba berpaling dari aku yang semula. Langit meredup. Entah mengapa aku malas beranjak.

Hari ini, pagi, dan detik ini merupakan awal kesedihanku. Aku merasa, ini adalah awal dari perjuangan berat yang harus kami jalani.

Salah satu hal yang paling menyedihkan dalam hidupku adalah ketika aku begitu takut kehilangan seseorang yang bahkan bukan milikku. Dan kamu pergi, benar-benar pergi dari pandangan mata dan kerinduanku.

Malam ini, di sudut kamar aku hanya terpaku. Menghembuskan napas keras dan berusaha menahan air mataku yang dari tadi sudah berteriak ingin keluar. Seketika udara di kamar 201 ini terasa sangat panas. Ah, sekarang dadaku terasa begitu sesak.

Aku terkenang percakapan kemarin dengan istriku. Ya, dia Ibumu. Dokter mengatakan denyut jantungmu melemah. Itu saja sungguh hebat mengundang air mataku. Hati ini menjerit. Aku lunglai.

Tubuhmu yang lemah, wajahmu yang tampan, dan hei, kamu tinggi, Nak. 47 cm untuk anak laki-laki hampir tujuh bulan usia kandungan itu cukup membanggakanku, Ayahmu. Terlebih kamu laki-laki, Nak. Itu membuktikan perkiraan kedua kakekmu. Perkiraan mereka tak meleset.

"Nak, Ayah terlalu takut. Ayah takut kita tak bisa dipertemukan kembali." Entah mengapa aku menjadi selemah dan setakut ini.

Ucapan ustad di kuburanmu sore tadi, dan nasihat rekan-rekan serta saudara menenangkan Ayah. Katanya, kamu akan menunggu Ayah dan Ibumu, memasuki surga bersama-sama.

Orang tuamu kini berjuang untuk menegarkan hati. Kehilangan kedua kali ini mungkin tak mudah. Namun kami akan mencoba untuk tetap tabah.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun.

Sampai bertemu di surga-Nya kelak, Nak.


Pradirwan
Cirebon, 28 September 2019

Strategi Visual Marketing Online

Sharing session visual marketing online kepada sekitar 100-an pelaku UMKM dalam acara yang digelar Kanwil DJP Jawa Barat I di Auditorium GKN Bandung, (Senin, 16/09/2019)


Pradirwan - Perkembangan teknologi saat ini demikian pesat. Perubahan pola perilaku manusia saat ini terpengaruh oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih itu. Sebut saja kemunculan media sosial. Dengan dukungan berbagai piranti canggih yang dilengkapi beragam fiturnya yang mumpuni serta harga ekonomis, menjadikan media sosial semakin diminati.

Survei yang dilakukan Jakpat menyebutkan, secara umum Facebook dan Instagram masih menjadi platform media sosial yang paling banyak digunakan pada semester I-2019 di Indonesia. Hasil ini masih sama dengan semester I tahun lalu. Meski begitu, Youtube bisa menghasilkan banyak pengguna dan menempati posisi kedua setelah Facebook.

Survei itu mencatat, Facebook memiliki 86% pengguna, Youtube 83% pengguna, dan Instagram 75% pengguna. Kehadiran para Youtuber mempengaruhi secara signifikan generasi milenial dan menjadikannya salah satu platform yang paling banyak diakses para pengguna Indonesia.

Berdasarkan rentang usia, usia muda (16-29 tahun) lebih memilih Instagram sebagai platform yang paling informatif dan menghibur bersama Youtube. Sementara itu, untuk usia menengah (30-39 tahun), Facebook menjadi platform terinformatif, sedangkan Youtube menjadi platform terfavorit yang mereka pilih atas konten-kontennya yang menghibur.

Saat ini, media sosial digunakan untuk berbagai kepentingan. Sifat media sosial yang dapat menjangkau luas orang-orang dari seluruh belahan dunia, bisa komunikasi 2 arah, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, segmentasi dapat disesuaikan, popular, bisa menghimpun data, ekonomis, dan terukur membuatnya banyak digunakan untuk menunjang bisnis.

Hanya dalam hitungan detik, sebuah konten terkait produk yang dibagikan bisa diakses secara bebas oleh semua orang yang menggunakan media sosial tersebut.

Ya, strategi pemasaran kini berubah. Kini visual marketing tak hanya mengandalkan media publikasi konvensional. Orang-orang menggunakan media sosial untuk mendongkrak omzet mereka.

Seorang pengusaha, penulis, dan pembicara publik asal Amerika Serikat, Seth Godin mengatakan, perhatian dan kepercayaan adalah dua elemen paling berharga dari ekonomi kita ke depan. Pertanyaannya, bagaimana agar konten yang dibagikan itu mendapat perhatian dan pemasar mendapat kepercayaan?

Jadilah yang menarik perhatian

Content is a king. 'Bermainlah' dengan konten dan caption yang menarik di media sosial. Buatlah konten visual (foto, grafis, video) yang memikat, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk visual, dan informasi visual jauh lebih ‘lengket’ daripada konten jenis lain.

Kekuatan visual akan membuat pemasaran menjadi lebih kuat, lebih berkesan, dan dapat mengubah hal-hal tak berwujud menjadi sesuatu yang konkret, serta membantu pelanggan membayangkan pesan dan mem-branding produk kita di alam pikiran mereka.

Sudah banyak akun media sosial yang dibuat untuk memasarkan produk. Namun di antara akun-akun itu, hanya sedikit yang berhasil meningkatkan penjualan produknya. Apa yang kita lihat berulang kali menunjukkan bahwa seseorang atau organisasi yang berhasil adalah mereka yang menjadikan setiap kontennya adalah raja. Mereka menaruh perhatian serius pada setiap konten yang dibagikannya.

Selain membuat visual yang menarik, caption juga memegang peranan penting. Fred S.Parrish dalam bukunya “Photojournalism: An Introduction” menjabarkan bahwa caption membantu mengarahkan perspektif sebuah foto dan menjelaskan detail informasi yang tidak ada dalam gambar, membingungkan, atau tidak jelas.

Ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan hanya melalui konten visual dan platform media sosial menyediakan ruang untuk melengkapi kekurangan itu. Ruang itu disebut caption yang bisa dimanfaatkan untuk menuliskan deskripsi, daya tarik, bahkan kelebihan produk.

Setiap informasi yang detail akan membuat konsumen menyadari keunggulan produk kita dibandingkan kompetitor. Misalnya saat berjualan produk elektronik, kita bisa menuliskan di caption bahwa produk tersebut memiliki usia baterai lebih lama dibanding produk lain. Hal seperti ini tentu saja tidak bisa dilihat melalui foto, bukan?

Bangun Kepercayaan dan Jadilah yang Diinginkan Banyak Orang 

Mereka yang tidak bisa menarik perhatian, akan dilewatkan begitu saja. Alternatifnya, gunakan platform media sosial yang memasarkan dengan sisi manusia kita sebagai makhluk sosial. Selalu ramah dan rendah hatilah saat berinteraksi dengan pelanggan. Bertindaklah dengan cara membantu pelanggan mencapai impian, tujuan, dan keinginan mereka.

Kita tahu, sulit untuk menebarkan kepercayaan dalam media sosial. Terlebih kepada orang-orang yang baru dikenal. Tetapi ketika kita dapat membuatnya percaya dan membuat akun media sosial kita menjadi seperti yang mereka inginkan, mereka akan berkata, “Akun ini berbeda.”

Setiap pelanggan tentu akan menuntut kita membuat sesuatu yang istimewa. Ketika satu orang pelanggan sudah percaya, maka dia akan berbagi pengalamannya dan merekomendasikan akun kita, sehingga pelanggan baru akan mudah menemukan produk kita. Bukankah tidak ada yang dapat memengaruhi orang lebih baik dari rekomendasi seorang teman terpercaya?*



*quote dari pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.



artikel ini ditayangkan pertama kali di inilah koran

Tentang Tujuan Hidup

Perahu Nelayan (Dok. Pradirwan)
Pradirwan - Perahu nelayan akan baik-baik saja, kalau hanya bersandar di dermaga. Tapi bukan untuk itu perahu nelayan ini dibuat, melainkan untuk digunakan berjuang meraih tujuan.

Demikian juga manusia.

Lalu, apa tujuan hidup manusia?

Pertanyaan yang sangat fundamental ini menyangkut aspek filosofis dan praktis. Para filsuf memikirkannya. Orang biasa pun menggumulkannya. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa hidup memiliki tujuan?

Belajar dari banyak hal yang aku temui hingga saat ini, membuatku banyak berpikir tentang hidup. Hal pertama yang sangat menarik perhatianku adalah kompleksitas dan keteraturan alam semesta maupun tubuh kita.

Semua anggota tata surya bergerak dengan pola yang teratur. Dibutuhkan kesesuaian dengan hukum alam yang begitu kompleks untuk memiliki alam semesta seperti sekarang ini. Begitu pula dengan tubuh kita. Perkembangan ilmu biomolekuler menunjukkan bahwa DNA manusia jauh lebih kompleks daripada yang dipikirkan oleh banyak orang. Bukan hanya ada struktur yang jelas dan rumit, tetapi juga mengandung semacam informasi di dalamnya.

Semua yang rumit dan teratur itu pasti menyiratkan sebuah tujuan. Kerumitan tanpa keteraturan adalah kekacauan. Sedangkan, keteraturan tanpa kerumitan mungkin cuma hasil peristiwa yang dianggap biasa saja, lumrah, dan tak berarti apa-apa.

Hal kedua yang menyiratkan tujuan hidup adalah pencarian nilai hidup. Semua orang ingin hidupnya bermakna. Nah, makna ini dipengaruhi oleh tujuan yang diyakini oleh orang tersebut. Segala sesuatu yang dianggap tidak selaras atau mendukung pencapaian tujuan tersebut akan dianggap kurang bernilai. Begitu pula dengan sebaliknya. Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan itu dipandang bernilai.

Tanpa kesadaran tentang tujuan hidup, seseorang akan merasa hidupnya kurang bernilai. Apalah artinya seorang manusia di antara miliaran yang pernah ada di bumi? Apalah artinya seorang manusia di tengah-tengah alam semesta yang sedemikian besar?

Pada akhirnya, kita mengetahui bahwa Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia (QS. As-Shod ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat.

"Aku tidak menjadikan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz Dzariat: 56)

Hampir semua orang memikirkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup. Manusia ada untuk menikmati kebahagiaan. Begitu kira-kira, pemikiran mereka pada umumnya.

Persoalannya, manusia seringkali tidak memahami kebahagiaan. Mereka juga tidak mengetahui bagaimana mencari kebahagiaan. Atau, benarkah kebahagiaan perlu dicari? Mungkinkah kebahagiaan merupakan konsekuensi (hasil) dari mencari yang lain?

Realita hidup mengungkapkan bahwa hal-hal yang non-material membawa kepuasan yang lebih daripada hal-hal yang material. Beragam survei menunjukkan bahwa manusia mendapatkan kepuasan yang lebih pada saat mereka membagi apa yang mereka miliki dengan orang lain daripada menggunakannya untuk diri sendiri. Menghamburkan uang untuk diri sendiri hanya membawa kesenangan. Membaginya dengan orang lain mendatangkan kepuasan.

Banyak orang juga menyetujui bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh seberapa banyak yang dimiliki oleh seseorang, tetapi seberapa banyak orang itu bisa mengapresiasi apa yang dia miliki. Ada orang kaya yang tidak berbahagia karena selalu merasa kurang. Sebaliknya, ada orang yang hidup sederhana namun bahagia.

Apa yang aku catat di atas semoga dapat menuntun kita untuk memahami tujuan hidup yang sesungguhnya. Bahwa apa yang sering ditawarkan oleh dunia sebagai tujuan hidup atau kebahagiaan hidup ternyata tidak esensial, apalagi fundamental. Semua hanya di permukaan belaka (superfisial). Tidak heran, semakin besar upaya mereka untuk memperoleh kebahagiaan, semakin besar kekecewaan mereka.

Pada akhirnya, kesuksesan sejati bagiku adalah nasib baik yang didapat dari penetapan cita-cita, keringat, dan inspirasi.

Semoga bermanfaat.

Pradirwan
Bandung, 15 Mei 2019

sumber : https://www.instagram.com/p/BxfBX9mhs-n/

DJP Jabar I dan Mandiri Syariah Kompak Beri Kurban


Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jawa Barat I, Yusron Purbatin Hadi menyerahkan seekor sapi sebagai simbolis dari total 6 hewan kurban kepada Sesepuh dusun Nangtung, Ajat di Sumedang (Selasa, 13/08/2019).
Pradirwan - Kanwil DJP Jawa Barat I dan Bank Mandiri Syariah Dago, Bandung memberikan 6 hewan kurban kepada masyarakat Dusun Nangtung, Desa Ciherang, Sumedang, Selasa (Selasa, 13/08).

Aksi yang digelar di sekitar Masjid Alfurqon ini diwakili oleh Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jawa Barat I, Yusron Purbatin Hadi didampingi beberapa pegawai Kanwil DJP Jawa Barat I dan Bank Mandiri Syariah Dago. Hewan kurban tersebut diterima oleh sesepuh dusun Nangtung, Ajat.

Yusron mengatakan, penyerahan hewan kurban ini merupakan bentuk silaturahmi Kanwil DJP Jawa Barat I dengan masyarakat Nangtung. Dirinya berharap silaturahmi ini akan terjalin hubungan yang baik antara DJP dan lingkungan masyarakat sekitar.

"Mudah-mudahan silaturahmi ini bisa berlanjut di masa depan. Mohon diterima kurban 1 ekor sapi dan 3 ekor domba dari pegawai Kanwil DJP Jawa Barat I, dan 2 ekor domba dari pegawai Bank Syariah Mandiri. Mohon doanya, agar tugas kami dalam mengumpulkan pajak sekitar Rp35 triliun dapat tercapai," ujarnya.

Perwakilan Bank Mandiri Syariah, Gunawan menambahkan, tidak akan sempurna pengamalan syariat Islam kecuali dilaksanakan secara bersama-sama. "Kami berterima kasih telah diajak Kanwil DJP Jawa Barat I, bersama-sama berkolaborasi memberikan kontribusi kepada masyarakat Nangtung ini," kata Gunawan.

Sementara itu, Ajat mengucapkan terima kasih atas kunjungan rombongan Kanwil DJP Jawa Barat I seraya mendoakan agar para pemberi kurban tersebut diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

"Alhamdulillah, dalam sejarahnya di Nangtung akhirnya ada yang berkurban sapi. Warga Nangtung pastinya berbahagia. Kemarin, infonya hanya ada sapi, alhamdulillah ternyata ada tambahan 5 domba. Berarti ada rejeki untuk warga Nangtung, terima kasih banyak," ungkapnya.

Ustaz Kiki Ramdani yang hadir dalam acara itu memberikan tausiah. Menurut Kiki, Hari Iduladha sarat akan makna dan kaya hikmah. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Hari Raya Kurban ini. Salah satunya sebagai bentuk syukur terhadap nikmat Tuhan. “Melaksanakan shalat dan berkurban adalah tanda mensyukuri nikmat Allah SWT. Andaikan kita menghitung nikmat Allah yang diberikan, niscaya tidak dapat kita menghitungnya,” katanya.

Selain itu, menurutnya, hikmah berkurban adalah melatih kesabaran. “Kesabaran itu ada 3 hal, kesabaran menghadapi maksiat, kesabaran menghadapi musibah, dan kesabaran dalam ketaatan. Kisah Nabi Ibrahim AS adalah teladan kesabaran dalam ketaatan tersebut,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, dengan berkurban, seorang Muslim diharapkan akan menjadi pribadi yang lebih taat. “Berkurban dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mencerminkan sikap takwa. Semoga Allah Ta'ala menerima ibadah kurban kita semua. Amin,” pungkasnya. (HP)

sumber :

pajak.go.id 
jabar ekspres 

17 Tahun Tak Bertemu, Alumni SMAN 2 Cirebon Gelar Pitulasan

Pitulasan menjadi ajang silaturahmi alumni SMAN 2 Cirebon angakatan 2002.
Pradirwan - Bertemu banyak kawan lama dan para guru memang mengasyikkan. Bukan hanya melepas rindu setelah bertahun-tahun tak bertemu, namun bernostalgia dengan menceritakan lagi pengalaman yang pernah dilalui bersama sudah pasti seru. Inilah yang tergambar dalam reuni 17 tahun SMAN 2 Cirebon yang digelar oleh lulusan tahun 2002.

Foto bersama alumni dengan guru per kelas (2.1)

Acara yang bertajuk "Pitulasan SMANDA 02 Reunian" ini bertempat di Aula SMAN 2 Cirebon, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.1 Cirebon, Sabtu (10/08/2019). Ratusan alumni kumpul-kumpul bertukar cerita. Bukan hanya yang berdomisili di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) saja, namun kawan yang berada di daerah lain di Indonesia tak mau ketinggalan. Ini sesuai makna Pitulasan, yang tak hanya merepresentasikan angka 17 tahun (dalam bahasa Jawa, pitulasan berarti peringatan 17 tahun), tetapi Pitulasan bermakna Pingin Ketemu Wis Lawas Pisahan (ingin bertemu (karena) sudah lama berpisah).

“Ini acara temu kangen antar alumni sekolah kami. Setelah 17 tahun kami tidak pernah kumpul bareng seperti ini, dikarenakan kesibukan pekerjaan masing-masing,” ungkap Nova Agung, Ketua Panitia Reuni.

Selain untuk menjalin silaturahmi, di temu kangen ini para alumni dapat saling berbagi informasi dan cerita tentang pekerjaan dan bisnis yang sedang dijalani.

"Pitulasan ini tujuan utamanya menjalin silaturahmi antar alumni yang sudah terpisah bertahun-tahun. Selain itu, bisa menjadi jembatan untuk kerja sama dalam berbisnis atau lainnya. Oleh karena itu, kami berharap, ke depannya bisa diselenggarakan juga reuni perak nanti," ujar Nova.

Berbagai latar pekerjaan alumni memang tumplek blek dalam acara ini. Ada yang menjadi pengusaha, birokrat, karyawan, dan berbagai profesi lainnya.

sebagian alumni 2.1 berfoto bersama di booth yang disediakan

Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Cirebon yang juga mantan ketua OSIS angkatan 2002, Rochmat Hidayat mengatakan bahwa reuni ini ingin menunjukkan soliditas para alumni. "Kita bukan sedarah, tapi lebih dari saudara," kata Rochmat di sambut tepuk tangan para hadirin.

Lebih lanjut Rochmat mengatakan, saat-saat bersekolah di SMAN 2 Cirebon merupakan saat belajar arti kehidupan. Ia bercerita bagaimana para guru di SMAN 2 Cirebon, tak hanya mengajarkan pelajaran pada umumnya, namun juga tentang bagaimana melatih mental dalam menerima kenyataan.

Di akhir sambutannya, ia memimpin doa untuk para guru yang telah mendidik para alumni itu.Selain alumni, acara juga dihadiri 12 guru yang pernah dan/atau masih mengajar di SMA tersebut.
fokus menyimak


Plt. Kepala SMAN 2 Cirebon, Ety Nur Rochaeni menyambut baik acara pitulasan tersebut. "Menjadi bagian dari SMAN 2 Cirebon adalah sesuatu yang luar biasa. Terlebih dengan kehadiran para alumni, saya akan terus mengikuti acara ini sampai selesai," ungkapnya mengapresiasi.

Ety menambahkan, kesuksesan yang diraih para alumni merupakan keberhasilan para guru yang mendidiknya. "Tidak pernah jauh (sifat) anak itu dari bapak ibunya. Jadi keberhasilan para alumni yang hadir disini dan dimana pun berada itu juga karena ada peran Bapak Ibu gurunya. Oleh karena itu, mari bersama-sama junjung tinggi nama SMAN 2 Cirebon ini dengan sebaik-baiknya," katanya.

Lebih lanjut, ia berpesan untuk jangan pernah 'memanfaatkan' orang yang berada 'di bawah'. "Mari se-iya sekata, saling bantu teman-temanmu, yang sukses bantu yang belum sukses, yang belum sukses jangan minder. Lakukan yang terbaik, harus guyub. Selamat. Selama menjadi Kepala Sekolah, ini acara reuni yang terbaik," pungkasnya.
Pemberian donasi untuk pembangunan masjid SMANDA Cirebon

Acara yang berlangsung sejak pukul 8 pagi itu berjalan semarak dengan banyak alumni bernostalgia. Selain itu, acara ini juga diisi dengan pemberian donasi, hiburan, dan bagi-bagi doorprize. (*)


sumber :
RadarCirebon
AyoBandung

Suaco dan The Godfather of Broken Heart

Suaco Cafe, Malang
Pradirwan - Sebuah bangunan unik berdiri di salah satu sisi Jl. Simpang Gajayana, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Hampir seluruh dindingnya dari kaca. Banyak jendela berukuran besar. Sirkulasi cahaya dan udara terjaga baik. Tanpa AC, bangunan ini tetap berhawa semilir. Terlebih di sekelilingnya tidak ada bangunan tinggi, membuat angin leluasa melewati kafe Suaco ini.

SUACO berasal dari SUA COffee, bertemu untuk ngopi, kira-kira itulah artinya. Kafe ini menjadi salah satu tempat kami ngumpul bareng sambil ngopi saat diklat di Malang, beberapa waktu lalu. Satrio dan Rindawan yang mengajak kami (saya, Hanip, Jundi, dan Farija) untuk merasakan suasana kafe ini.
menikmati kopi

Sambil membahas agenda yang kudu segera dieksekusi (opo iki???), kami pun mencicip menu kopi plus snack. V60 dengan beans dari Garut menjadi pilihanku.

Sang Ketua, Satrio tetap sibuk meski di cafe

Rindawan yang sejak tadi memegang gitar memeriahkan suasana. Berbagai lagu mulai dinyanyikan. Nongkrong semakin asyik ketika lagu-lagu mellow milik Didi Kempot dibawakan. Sewu kuto, stasiun Balapan, Cidro, Pamer Bojo, Kalung Emas, Suket Teki, dan sederet lagu patah hati lainnya melupakan segenap kepenatan kami.

Beberapa lagu yang dinyanyikan, baru malam itu aku dengar. Namun, beberapa penggalan liriknya masih terngiang hingga ku pulang.

Tak menyangka, tayangan Rosi di Kompas TV pada Kamis (1/8/2019) kemarin mengangkat fenomena lagu-lagu itu yang melekatkan citra Didi Kempot sebagai The Godfather of Broken Heart. 

Dari tayangan itu, sedikitnya aku mengetahui, kalau lagu cinta bertema mellow dan patah hati akan memiliki umur panjang di blantika permusikan.

"Memilih tema lagu yang deket dengan masyarakat. Patah hati semua pernah mengalami. Kata-kata yang dipilih juga yang mudah dipahami," ungkap Didi.

Tak jarang, lagu-lagu itu terinspirasi dari kisah nyata. Lagu 'Cidro' yang sangat ikonik itu misalnya berangkat dari pengalaman yang Didi Kempot rasakan sendiri semasa masih menjadi pengamen gondrong yang suka nongkrong.

"Waktu 'Cidro' ini mas lagi ngalamin apa? Mas yang lagi ngapusi (membohongi) siapa?" tanya Rosi.

"Saya yang diapusi (dibohongi) kok," jawab Didi Kempot sambil bercanda dan diikuti dengan tawa.

"Gimana dapet syair ini? Apa yang mas Didi lihat?" tanya Rosi lagi.

"Saya ngalamin. Masih ngamen, gondrong, tukang nongkrong. Naksir cewek. Ceweknya cantik. Dia mau, tapi keluarganya kayanya enggak lah," jawab Didi Kempot.

Mendengar cerita Didi Kempot, Rosi lantas menuturkan sebuah kata bijak.

"Buat keluarga yang sedang mendengarkan, yang telah menolak mas Didi Kempot, selalu ada penyesalan pada mantan yang berhasil," ujar Rosi.




Bandung, 3 Agustus 2019
Pradirwan

Monumen Penjara Banceuy, Riwayatmu Kini

Monumen Penjara Banceuy, salah satu jejak Bung Karno di Bandung dapat kita temui di sini.


Pradirwan - Kesendirian nampak diwakili patung yang sedang duduk sambil memegang buku dan pena bercat perunggu itu.

Patung Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, di Monumen Penjara Banceuy di Jalan ABC, Kota Bandung.

Menatap patung Bung Karno


Penjara yang oleh pemerintah kolonial Belanda diperuntukkan bagi tahanan politik tingkat rendah dan kriminal ini memiliki sejarah dan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia.

Sang Proklamator, saat mendekam di Penjara Banceuy ini merintis perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1929 bersama 3 anggota PNI: Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepradja.

Bung Karno menyusun pledoi yang sangat terkenal dan kemudian diberi nama Indonesia Menggugat.

Pledoi Indonesia Menggugat oleh Bung Karno ini dibacakan pada sidang pengadilan 18 Agustus hingga 22 Desember 1930, di tempat yang saat ini diberinama Gedung Indonesia Menggugat, di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Pengurus monumen Penjara Banceuy


Patung yang terbuat dari bahan perunggu itu ditempatkan di dekat sel penjara berukuran 210 sentimeter dengan lebar 146 sentimeter dan tinggi 350 sentimeter.

Sel nomor 5 itu satu-satunya yang tersisa, sementara bangunan sekelilingnya berubah menjadi pertokoan sejak tahun 1983.

Sel nomor 5

Sel yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1877 itu tertutup rapi dengan hiasan bendera merah putih. Di dalamnya terdapat papan kecil beralaskan tikar anyam, teko, gelas, serta baskom untuk membuang air kecil.

kondisi dalam ruangan penjara sel no 5

Di tempat seperti itulah selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan, Bung Karno mendekam sebagai tahanan politik oleh pemerintah kolonial Belanda.

Salah satu ungkapan Bung Karno, "Koe Korbankan Dirikoe di Penjara Ini Demi Bangsa dan Negarakoe Indonesia" menghiasi dinding kawasan itu. 

Pun demikian dengan replika bendera Merah-Putih, tertancap dalam tiang di depan penjara.

Sayang sekali, penjara yang saat ini dijadikan Museum Penjara Banceuy ini sepi pengunjung. Padahal saat ini, masyarakat seharusnya antusias merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-74. Salah satunya dengan mendatangi museum dan belajar sejarah agar dapat menghargai perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan.

Bandung, 6 Agustus 2019
Pradirwan
 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes