BREAKING NEWS
Showing posts sorted by relevance for query KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sort by date Show all posts

Perjalanan 3C: Perubahan Itu Nyata

Nasabah menunggu nomor antreannya dipanggil Customer Service di lokasi antrean kasir (teller). 


Pradirwan
- Loket teller BRI di Bandung ini nampak sepi sejak saya masuk ruangan ini, kemarin pagi. Tidak ada antrean nasabah yang mengular. Satu per satu nasabah yang akan bertransaksi melalui teller langsung dilayani. Tak perlu menunggu lama, nasabah loket ini sudah tak ada lagi.

Kondisi berbeda terjadi di loket Customer Service (CS). Antrean justru memenuhi semua kursi yang tersedia. Tiga loket yang dibuka silih berganti mengurai antrean yang semakin siang justru semakin penuh saja.

Antrean di Customer Service

Sejak saya mengambil nomor antrean 8, sudah lebih dari satu setengah jam nomor itu belum juga dipanggil. Saya amati, rata-rata mereka melayani satu orang nasabah membutuhkan waktu 10 hingga 25 menit, tergantung jenis layanan yang diberikan.

Saya teringat kondisi 10 tahun lalu. Kondisi yang saya ceritakan di atas justru berkebalikan. Loket teller bank penuh, sementara antrean di CS malah longgar.

Saya merasakan perubahan yang nyata telah terjadi. Digitalisasi sudah mengubah perilaku sosial dan proses bisnis. Energi dari digitalisasi ini memang luar biasa.

Kita mungkin merasakan perubahan-perubahan yang terjadi oleh teknologi ini: perubahan sosial, perubahan di bidang pelayanan publik, dunia usaha, juga dunia perbankan.

Dulu, pelayanan perbankan umumnya berpusat pada kantor cabang, sekarang sudah bergeser menjadi mobile-centric karena layanan-layanan itu sekarang sudah demikian dimudahkan dengan adanya mobile technology.

Pola perilaku masyarakat pun sudah bergeser kepada yang namanya user experience society. Pengguna layanan sangat dimudahkan dengan namanya One Click Lifestyle.

Untuk mengirim uang misalnya, kita bisa melakukannya dengan ponsel pintar yang kita miliki. Kita akan lapor SPT, bayar pajak, belanja, bayar tagihan, pesan tiket dan lain-lain tinggal one click. Itulah yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari saat ini.

Digitalisasi di DJP

DJP pun tak ketinggalan. Strategi Click, Call, Counter atau 3C menjadi andalan DJP dalam menjaga penerimaan pajak beberapa tahun terakhir ini. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Dengan 3C, akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga baik untuk wajib pajak maupun untuk DJP sendiri.

3C adalah perwujudan digitalisasi seluruh layanan DJP agar mudah diakses oleh wajib pajak melalui situs web dan telepon, sehingga wajib pajak datang ke kantor pajak jika memang layanan tidak bisa tertangani melalui keduanya.


Adapun, masing-masing unsur dalam 3C dapat dijelaskan sebagai berikut.

Click adalah setiap kegiatan pelayanan perpajakan yang dilakukan secara otomatis melalui mesin baik melalui situs web, aplikasi mobile, atau layanan lainnya tanpa melalui bantuan petugas pajak. 

Misalnya pendaftaran online melalui ereg.pajak.go.id, lapor SPT secara elektronik/e-Filing, pembuatan kode billing pembayaran pajak, insentif pajak, dan lain-lain.

baca juga: Kartu NPWP Belum Sampai, Rusak, atau Hilang? Ini Solusinya

Call adalah setiap kegiatan pelayanan perpajakan yang dapat dilakukan melalui situs web, aplikasi mobil, telepon ke pusat kontak (contact center) Kring Pajak 1500200, ataupun layanan lainnya yang dilakukan secara semi-otomatis dengan bantuan pusat kontak sebagai pendukung layanan (back office).

Selain Kring Pajak 1500200, seluruh Kantor Pajak menyediakan layanan informasi dan konsultasi ini baik melalui media sosial, chat WhatsApp, e-mail, ataupun telpon.

Sementara Counter adalah setiap kegiatan pelayanan perpajakan yang dilakukan secara manual melalui Kantor Pelayanan Pajak maupun Kantor Wilayah DJP.

Proses pelayanan di Loket TPT KPP Pratama Bandung Cibeunying 

Rencananya, akan ada 132 layanan DJP yang terus dan akan digitalisasi sejak 2019 sampai 2024 nanti. Rinciannya terdiri dari 59 layanan otomatis, 50 layanan dengan dukungan pusat kontak, serta 32 layanan yang menggunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maupun Kantor Wilayah (Kanwil) DJP sebagai pendukung layanannya.

Jika ini terwujud, mungkin hanya sedikit bahkan tak akan ada lagi wajib pajak yang datang ke loket Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) di Kantor Pajak. Wajib pajak hanya datang jika mendapat undangan dari kantor pajak, atau ingin berkonsultasi secara langsung di meja "Help Desk" (layanan Customer Service di KPP).

Merujuk pada kondisi BRI, maka sudah selayaknya DJP mulai menyiapkan lebih banyak petugas Help Desk agar tidak terjadi antrean panjang saat wajib pajak berkonsultasi. 

Sungguh, perubahan itu semakin nyata. (HP)

Catatanku tentang Wefie

Wefie 

Pradirwan ~ Melakukan berbagai kegiatan bersama teman memang bisa menjadi kegiatan asyik saat senggang. Keseruan momen kumpul bareng ini rasanya belum lengkap tanpa melakukan wefie

Terlebih jika momen kumpul bareng tersebut sangat langka, seperti salah satu momen di #photo yang saya unggah ini. Bisa satu frame bareng Walikota Bandung pak @ridwankamil, Kakanwil DJP Jawa Barat I, Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying, dan Ketua API.

Wefie atau we-selfie saya artikan sebagai kegiatan memotret sendiri memanfaatkan kamera telpon pintar atau kamera lainnya yang kemudian diunggah ke sosial media atau aplikasi obrolan daring.

Berbagai alasan kenapa orang senang melakukan wefie. Alasan utamanya karena bosan share terus-terusan foto selfie. 

Sudah jelas bukan yg dimaksud foto selfie? Yupz, memotret diri sendiri. (baca selengkapnya: Apa sih Definisi Foto Selfie Itu?)

Kebayang kan foto selfie itu sendirian terus. 

Ga mau kan kalo ada yang nyangka kamu ga punya temen? 

Atau gara-gara sering selfie jadi muncul pertanyaan aneh,  pasangan kamu mana? 

Atau yang lebih parah, kamu sedang ikutan uji nyali ya? Kok sendirian terus? Nah loh.

Nah, untuk menghindari itu baiknya sering-sering bikin foto wefie. Kenapa? 

Memories never dies, right?
Sependek pengetahuan saya, sebuah foto selalu menyimpan kenangan. 
“Hal terbaik mengenai sebuah gambar adalah gambar itu tidak pernah berubah, bahkan ketika orang-orang yang ada di dalamnya sudah berubah." - Andy Warhol 
Dari sebuah foto ia akan mampu bercerita. Malah ada yang bilang sebuah foto bisa bercerita lebih dari 1000 kata. (baca juga: Bercerita Lewat Fotografi, Bisakah? )

Sebuah foto memiliki kemampuan untuk menunjukkan emosi, gairah, narasi, gagasan serta pesan. Ia merekam semua cerita itu. (Baca juga artikel ini: Fotografi Dokumentasi )

Selain itu, bikin foto wefie itu bisa ngajak orang supaya gampang ngumpul. 

Ya, waktu kita keluarkan jurus wefie kita, pernah ga ngalamin tiba-tiba​ yang tadinya ga masuk frame mendadak merapat? Pernah kan? 😂😂😂

Wefie itu juga bisa mendatangkan pahala. 

Kebayang kan yg tadinya masing-masing sibuk lihat hapenya, terus ada ajakan wefie. Masing-masing jadi pasang muka senyum kan? Nah, senyum kan ibadah juga toh?

Wefie juga bikin kita mikir. 

Mikir gimana supaya orang yang banyak ini semuanya bisa masuk dalam satu foto. Ga asik kan kalo ada temen kita yang kepotong fotonya.

Dan alasan terakhir, biar ga kece...pian😂. 

Semakin banyak orang dalam foto kita semakin ngerasa kalau diri kita punya temen, ga spt uji nyali.😎😎

Bandung, 13/06/2017

Alasan Terbaik

Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying, Andi Setiawan, saat memberikan paparan (28/01/2018).

"Urip iku mung sawang sinawang (hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat)"-Pepatah Jawa.

Pradirwan - "Urip iku mung sawang sinawang," kataku mencoba menyanggah pendapat temanku. Ia menjelaskan padaku tentang 'keberuntungan' yang sering menghampiri kehidupan rekan kerjanya di kantor. 

"Kamu menganggap dirinya lebih bahagia dibanding dirimu, bisa jadi yang kamu anggap bahagia itu malah menganggap kamu lebih bahagia darinya," ujarku meyakinkan.

Sesungguhnya, keluh kesah yang dipaparkan temanku itu sangat wajar. Apalagi ia sudah bekerja dengan baik, tentu rasanya ingin mempunyai sandang, pangan, papan, dan pulsa yang layak pula dengan status “milik dan dibiayai sendiri”. Tapi apalah daya, terkadang kenyataan tak seindah impian. Ia melihat teman-teman lainnya yang bisa mengelola uangnya sebagai harta dan investasi, bukan untuk membayar kewajiban dan tanggung jawab, tentulah hal itu menimbulkan rasa iri dalam hati.

Sebagai makhluk yang tidak terlalu suci, aku pun menganggap rasa iri itu adalah hal yang sangat wajar. Yang perlu kita lakukan adalah mengelola rasa iri tersebut menjadi energi yang positif : #motivasi diri.

Bukankah tidak ada orang yang lahir tanpa masalah di dunia ini?

Apa yang nampak dari teman-teman kita dalam pergaulan sesungguhnya hanyalah tampaknya. Itu bukan yang sesungguhnya. Setiap orang memilih topeng yang berbeda dalam menghadapi suatu lingkup pergaulan. Ada yang memakai topeng terbahagia, tersanjung, tertawa, terluka, tersiksa, terlalu, dan terserahlah apa saja.

Lantas, tetiba aku mengingat kata-kata Kepala kantorku bapak @andisanputera. "Kita harus berikhtiar maksimal, dan yakinlah Tuhan akan memberikan melebihi yang kita inginkan." Bukankah kelak yang dipertanggungjawabkan di akhirat adalah apa yang telah kita lakukan, bukan apa-apa yang telah kita hasilkan?

Untuk itu, jika impian tak sesuai kenyataan, terimalah dengan ikhlas. "Selalu ada alasan terbaik kenapa sesuatu itu terjadi, meski itu menyakitkan, membuat sesak dan menangis. Kita boleh jadi tidak paham kenapa itu harus terjadi, kita juga mungkin tidak terima, tapi Tuhan selalu punya skenario terbaiknya. Jadi, jalanilah dengan tulus. Besok lusa, semoga kita bisa melihatnya, dan tersenyum lapang." *


#Cirebon, 280117

*Tere Liye, novel RINDU

Profil Patuan, Pegawai DJP yang Sumbang Medali Perunggu SEA Games 2019

Patuan Handaka Pulungan (Pasid)

Nama Patuan Handaka Pulungan mendadak menjadi perbincangan hangat para pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pasalnya, pegawai pajak yang akrab disapa Anda itu berhasil meraih medali perunggu dari cabang Obstacle Course Race (OCR) Sea Games 2019 di Filipina.

“Selama 2019, saya mendapat enam medali emas dan dua perunggu dari berbagai event. Satu medali perunggu terakhir saya dapat saat bertanding di Sea Games Filipina 2019 lalu,” ujarnya saat ditemui Intax di kantornya, Jumat (14/02).

Atas prestasinya itu, Desember 2019 lalu Dirjen Pajak Suryo Utomo secara khusus mengundangnya ke Kantor Pusat DJP di Jakarta. “Pak Suryo dan Pak Neil memberikan dukungannya. Mereka mengapresiasi karena saya berhasil terpilih menjadi atlet meskipun bersatus pegawai DJP. Ternyata prestasi pegawai DJP bukan hanya tentang pajak. Mereka mendukung sepanjang tidak mengganggu pekerjaan,” ucapnya.

Tak Disengaja

Keikutsertaan Fungsional Pemeriksa Pajak KPP Pratama Bandung Cibeunying itu menjadi atlet OCR tak disengaja. Semua berawal dari kesukaannya mendaki gunung yang mengharuskannya mempunyai fisik yang prima.

“Saya kuliah di STAN (PKN-STAN) D-III Penilai PBB 2007-2010. Saat di tingkat dua atau tiga, saya masuk organisasi pecinta alam, STAPALA, hingga saat ini. Salah satu kegiatannya mendaki gunung. Dari sinilah saya mulai berlatih fisik,” ungkapnya.

Pada 2014-2015, Anda mulai mendapat misi pendakian yang agak berat. Misi itu bernama Ekspedisi Seven Summit Indonesia.

“Saat itulah saya baru mulai ‘latihan benar’ seperti latihan Endurance dan Strenght. Biar bisa naik gunung, fisik pun harus bagus. Saya mulai berlatih trail (lari lintas gunung), lama-lama ikut Spartan Race (lari halang rintang, tetapi bukan di jalan, medannya mirip jalur pendakian atau hutan), hingga berlatih panjat tebing,” jelas pria yang pernah menjadi agen Kring Pajak itu.

“Pertama kali ikut di Malaysia sekitar Maret 2017. Terus mengikuti berbagai event, hingga pada 2019 menjadi titik di mana hasil kerja keras selama berlatih itu mulai mendapatkan hasil. Saya bisa naik podium,” senyum anak kedua dari empat bersaudara ini semakin mengembang.

Tercatat, Anda berhasil meraih Gold medal Spartan Race Super Category (13km-30 obstacles) Age Group, di Semenyih Malaysia 2019. Lalu ia pun meraih Gold medal Spartan Race Sprint Category (6km-25 obstacles) Age Group, di Batangas Philipina 2019, Gold medal Spartan Race Super Category Age Group, di Ipoh Malaysia 2019, Bronze medal Spartan Race Super Category Age Group, di Bukit Timah Singapore 2019, Gold medal Spartan Race Sprint Category Age Group, di Kuching Malaysia 2019, dan Gold medal Spartan Race Beast Category (21km-35 obstacles) Age Group, di Kuching Malaysia 2019.

“Secara keseluruhan, di 2019 sebanyak tiga kejuaraan, saya mendapat ranking satu, sehingga satu medali Gold medal Spartan Race South East Asian Series Age Group 2019 berhasil saya bawa pulang dan satu tiket untuk ikut ke kejuaraan dunia,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, keikutsertaan Indonesia di ajang Sea Games 2019 Filipina cabang OCR ini mendadak. Oleh karena itu, Federasi OCR Indonesia tidak bisa menyelenggarakan pelatnas. Mereka menyeleksi dari berbagai profil atlet yang sesuai kriteria untuk ikut ke Sea Games.

“Itulah kenapa, banyak teman-teman atlet lain yang bertanya-tanya, kok tidak pernah nampak di pelatnas?” katanya sambil terbahak.

Fokus dan Manajemen Waktu

Menjadi seorang PNS dan atlet sekaligus menggeluti hobinya mendaki gunung tentu menyita banyak waktu. Namun, Anda berhasil menyiasati semua keterbatasan itu. Kuncinya dalam membagi waktu dan disiplin diri.

Bagi Anda, proses recovery dan makanan yang sehat dan cukup itu penting. Anak pasangan PNS di Sidempuan itu membiasakan waktu tidurnya selama enam jam. “Saya biasa tidur pukul 10 maksimal pukul 11 malam. Tidur harus enam jam. Kalau tidur cukup, maka apa pun yang akan kita lakukan besok, bisa dijalani dengan fit,” ujarnya.

“Dari STAPALA saya mulai serius. Ini untuk mendukung saya agar terpilih di ekspedisi Seven Summit Indonesia. Mendaki tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia. Seleksinya cukup ketat. Dari 30 orang pendaftar hanya lima orang yang terpilih,” ujarnya.

Tak hanya di Indonesia, ekspedisi juga dilakukan Anda di luar negeri, seperti puncak Elbrus (Rusia), Aconcagua (Argentina), dan Kilimanjaro (Tanzania).

Untuk melakukan semua kegiatan itu, dirinya tidak pernah menggunakan jam kerja kantor. “Saya memanfaatkan jatah cuti dan libur semester saat masih kuliah di STAN,” tuturnya.

Kebiasaan lainnya adalah dirinya menjadi lebih disiplin berolahraga. Dengan membiasakan berolahraga, ia mengaku tubuh menjadi jarang sakit, lebih sehat, dan pada akhirnya dapat meningkatkan performa kinerja.

“Menjadi pemeriksa pajak itu lebih fokus. Paling menarik, kita bisa membagi waktu sendiri, kita bisa fokus ke pemeriksaan saja, dan sesuai saja dengan ilmu yang kita pelajari langsung saat di STAN. Kontribusinya juga lebih terasa. Hasil pemeriksaan kan SKPKB, terus dibayar WP, jadi sumbangsih ke negara juga lebih terasa,” ujarnya.

Kesuksesan Anda merupakan buah perjuangan panjang. Muara atas keteguhannya untuk tidak menyerah terhadap keterbatasan. Yang tentunya bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja.

“Bermimpi pun tidak. Namun, kalau sudah masuk dan memilih, jalani dengan total semampunya. Jalani apa yang kamu lakukan dengan seratus persen. Jangan setengah-setengah. Maksimalkan semua potensi kita. Kita tidak pernah tahu hal baik apa yang akan muncul kemudian hari,” pungkasnya. (HP)

Editor: Dwi Ratih Mutiasari

Artikel ini dipublikasikan pertama kali di Majalah Internal DJP, INTAX, Edisi I - 2020

Berhentilah mencari alasan, segera manfaatkan TPWP 2015!

Berhentilah mencari alasan, segera manfaatkan TPWP 2015 

"He that is good for making excuses is seldom good for anything else." (Dia yang bagus untuk membuat alasan, jarang sekali bagus melakukan hal lain). Benjamin Franklin

Pradirwan - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah mencanangkan tahun 2015 sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Inti dari kebijakan ini adalah memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk melakukan perbaikan dari kesalahan di masa lalu melalui Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi (PPSA).
 
Copyright © 2021 Pradirwan and OddThemes